2. Kawasan Jln. Veteran, yakni antara Plaza Jembatan Merah hingga pertigaan
menuju Pasar Gunung Batu pada Jln. Mayor Jenderal Ishak Djuarsa, kemiringan lerengnya termasuk kategori agak curam 15 -- 25 .
3. Kawasan Jln. Mayor Jenderal Ishak Djuarsa, yakni pada area Pasar Gunung
Batu hingga Terminal Laladon, memiliki kemiringan lereng yang datar 0 -- 2 .
4.4. Hidrologi
Berdasarkan keterangan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor 2007, wilayah Kota Bogor dialiri oleh tiga sungai besar, yaitu Sungai
Ciliwung, Sungai Cisadane, dan Sungai Cipakancilan, serta tiga sungai kecil, yaitu Sungai Cipedit, Sungai Cibalok, dan Sungai Ciater, yang berperan penting
bagi kondisi hidrologi dan drainase wilayah Bogor. Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane memiliki tujuh anak sungai yang secara keseluruhan membentuk pola
aliran paralel-subparalel sehingga mempercepat aliran air pada waktu mencapai debit puncak time to peak di Sungai Ciliwung dan Cisadane sebagai sungai
utamanya. Pada umumnya, aliran sungai tersebut dimanfaatkan sebagai sumber air oleh Perusahaan Daerah Air Minum serta sebagian masyarakat Kota Bogor.
Sistem drainase yang digunakan pada jalan utama Kota meliputi sistem drainase tertutup dan sistem drainase terbuka. Sementara itu, air hujan dialirkan
melalui saluran drainase sekunder menuju saluran drainase utama yang pada akhirnya menuju ke sungai. Aliran sistem drainase di Kota Bogor bersifat alami
yang pada prinsipnya mengikuti bentuk topografi Kota, yakni dari daerah yang lebih tinggi menuju daerah yang lebih rendah sehingga tidak ditemukan adanya
daerah tergenang. Sistem drainase pada jalur ini adalah drainase terbuka berupa parit.
4.5. Geologi
Secara umum Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan batuan sedimen dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango berupa
breksi tupaankpbb dan Gunung Salak berupa aluviumkal dan kipas aluviumkpal. Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan
jauh dari daerah aliran sungai. Endapan permukaan umumnya berupa aluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil sebagai hasil dari pelapukan sehingga baik
untuk tanaman. Dari struktur geologi tersebut, Kota Bogor memiliki jenis aliran andesit seluas 2.719,61 ha, kipas aluvial seluas 3.249,98 ha, endapan 1.372,68 ha,
tufaan 3.395,75 ha, dan lanau breksi tufan dan capili seluas 1.112,56 ha Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor 2007
Sementara itu, menurut Badan Pertanahan Nasional 1986 dalam Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor 2007, endapan batuan yang
menutupi Kota Bogor berasal dari Gunung Gede dan Gunung Salak vulkanik kwarter sebagai hasil endapan yang dikenal dengan sebutan hipro alluvium yang
berumur plestosin dan kwarter.
4.6. Tata Guna Lahan