Evaluasi dan Analisis Fungsi Pohon Berdasarkan Segmen Jalan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Evaluasi dan Analisis

5.1.1. Evaluasi dan Analisis Fungsi Pohon

Proses penilaian fungsi pohon pada lanskap Jln. Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon meliputi 9 aspek, yaitu fungsi pengarah, fungsi pembatas, fungsi peneduh, fungsi kontrol angin, fungsi kontrol bunyi, fungsi kontrol cahaya, fungsi kontrol polusi, fungsi konservasi, dan fungsi pemberi identitas. Penilaian terhadap fungsi-fungsi tersebut dilakukan berdasarkan kriteria fungsi pohon lanskap jalan menurut Hakim dan Utomo 2003, Wungkar 2005, serta Direktorat Jenderal Bina Marga 2010.

5.1.1.1. Evaluasi dan Analisis Fungsi Pohon Berdasarkan Segmen Jalan

Penilaian fungsi pohon lanskap jalan dilakukan pada setiap segmen jalan. Hasil penilaian fungsi ini terdiri atas 4 kategori, yaitu buruk, sedang, baik, dan sangat baik sesuai dengan persentase pemenuhan kriteria yang diperoleh. 1 Fungsi Pengarah Tanaman dapat berfungsi sebagai pengarah jika kriteria tanaman sesuai dengan kriteria fungsi pengarah untuk tanaman lanskap jalan menurut Hakim dan Utomo 2003, Wungkar 2005, serta Direktorat Jenderal Bina Marga 2010 seperti yang terdapat pada Tabel 2. Tabel 13. Penilaian Fungsi Pengarah pada Segmen I -- VI No. Segmen Kriteria Persentase Keterangan a b c d e 1. I 4 4 4 2 3 85,00 Sangat Baik 2. II 4 3 4 2 1 70,00 Baik 3. III 3 1 2 1 1 40,00 Buruk 4. IV 2 3 3 1 2 55,00 Sedang 5. V 2 2 1 1 2 40,00 Buruk 6. VI 4 2 1 1 2 50,00 Sedang Keterangan: a, b, c, d, dan e merupakan kriteria fungsi pengarah yang terdapat pada Tabel 2 a Segmen I Hasil penilaian fungsi pengarah pada Segmen I adalah sebesar 85 atau termasuk dalam kategori sangat baik Tabel 13. Hampir semua pohon memiliki ketinggian ≥ 6 m. Pohon-pohon tersebut ditanam secara massal dan berbaris dengan jarak tanam yang rapat Gambar 9. Selain itu, sebagian besar pohon berusia dewasa sehingga pertautan antartajuknya terlihat sangat jelas, kecuali pada penanaman palem raja R. regia. di depan Polres Bogor dan gedung PLN. Masing-masing tajuk tanaman palem tidak saling bertautan walaupun ditanam dengan jarak tanam yang rapat 3 m. Penanaman pohon secara berkesinambungan banyak terdapat di antara Jln. Juanda -- Taman Topi dan di depan gedung PLN. Secara keseluruhan pola penanaman pada segmen ini berkesan rapi sehingga memudahkan orientasi. Gambar 9. Penanaman Pohon dengan Jarak Tanam Rapat di Jln. Kapten Muslihat b Segmen II Hasil penilaian fungsi pengarah pada Segmen II adalah 70 atau termasuk dalam kategori baik Tabel 13. Hampir semua tanaman pada segmen ini memiliki ketinggian ≥ 6 m. Tanaman berjenis kenari C. commune mendominasi penanaman pada segmen ini. Penggunaan kenari sebagai tanaman mayoritas serta komposisi penanaman yang massal, berbaris, dan dengan jarak tanam rapat dapat berfungsi cukup optimal dalam mengarahkan dan memudahkan orientasi pengguna jalan. Penanaman tanaman di sepanjang jalan dari Plaza Jembatan Merah hingga Taman Topi Square berjumlah lebih sedikit dengan pola penanaman linear. Selain itu, penanaman pada area ini terlihat tidak berkesinambungan, walaupun ditanam secara berbaris. Penanaman dalam jumlah banyak dan berkesinambungan hanya terdapat di antara SMA Taruna Andhiga hingga SPBU. c Segmen III Hasil penilaian fungsi pengarah pada Segmen III adalah 40 atau termasuk dalam kategori buruk Tabel 13. Lebih dari setengah pohon yang terdapat pada segmen ini memiliki ketinggian rata-rata ≥ 6 m. Ketinggian rata-rata tanaman mahoni S. mahogani di Jln. Mayjen Ishak Djuarsa, tepatnya depan Yonif Garuda 315 adalah ≥ 6 m. Penanaman mahoni tersebut juga dilakukan dalam jarak tanam yang rapat dan berkesinambungan. Namun, pertautan antartajuknya kurang terlihat karena usia tanaman yang masih muda. Selain itu, terdapat penanaman tanaman yang massal beraneka jenis di Jln. Veteran. Ketinggian rata-rata tanaman pada area tersebut ≥ 6 m, tetapi pola penanamannya tidak berbaris maupun berkesinambungan. Oleh karena itu, secara umum penanaman tanaman pada Segmen III berkesan kurang rapi. d Segmen IV Hasil penilaian fungsi pengarah pada Segmen IV adalah 55 atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 13. Sebagian besar tanaman ditanam dengan jarak tanam yang rapat. Namun, usia pohon yang terbilang muda menyebabkan pertautan antartajuknya tidak terlihat begitu jelas. Faktor yang sama juga menyebabkan kepadatan massa tajuk dari tanaman tersebut kurang terlihat. Salah satu contohnya adalah kepadatan massa dan pertautan antar tajuk tanaman mahoni S. mahogani di Jln. Mayjen Ishak Djuarsa persimpangan Jln. Pagentongan dan Yonif Garuda 315 yang kurang terlihat. Walaupun demikian, kelompok tanaman tersebut cukup berkesan rapi karena pola penanamannya yang berbaris, membentuk garis lurus, dan berkesinambungan. Selain itu, tinggi rata- rata hampir sebagian besar tanaman mahoni pada segmen ini ≥ 6 m. e Segmen V Hasil penilaian fungsi pengarah pada Segmen V adalah 40 atau termasuk dalam kategori buruk Tabel 13. Jenis mahoni S. mahogani mendominasi penanaman pada segmen ini. Penanaman mahoni ini paling banyak terdapat di area persimpangan Jln. Darul Qur’an dengan Jln. Sindang Barang dan di antara Giant Swalayan hingga Jln. Bayangkara. Penanaman di dua lokasi tersebut dilakukan secara berbaris dan berkesinambungan. Selain itu, rata-rata jumlah pohon yang memiliki ketinggian ≥ 6 m juga tidak banyak. Hampir sebagian besar penanaman berjarak tanam rapat, hanya saja dikarenakan usia pohon yang terbilang cukup muda sehingga tidak terlihat adanya tajuk yang saling bertautan Gambar 10. Gambar 10. Pertautan antartajuk Tanaman Mahoni Muda di Jln. Letjen Ibrahim Adjie f Segmen VI Hasil penilaian fungsi pengarah pada Segmen VI adalah 50 dari lima kriteria fungsi yang terpenuhi atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 13. Sebagian besar jenis pohon yang terdapat pada segmen ini adalah kenari C. commune dan mahoni S. mahogani yang terpusat di dua lokasi, yaitu di di area ruko Sindangbarang Grande dan Jln. Letjen Ibrahim Adjie dari Restoran Chick’n Fun hingga titik persimpangan Jln. Pagelaran. Selain itu, hampir keseluruhan pohon yang terdapat pada segmen jalan ini memiliki ketinggian ≥ 6 m, tetapi hanya sebagian pohon yang penanamannya dilakukan secara berbaris dan berkesinambungan. Hal ini dapat dilihat pada 3 batang pohon kenari di depan terminal Laladon yang tidak ditanam secara berkesinambungan. Contoh lainnya adalah kelompok tanaman yang terdiri dari kenari C. commune , mahoni S. mahogani, dan beringin F. benjamina di Jln. Letjen Ibrahim Adjie yang penanamannya tidak berbaris. Sebagian besar penanaman pohon pada segmen ini memiliki jarak tanam ideal dan hanya pada satu lokasi saja tanaman berjarak tanam cukup rapat. Secara keseluruhan, penanaman pohon pada segmen ini cukup berkesan rapi dan memudahkan orientasi. 2 Fungsi Pembatas Tanaman dapat berfungsi sebagai pembatas jika kriteria tanaman sesuai dengan kriteria fungsi pembatas untuk tanaman lanskap jalan menurut Hakim dan Utomo 2003, Wungkar 2005, serta Direktorat Jenderal Bina Marga 2010 seperti yang terdapat pada Tabel 2. Tabel 14. Penilaian Fungsi Pembatas pada Segmen I -- VI No. Segmen Kriteria Persentase Keterangan a b c d 1. I 4 4 3 4 93,75 Sangat Baik 2. II 4 3 3 4 87,50 Sangat Baik 3. III 3 2 2 2 56,25 Sedang 4. IV 3 3 3 3 75,00 Baik 5. V 2 3 2 1 50,00 Sedang 6. VI 4 3 2 1 62,50 Baik Keterangan: a, b, c, dan d merupakan kriteria fungsi pembatas yang terdapat pada Tabel 2 a Segmen I Hasil penilaian fungsi pembatas pada Segmen I adalah 93,75 atau termasuk dalam kategori sangat baik Tabel 14. Hampir semua tanaman yang terdapat pada segmen ini memiliki massa daun yang padat dan percabangan yang lentur. Kenari C. commune merupakan salah satu tanaman dominan pada segmen ini dengan percabangannya yang lentur. Selain itu, sebagian besar tanaman juga ditanam dengan jarak tanam yang rapat. Penanaman tanaman secara kontinyu terdapat di antara Jln. Juanda hingga Taman Topi dan di depan gedung PLN. b Segmen II Hasil penilaian fungsi pembatas pada Segmen II adalah 87,5 atau termasuk dalam kategori sangat baik Tabel 14. Hampir semua tanaman yang terdapat pada segmen ini memiliki massa daun yang padat Gambar 11. Kepadatan massa daun ini terlihat sangat jelas dikarenakan faktor usia yang telah dewasa, bahkan beberapa diantaranya berusia cukup tua. Selain itu, sebagian besar tanaman juga ditanam dengan jarak tanam antartanaman yang rapat. Hal ini dapat dilihat pada pertautan antartajuk tanaman yang begitu jelas terlihat. Penggunaan tanaman bercabang lentur, seperti kenari yang dikomposisikan secara massal dengan pola penanaman berbaris dan membentuk garis lurus dinilai berfungsi efektif sebagai tanaman pembatas. Pada tapak, deretan tanaman tersebut membatasi jalan dengan saluran drainase dan jalur pejalan kaki. Gambar 11. Penanaman Pohon dengan Massa Daun Padat di Jln. Veteran c Segmen III Hasil penilaian fungsi pembatas pada Segmen III termasuk dalam kategori sedang atau sebesar 56,25 dari empat kriteria fungsi terpenuhi Tabel 14. Berbagai jenis tanaman yang ada di Jln. Veteran depan Perpustakaan Kehutanan memiliki massa daun yang padat serta ditanam dengan jarak tanam yang rapat dan pola tanam yang tidak berbaris. Di Jln. Mayjen Ishak Djuarsa, penanaman mahoni S. mahogani dengan percabangan lentur dilakukan secara berbaris dan dalam jarak tanam yang rapat. Selain itu, massa daun tanaman tersebut cukup padat, namun karena usia yang masih muda maka kepadatan massa dan pertautan antartajuknya tidak terlihat sempurna. d Segmen IV Hasil penilaian fungsi pembatas pada Segmen IV termasuk dalam kategori baik atau sebesar 75 dari empat kriteria fungsi terpenuhi Tabel 14. Berdasarkan pengamatan, tanaman mahoni S. mahogani merupakan tanaman yang memiliki percabangan lentur. Penanaman mahoni di Jln. Mayjen Ishak Djuarsa antara Jln. Pagentongan hingga Yonif Garuda 315 dilakukan dalam jarak tanam yang rapat. Namun, faktor usia yang terbilang muda menyebabkan kepadatan massa dan pertautan antartajuknya kurang terlihat. Selain itu, mahoni juga ditanam secara berbaris dan berkesinambungan. e Segmen V Hasil penilaian fungsi pembatas pada Segmen V termasuk dalam kategori sedang atau sebesar 50 dari empat kriteria fungsi terpenuhi Tabel 14. Pohon yang memiliki percabangan lentur terhitung cukup banyak sehingga aman bagi pengguna jalan. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, sebagian besar penanaman tanaman terdapat di dua lokasi yaitu, di area persimpangan Jln. Darul Qur’an dengan Jln. Sindang Barang dan dari Giant Swalayan hingga Jln. Bayangkara. Pola penanaman beberapa tanaman di dua lokasi tersebut terlihat linear, dan berbaris secara kontinyu dengan jarak tanam antartanaman yang cukup rapat. Sementara pola penanaman di area lainnya dapat dikatakan kurang berbaris karena bervariasinya jarak antara tanaman ke badan jalan. Secara umum, sebagian besar tanaman pada segmen ini bermassa daun padat. f Segmen VI Hasil penilaian fungsi pembatas pada Segmen VI termasuk ke dalam kategori baik, yaitu sebesar 62,50 dari empat kriteria fungsi terpenuhi Tabel 14. Pada segmen ini, sebagian besar tanaman memiliki massa daun yang padat serta lebih dari setengah tanaman memiliki percabangan yang lentur. Sebagian besar penanaman pohon terdapat di dua lokasi, yaitu di area ruko Sindangbarang Grande dan di Jln. Letjen Ibrahim Adjie dari Restoran Chick’n Fun hingga titik persimpangan Jln. Pagelaran. Penanaman tanaman di dua lokasi tersebut dilakukan secara massal, tetapi hanya kelompok tanaman di area ruko Sindangbarang Grande saja yang ditanam secara berbaris dengan jarak tanam antartanaman yang cukup rapat. Sementara, penanaman beberapa tanaman di Jln. Letjen Ibrahim Adjie juga berjarak tanam rapat hanya saja karena usia pohon masih muda sehingga pertautan antar tajuknya tidak begitu terlihat. 3 Fungsi Peneduh Tanaman dapat berfungsi sebagai peneduh jika kriteria tanaman sesuai dengan kriteria fungsi peneduh untuk tanaman lanskap jalan menurut Hakim dan Utomo 2003, Wungkar 2005, serta Direktorat Jenderal Bina Marga 2010 sebagai berikut: a pohon dengan ketinggian sedang atau 15 m, b pohon dengan tajuk spreading, bulat, dome, dan irregular, c tajuk bersinggungan, d bermassa daun padat, e ditempatkan pada jalur tanaman minimal 1.5 m, f percabangan 2 -- 5 m di atas tanah, g penanaman secara berbaris dan berkesinambungan, seperti yang terdapat pada Tabel 2. Tabel 15. Penilaian Fungsi Peneduh pada Segmen I -- VI No. Segmen Kriteria Persentase Keterangan a b c d e f g 1. I 2 2 2 4 4 4 2 71,43 Baik 2. II 1 3 2 4 2 4 2 64,29 Baik 3. III 3 3 1 3 1 3 1 53,57 Sedang 4. IV 3 3 1 3 1 2 1 50,00 Sedang 5. V 3 3 1 2 1 2 1 46,43 Sedang 6. VI 4 2 1 4 1 4 1 60,71 Baik Keterangan: a, b, c, d,e,f, dan g merupakan kriteria fungsi peneduh yang terdapat pada Tabel 2 a Segmen I Hasil penilaian fungsi peneduh pada Segmen I sebesar 71,43 dari tujuh kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori baik Tabel 15. Sebagian besar tanaman pada segmen ini merupakan pohon berusia dewasa dengan ketinggian 15 m. Oleh karena itu, persinggungan antar tajuk tanaman terlihat cukup jelas. Tanaman yang ditanam pada segmen ini meliputi bunga ratu A. nobilis , dadap merah E. crystagali, kerai payung F. decipiens, beringin F. benjamina , beringin karet F. elastica, tanjung M. elengi, ki hujan S. saman, dan mahoni S. mahogani yang dapat memberikan keteduhan dari terik matahari melalui bentuk kanopi tajuk dan kepadatan massa daunnya. Tanaman-tanaman tersebut ditempatkan pada jalur hijau jalan dengan jarak tanam rata-rata 1,5 m dari bahu jalan. b Segmen II Hasil penilaian fungsi peneduh pada Segmen II sebesar 64,29 dari tujuh kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori baik Tabel 15. Persinggungan antar tajuk terlihat sangat nyata pada sebagian besar pohon. Hampir semua pohon merupakan pohon berusia dewasa dengan ketinggian 15 m. Pohon-pohon tersebut juga bermassa daun padat dan ditanam pada jalur hijau jalan. Selain itu, penggunaan tanaman sengon A. falcataria, beringin F. benjamina , beringin karet F. elastica, dan bunga sapu tangan M. grandiflora pada segmen ini ikut berkontribusi dalam memberi keteduhan dikarenakan bentuk kanopi tajuknya. Penanaman tanaman secara kontinyu hanya terdapat di antara SMA Taruna Andhiga hingga SPBU. c Segmen III Hasil penilaian fungsi peneduh pada Segmen III sebesar 53,57 dari tujuh kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 15. Semua tanaman memiliki ketinggian 15 m. Tanaman mahoni memenuhi hampir sebagian besar penanaman pada segmen ini. Faktor usia yang muda menyebabkan persinggungan antartajuk tanaman mahoni di Jln. Mayjen Ishak Djuarsa kurang terlihat, walaupun ditanam dengan jarak tanam yang rapat. Tanaman mahoni tersebut juga ditanam secara berbaris dan berkesinambungan. Selain itu, sebagian besar tanaman pada segmen ini juga memiliki tinggi percabangan 2 -- 5 m dan ditanam dalam jarak 1,5 m dari bahu jalan. d Segmen IV Hasil penilaian fungsi peneduh pada Segmen IV sebesar 50 dari tujuh kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 15. Hampir semua tanaman yang ada pada segmen ini memiliki ketinggian 15 m. Tanaman dengan bentuk tajuk dome mendominasi penanaman pada segmen ini. Sebagian besar tanaman pada segmen ini berusia muda, sehingga persinggungan antar tajuk kurang terlihat, begitu juga dengan kepadatan massa daunnya. Penanaman tanaman mahoni dengan tinggi percabangan rata-rata 2 -- 5 m dan ditanam secara berbaris dapat memberikan keteduhan melalui bayangan yang terbentuk. Semua tanaman ditanam pada tepi jalan dengan jarak 1,5 m dari badan jalan. e Segmen V Hasil penilaian fungsi peneduh pada Segmen V sebesar 46,43 dari tujuh kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 15. Hampir seluruh tanaman yang terdapat di segmen ini memiliki ketinggian 15 m. Penanaman mahoni S. mahogani secara massal di dua lokasi, yaitu di area persimpangan Jln. Darul Qur’an dengan Jln. Sindang Barang dan dari Giant Swalayan hingga Jln. Bayangkara, cukup memberikan keteduhan walaupun memiliki massa daun yang belum padat. Di sisi lain, sejumlah mahoni pada lokasi tertentu ditanam dengan jarak tanam yang jarang sehingga kurang bisa memberikan keteduhan bagi pengguna. Secara keseluruhan, hampir sebagian besar tanaman memiliki percabangan 2 -- 5 m dari tanah, kecuali beberapa tanaman yang menderita penyakit brum pada batang, dan hanya sebagian kecil saja yang ditanam dengan jarak minimal 1,5 m dari badan jalan. f Segmen VI Hasil penilaian fungsi peneduh pada Segmen VI menunjukan 60,71 dari tujuh kriteria terpenuhi sehingga termasuk ke dalam kategori sedang Tabel 15. Sebagian besar pohon yang terdapat pada segmen ini memiliki ketinggian rata-rata kurang dari 15 m dan bermassa daun padat. Selain itu, hanya beberapa tanaman saja yang memiliki tinggi percabangan rata-rata 2 m dari permukaan tanah. Penanaman dengan tajuk bersinggungan hanya terdapat pada area ruko sindangbarang, sedangkan penanaman beberapa kenari di depan Terminal Laladon tidak memperlihatkan tajuk yang saling bersinggungan walaupun ditanam pada jarak yang cukup rapat. Hal ini disebabkan oleh usia kenari yang masih muda. Penanaman tanaman dengan tajuk bulat, spreading, dome, dan irregular tampak nyata pada tepi Jln. Letjen Ibrahim Adjie. Penanaman tanaman pada area ini juga terlihat berbaris dan berkesinambungan Gambar 12. Gambar 12. Penanaman Tanaman di Tepi Jln. Letjen Ibrahim Adjie 4 Fungsi Kontrol Cahaya Tanaman dapat berfungsi sebagai pengontrol cahaya jika kriteria tanaman sesuai dengan kriteria fungsi kontrol cahaya untuk tanaman lanskap jalan menurut Hakim dan Utomo 2003, Wungkar 2005, serta Direktorat Jenderal Bina Marga 2010 yang terdiri atas: a jarak tanam rapat, b bermassa daun padat, c dan berdaun sempit. Tabel 16. Penilaian Fungsi Kontrol Cahaya pada Segmen I -- VI No. Segmen Kriteria Persentase Keterangan a b c 1. I 4 4 4 100 Sangat Baik 2. II 4 4 4 100 Sangat Baik 3. III 2 3 3 66,67 Baik 4. IV 3 3 3 75,00 Baik 5. V 1 2 3 50,00 Sedang 6. VI 1 4 3 66,67 Baik Keterangan: a, b, dan c merupakan kriteria fungsi kontrol cahaya yang terdapat pada Tabel 2 a Segmen I Hasil penilaian fungsi kontrol cahaya pada Segmen I menunjukan sebesar 100 dari tiga kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sangat baik Tabel 16. Semua tanaman pada segmen ini merupakan tanaman berdaun sempit dengan masa daun yang padat dan ditanam dengan jarak tanam yang rapat sehingga tanaman dapat menyaring cahaya matahari secara efektif. b Segmen II Hasil penilaian fungsi kontrol cahaya pada Segmen II menunjukan sebesar 100 dari tiga kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sangat baik Tabel 16. Berdasarkan pengamatan, semua tanaman pada segmen ini merupakan tanaman berdaun sempit dengan masa daun yang padat dan ditanam dengan jarak tanam yang rapat. c Segmen III Hasil penilaian fungsi kontrol cahaya pada Segmen III menunjukan sebesar 66,67 dari tiga kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori baik Tabel 16. Sebagian besar tanaman pada segmen ini memiliki massa daun yang padat, berdaun sempit dan ditanam dengan jarak tanam antar tanaman yang rapat. d Segmen IV Hasil penilaian fungsi kontrol cahaya pada Segmen IV menunjukan sebesar 75 dari tiga kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori baik Tabel 16. Mahoni S. mahogani merupakan tanaman berdaun sempit yang mendominasi penanaman pada segmen ini. Faktor usia yang masih muda menyebabkan kepadatan massa daun dan pertautan antar tajuk tanaman mahoni tersebut tidak terlihat sempurna. e Segmen V Hasil penilaian fungsi kontrol cahaya pada Segmen V menunjukan sebesar 50 dari tiga kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 16. Pada dasarnya, hampir sebagian besar tanaman yang ada di segmen ini, khususnya di dua lokasi memiliki massa daun yang padat dan jarak tanam yang cukup rapat. Namun, faktor usia yang masih terbilang muda menyebabkan dua kriteria tersebut tidak begitu terlihat. f Segmen VI Hasil penilaian fungsi kontrol cahaya pada Segmen VI menunjukan sebesar 66,67 dari tiga kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori baik Tabel 16. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, sebagian besar penanaman pada segmen ini memiliki jarak tanam antartanaman yang ideal, kecuali beberapa penanaman di area ruko Sindangbarang. Jarak tanam antara tanaman kelapa sawit E. guinensis dengan beringin F. benjamina terlihat cukup rapat. Beberapa penanaman pohon di Jln. Letjen Ibrahim Adjie juga cukup rapat, walaupun tidak terlihat secara signifikan dikarenakan usia pohon yang masih muda. Selain itu, sebagian besar tanaman yang terdapat di segmen ini memiliki massa daun yang padat dan berdaun sempit. 5 Fungsi Kontrol Angin Tanaman dapat berfungsi sebagai pengontrol angin jika kriteria tanaman sesuai dengan kriteria fungsi kontrol angin untuk tanaman lanskap jalan menurut Hakim dan Utomo 2003, Wungkar 2005, serta Direktorat Jenderal Bina Marga 2010 sebagai berikut: a tanaman tinggi, perdu, atau semak, b tahan angin atau tidak mudah tumbang, c bermassa daun padat dan tidak mudah rontok, d tidak berdaun lebar, e penanaman berbaris atau membentuk massa, dan f jarak tanam yang rapat, seperti yang terdapat pada Tabel 2. Tabel 17. Penilaian Fungsi Kontrol Angin pada Segmen I -- VI No. Segmen Kriteria Persentase Keterangan a b c d e f 1. I 4 4 4 4 3 4 95,83 Sangat Baik 2. II 4 4 4 4 3 4 95,83 Sangat Baik 3. III 3 2 3 3 2 2 62,50 Baik 4. IV 3 3 3 3 3 3 75,00 Baik 5. V 3 3 2 3 2 1 58,33 Sedang 6. VI 4 4 4 4 2 1 79,17 Sangat Baik Keterangan: a, b, c, d,e, dan f merupakan kriteria fungsi kontrol angin yang terdapat pada Tabel 2 a Segmen I Hasil penilaian fungsi kontrol angin pada Segmen I termasuk dalam kategori sangat baik atau sebesar 95,83 dari enam kriteria fungsi terpenuhi Tabel 17. Hampir semua tanaman pada segmen ini merupakan jenis tanaman dengan karakteristik daun yang tidak lebar dan tidak mudah rontok, serta perakaran yang kuat dan dalam. Selain itu, tidak ditemukan adanya kerusakan akar yang dapat menimbulkan tumbangnya pohon di saat angin bertiup kencang. Tanaman juga memiliki kepadatan massa daun dengan pola penanaman yang berbaris serta jarak tanam yang rapat sehingga dapat menahan tiupan angin. b Segmen II Hasil penilaian fungsi kontrol angin pada Segmen II termasuk dalam kategori sangat baik atau sebesar 95,83 dari enam kriteria terpenuhi Tabel 17. Hampir semua tanaman yang ditanam pada segmen ini memiliki karakteristik daun yang sempit dan tidak mudah rontok, serta perakaran yang kuat dan dalam. Selain itu, tidak ditemukan adanya kerusakan berat pada akar yang dapat mengakibatkan tumbangnya tanaman di saat angin bertiup kencang. c Segmen III Hasil penilaian fungsi kontrol angin pada Segmen III termasuk dalam kategori baik atau sebesar 62,50 dari enam kriteria fungsi terpenuhi Tabel 17. Perakaran tanaman mahoni S. mahogani yang terdapat di tepi Jln. Mayjen Ishak Djuarsa cukup kuat untuk menahan angin. Hal ini karena tidak adanya kerusakan akar serius yang dapat menyebabkan tumbangnya pohon di saat angin bertiup kencang. Mahoni tersebut ditanam secara berbaris dengan jarak tanam yang rapat. Sementara itu, penanaman tanaman yang tidak berbaris dijumpai di Jln. Veteran. Penanaman ini juga dilakukan pada lahan miring. Hal ini cukup mengkhawatirkan mengingat adanya kemungkinan rapuhnya akar dalam menahan tiupan angin. d Segmen IV Hasil penilaian fungsi kontrol angin pada Segmen IV termasuk dalam kategori baik atau sebesar 75 dari enam kriteria fungsi terpenuhi Tabel 17. Sebagian besar tanaman pada segmen ini merupakan jenis tanaman yang tahan angin dan tidak mudah tumbang sepanjang kondisi akar dalam keadaan sehat. Berdasarkan pengamatan, tidak ditemukan adanya kerusakan akar serius yang dapat mengakibatkan tumbangnya pohon ketika angin kencang bertiup. Mahoni S. mahogani merupakan tanaman berdaun sempit yang penanamannya dilakukan secara berbaris dengan jarak tanam antartanaman yang rapat. e Segmen V Hasil penilaian fungsi kontrol angin pada Segmen V termasuk dalam kategori sedang atau sebesar 58,33 dari enam kriteria fungsi terpenuhi Tabel 17. Sebagian besar tanaman pada segmen ini merupakan pohon dengan penanaman massal sejenis. Selain itu, hampir semua tanaman tersebut merupakan tanaman dengan perakaran kuat dan dalam serta tidak adanya kerusakan akar yang berarti yang mengakibatkan tumbangnya tanaman di saat angin kencang. Hampir semua tanaman yang ada merupakan tanaman berdaun sempit dan tidak mudah rontok. Penanaman pohon yang tidak merata dan tidak berkesinambungan terdapat di beberapa titik lokasi, khususnya di area SPBU Sindangbarang. Penanaman itu menyebabkan tiupan angin kencang di lokasi tersebut tidak terhalau secara efektif. f Segmen VI Hasil penilaian fungsi kontrol angin pada Segmen VI termasuk dalam kategori sangat baik atau sebesar 79,17 dari enam kriteria fungsi terpenuhi Tabel 17. Hampir semua tanaman yang ditanam pada segmen ini merupakan tanaman tinggi. Penanaman pohon yang dipadukan dengan perdu atau semak terdapat di beberapa lokasi. Tanaman yang ditanam merupakan jenis yang tidak mudah tumbang dan tahan terhadap angin. Hal ini dapat dilihat pada perakarannya yang kuat dan bukan merupakan akar dangkal. Sebagian besar tanaman juga bukan merupakan tanaman berdaun lebar sehingga tidak membahayakan pengguna jalan di saat angin bertiup kencang. Selain itu, hampir semua tanaman ditanam pada jarak tanam yang ideal dan hanya sedikit saja yang memiliki jarak tanam rapat. 6 Fungsi Kontrol Bunyi Tanaman dapat berfungsi sebagai pengontrol bunyi jika kriteria tanaman sesuai dengan kriteria fungsi kontrol bunyi untuk tanaman lanskap jalan menurut Hakim dan Utomo 2003, Wungkar 2005, serta Direktorat Jenderal Bina Marga 2010 sebagai berikut: a terdiri dari beberapa lapis tanaman kombinasi pohon, perdu, dan semak, b penanaman di dekat tepi jalan, c bermassa daun padat atau berdaun tebal, d terdapat kombinasi antara tanaman dengan dinding peredam, e terdapat variasi bentuk tajuk secara vertikal, f jarak tanam antar tanaman yang rapat, g terdapat penanaman beberapa spesies secara bersamaan, seperti yang terdapat pada Tabel 2. Tabel 18. Penilaian Fungsi Kontrol Bunyi pada Segmen I -- VI No. Segmen Kriteria Persentase Keterangan a b c d e f g 1. I 2 3 4 3 3 4 2 75,00 Baik 2. II 1 4 4 1 1 4 1 57,14 Sedang 3. III 2 3 3 1 1 2 1 46,43 Sedang 4. IV 2 3 3 1 1 3 1 50,00 Sedang 5. V 1 3 2 1 1 1 1 35,71 Buruk 6. VI 1 4 4 1 1 1 1 46,00 Sedang Keterangan: a, b, c, d,e,f, g merupakan kriteria fungsi kontrol bunyi yang terdapat pada Tabel 2 a Segmen I Hasil penilaian fungsi kontrol bunyi pada Segmen I termasuk dalam kategori baik atau sebesar 75 dari enam kriteria fungsi terpenuhi Tabel 18. Penanaman tanaman dengan kombinasi pohon, perdu, dan semak cukup banyak dilakukan. Sebagai contoh, kombinasi penanaman adam hawa R. discolor dan pandan kuning P. pyegmeus dengan pohon bunga ratu A. nobilis dan kenari C. commune di depan gedung Bapeda, juga kombinasi antara spider lili Hymenocallis sp. dan nanas merah Crypthantus sp. dengan pohon palem raja R. regia di depan gedung PLN. Kombinasi antara tanaman dengan dinding peredam dapat dilihat di antara Jln. Paledang hingga Jln.Merdeka -- Ciwaringin, yaitu kombinasi antara tanaman nusa indah M. phillipica dan palem raja R. regia dengan akalipa A. macrophilla dan bambu pagar B. multipleks. b Segmen II Hasil penilaian fungsi kontrol bunyi pada Segmen II sebesar 57,14 dari enam kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 18. Kombinasi penanaman yang terdiri atas pohon, perdu, dan semak jarang sekali terjadi, karena penanaman lanskap jalan lebih didominasi oleh pohon. Penanaman tanaman dengan variasi bentuk tajuk banyak terdapat di antara SMA Taruna Andhiga hingga SPBU. Jenis tanaman yang ada pada segmen ini terdiri atas, sengon A. falcataria, kenari C. commune, beringin F. benjamina, beringin karet F. elastica, bunga sapu tangan M. grandiflora, dan palem raja R. regia dengan berbagai bentuk dan kepadatan massa tajuknya serta ditanam dengan jarak tanam yang rapat. c Segmen III Hasil penilaian fungsi kontrol bunyi pada Segmen III sebesar 46,43 dari enam kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 18. Kombinasi antara tanaman dengan dinding peredam terdapat di Jln. Veteran. Tanaman yang ditanam pada lokasi ini meliputi biola cantik F. lyrata, ki hujan S. saman, bunga sapu tangan M. grandiflora, dan hanjuang hijau D. fragrans. Komposisi penanaman yang terdapat di Jln. Mayjen Ishak Djuarsa terdiri atas sekelompok mahoni yang ditanam secara linear berbaris pada lapisan pertama, dan diikuti oleh penanaman palem raja R. regia, palem kuning C. lutescens , dadap merah E. cristagalli, pisang hias H. rostrata, yuca Y. aulifolia , hanjuang hijau D. fragrans, dan bayam merah A. ficoides pada lapisan berikutnya. Perpaduan penanaman lanskap jalan dengan kombinasi pohon, perdu, dan semak pada satu lokasi merupakan perpaduan yang baik dalam mengontrol kebisingan. d Segmen IV Hasil penilaian fungsi kontrol bunyi pada Segmen IV sebesar 50 dari enam kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 18. Penanaman mahoni di tepi Jln. Mayjen Ishak Djuarsa terdapat pada lapisan pertama, kemudian lapisan berikutnya terdapat di depan pagar Yonif Garuda 315 diisi oleh penanaman tanjung M. elengi, soka jepang I. javanica, cemara kipas T. orientalis, dan bayam merah A. ficoides. Pada segmen ini, hampir tidak ditemukannya kombinasi antara tanaman dengan dinding peredam. e Segmen V Hasil penilaian fungsi kontrol bunyi pada Segmen V menunjukan sebesar 35,71 dari enam kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori buruk Tabel 18. Penanaman pada segmen ini didominasi oleh mahoni S. mahogani, sementara penanaman tanaman dengan kombinasi pohon, perdu, dan semak jarang terjadi. Selain itu, variasi bentuk tajuk secara vertikal tidak begitu menonjol. Di Jln. Sindangbarang, perpaduan antara tanaman mahoni S. mahogani dengan tanaman teh-tehan A. macrophilla hanya terdapat pada satu lokasi saja. Tanaman tersebut ditanam dengan komposisi penanaman massal sejenis dan jarak tanam yang rapat. f Segmen VI Hasil penilaian fungsi kontrol bunyi pada Segmen VI termasuk dalam kategori sedang atau sebesar 46 dari enam kriteria fungsi terpenuhi Tabel 18. Segmen ini didominasi oleh pohon mahoni S. mahogani dan kenari C. commune . Sebagian besar tanaman tersebut memiliki massa daun padat, kecuali beberapa kenari di Jln. Letjen Ibrahim Adjie yang massa daunnya belum padat dikarenakan usianya yang masih muda. Kombinasi antara pohon dengan tanaman lain hanya terdapat di Jln. Letjen Ibrahiem Adjie saja, yaitu kombinasi antara kenari dengan kelompok pisang M. paradisiaca. 7 Fungsi Kontrol Polusi Tanaman dapat berfungsi sebagai pengontrol polusi jika kriteria tanaman sesuai dengan kriteria fungsi kontrol polusi untuk tanaman lanskap jalan menurut Hakim dan Utomo 2003, Wungkar 2005, serta Direktorat Jenderal Bina Marga 2010 sebagai berikut: a toleransi terhadap polusi, b kuat dalam menyerap polutan gas NO 2 dan partikel lainnya, c terdiri dari beberapa lapis tanaman kombinasi pohon, perdu, dan semak, d jarak tanam rapat, e massa daun padat, serta f cabang dan batang yang bertekstur kasar, seperti yang terdapat pada Tabel 2. Tabel 19. Penilaian Fungsi Kontrol Polusi pada Segmen I -- VI No. Segmen Kriteria Persentase Keterangan a b c d e f 1. I 4 4 2 4 4 2 83,33 Sangat Baik 2. II 4 4 1 4 4 3 83,33 Sangat Baik 3. III 3 2 2 2 3 3 62,50 Baik 4. IV 3 3 2 3 3 3 71,00 Baik 5. V 3 3 1 1 2 3 54,00 Sedang 6. VI 4 4 1 1 4 4 75,00 Baik Keterangan: a, b, c, d, e, f merupakan kriteria fungsi kontrol polusi yang terdapat pada Tabel 2 a Segmen I Hasil penilaian fungsi kontrol polusi pada Segmen I sebesar 83,33 dari enam kriteria terpenuhi atau termasuk dalam kategori sangat baik Tabel 19. Hampir semua tanaman yang terdapat pada segmen ini memiliki batang dan cabang yang bertekstur kasar sehingga cukup efektif dalam menjerap partikel polutan. b Segmen II Hasil penilaian fungsi kontrol polusi pada Segmen II sebesar 83,33 dari enam kriteria terpenuhi atau termasuk dalam kategori sangat baik Tabel 19. Berdasarkan pengamatan, sebagian besar tanaman pada segmen ini merupakan jenis tanaman yang cukup toleransi terhadap polusi. Hal ini terlihat pada batang dan cabang tanaman yang bertekstur kasar sehingga dapat menjerap partikel- partikel polutan. c Segmen III Hasil penilaian fungsi kontrol polusi pada Segmen III adalah sebesar 62,50 dari enam kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori baik Tabel 19. Penanaman tanaman dengan kombinasi yang kontras antara pohon, perdu, dan semak terdapat di Jln. Mayjen Ishak Djuarsa dan Jln. Veteran. Selain itu, sebagian besar tanaman yang terdapat pada dua lokasi tersebut juga memiliki batang dan cabang dengan tekstur kasar. d Segmen IV Hasil penilaian fungsi kontrol polusi pada Segmen IV adalah sebesar 71 dari enam kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori baik Tabel 19. Mahoni S. mahogani merupakan salah satu tanaman yang bertekstur kasar pada batang dan cabangnya. Penanaman mahoni S. mahogani yang dipadukan dengan penanaman tanaman lain hanya terdapat di Jln. Mayjen Ishak Djuarsa. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hampir semua tanaman pada segmen ini memiliki massa daun yang padat dan ditanam dengan jarak tanam rapat. e Segmen V Hasil penilaian fungsi kontrol polusi pada Segmen V adalah sebesar 54 dari enam kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 19. Berdasarkan pengamatan, mahoni S. mahogani merupakan tanaman yang memiliki toleransi tinggi terhadap polutan udara dengan cabang dan batangnya yang bertekstur kasar. f Segmen VI Hasil penilaian fungsi kontrol polusi pada Segmen VI adalah sebesar 75 dari 6 kriteria fungsi kontrol polusi terpenuhi atau termasuk dalam kategori baik Tabel 19. Sebagian besar tanaman yang terdapat pada Segmen VI merupakan tanaman dengan massa daun padat dan cabang maupun batang bertekstur kasar. Penanaman dengan kombinasi antara pohon, perdu dan semak terdapat di Jln. Letjen Ibrahim Adjie, yaitu kombinasi antara tanaman mahoni S. mahogani dengan tanaman hanjuang hijau D. fragrans dan tanaman puring C. vaeriegatum . 8 Fungsi Konservasi Tanaman dapat berfungsi sebagai pelindung tanah dan tata air, serta pencegah erosi jika kriteria tanaman sesuai dengan kriteria fungsi konservasi untuk tanaman lanskap jalan menurut Hakim dan Utomo 2003, Wungkar 2005, serta Direktorat Jenderal Bina Marga 2010 antara lain: a terdapat penutup tanah tahunan atau rumput, b penanaman secara massal, c jarak tanam rapat, d massa daun padat, dan e penutupan yang merata, seperti yang terdapat pada Tabel 2. Tabel 20. Penilaian Fungsi Konservasi pada Segmen I -- VI No. Segmen Kriteria Persentase Keterangan a b c d e 1. I 3 4 4 4 3 90,00 Sangat Baik 2. II 3 4 4 4 3 90,00 Sangat Baik 3. III 1 2 2 3 1 45,00 Sedang 4. IV 2 3 3 3 1 60,00 Sedang 5. V 1 1 1 2 1 30,00 Buruk 6. VI 1 3 1 4 1 50,00 Sedang Keterangan: a, b, c, d, dan e merupakan kriteria fungsi konservasi yang terdapat pada Tabel 2 a Segmen I Hasil penilaian fungsi konservasi pada Segmen I sebesar 90 dari lima kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sangat baik Tabel 20. Berdasarkan pengamatan, rumput gajah A. compressus ditanam hampir di semua bagian jalur hijau jalan dengan penutupan yang merata. b Segmen II Hasil penilaian fungsi konservasi pada Segmen II sebesar 90 dari lima kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sangat baik Tabel 20. Hampir semua bagian pada jalur hijau jalan di segmen II ditanami oleh rumput gajah A. compressus dengan penutupan yang merata. c Segmen III Hasil penilaian fungsi konservasi pada Segmen III sebesar 45 dari lima kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 20. Penanaman rumput pada segmen ini hanya terdapat di Jln. Mayjen Ishak Djuarsa. Rumput yang digunakan berjenis rumput gajah A. compressus dengan penutupan yang cukup merata Gambar 13. Gambar 13. Penanaman Rumput Gajah di Tepi Jln. Mayjen Ishak Djuarsa d Segmen IV Hasil penilaian fungsi konservasi pada Segmen IV sebesar 60 dari lima kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 20. Pada segmen ini, penggunaan rumput sebagai tanaman penutup tanah terdapat di Jln. Mayjen Ishak Djuarsa. Kurangnya pemeliharaan mengakibatkan hanya sebagian area di Jln. Mayjen Ishak Djuarsa yang penutupan rumputnya merata. e Segmen V Hasil penilaian fungsi konservasi pada Segmen V sebesar 30 dari lima kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori buruk Tabel 20. Penanaman rumput hanya terdapat pada dua titik lokasi di Jln. Sindangbarang, yaitu di area Perumahan Sindangbarang Jero dan area bangunan PT. Perkebunan Nusantara. Kondisi penutupan rumput pada dua lokasi tersebut tidak begitu merata. f Segmen VI Hasil penilaian fungsi konservasi pada Segmen VI adalah sebesar 50 dari lima kriteria fungsi konservasi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 20. Penanaman rumput pada segmen ini hanya terdapat di area ruko Sindangbarang Grande dan di area pertanian Jln. Letjen Ibrahim Adjie. Tetapi, penutupan rumput yang merata hanya terdapat di area ruko Sindangbarang saja. 9 Fungsi Pemberi Identitas Kriteria fungsi pemberi identitas untuk tanaman lanskap jalan menurut Hakim dan Utomo 2003, Wungkar 2005, serta Direktorat Jenderal Bina Marga 2010 antara lain: a mempunyai ciri khas tertentu, b memiliki pola penanaman tertentu, dan c tanaman memiliki nilai sejarah. Tabel 21. Penilaian Fungsi Pemberi Identitas pada Segmen I – VI No. Segmen Kriteria Persentase Keterangan a b c 1. I 1 2 3 50,00 Sedang 2. II 1 2 3 50,00 Sedang 3. III 1 1 1 25,00 Buruk 4. IV 1 1 1 25,00 Buruk 5. V 1 2 1 33,33 Buruk 6. VI 1 1 1 25,00 Buruk Keterangan: a, b, dan c merupakan kriteria fungsi pemberi identitas yang terdapat pada Tabel 2 a Segmen I Hasil penilaian fungsi pemberi identitas pada Segmen I menunjukan sebesar 50 dari tiga kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 21. Tanaman yang berusia tua banyak terdapat di antara Jln. Juanda -- Jln. Dewi sartika. Salah satu contohnya adalah pohon beringin karet F. elastica yang tingginya mencapai 80 m dan diameternya 550 m lampiran 4. Selain itu, kondisi perakaran tanaman tersebut bersifat ekstensif sehingga merusak dinding saluran drainase. b Segmen II Hasil penilaian fungsi pemberi identitas pada Segmen II menunjukan sebesar 50 dari tiga kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori sedang Tabel 21. Tanaman dengan nilai sejarah tidak sedikit ditemukan di segmen ini. Usia suatu pohon dapat dilihat melalui ukuran diameter batang dan kondisi perakaran tanaman. Salah satu contohnya adalah tanaman kenari C. commune di depan SMA Taruna Andhiga. Ukuran diameter batang tanaman kenari tersebut sangat besar, begitu juga dengan kondisi perakarannya yang bersifat ekstensif. c Segmen III Hasil penilaian fungsi pemberi identitas pada Segmen III adalah 25 dari tiga kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori buruk Tabel 21. Penanaman tanaman dengan ciri khas tertentu hampir tidak ditemukan pada segmen ini. Selain itu, sebagian besar tanaman ditanam dengan pola penanaman yang membentuk garis lurus. d Segmen IV Hasil penilaian fungsi pemberi identitas pada Segmen IV adalah 25 dari tiga kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori buruk Tabel 21. Hampir tidak ditemukan adanya penanaman dengan ciri khas tertentu pada segmen ini. Pola penanaman yang membentuk garis lurus dengan komposisi massal sejenis hampir mendominasi penanaman pada segmen ini. Selain itu, sebagian besar tanaman masih berusia muda Gambar 14. Gambar 14. Penanaman Massal Mahoni Muda di Jln. Mayjen Ishak Djuarsa e Segmen V Hasil penilaian fungsi pemberi identitas pada Segmen V adalah 33,33 dari tiga kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori buruk Tabel 21. Pada segmen ini, hampir tidak ada penanaman dengan ciri khas tertentu. Sebagian besar tanaman ditanam dengan komposisi penanaman massal sejenis dan pola penanaman yang linear. Selain itu, hampir seluruh tanaman berusia cukup muda. f Segmen VI Hasil penilaian fungsi pemberi identitas pada Segmen VI menunjukan sebesar 25 dari 3 kriteria fungsi terpenuhi atau termasuk dalam kategori buruk Tabel 21. Pada dasarnya, pola penanaman pada segmen ini adalah linear dengan komposisi penanaman yang sedikit kurang teratur dan terkesan monoton. Secara keseluruhan, penanaman hanya difokuskan untuk memenuhi fungsi pengarah dan kurang memperhatikan estetika. Usia tanaman juga masih cukup muda.

5.1.1.2. Evaluasi dan Analisis Setiap Fungsi Pohon pada Seluruh Segmen