Tafsir Surat Ar-Rahmân ayat 13

apakah kamu mengingkarinya?”. Seakan-akan Allah berkata “Bukankah aku menciptakan manusia, menajarkannya berbicara, Aku jadikan matahari dan bulan beredar menurut perhitungan, Aku jadikan macam-macam kayu-kayuan, Aku jadikan aneka ragam buah-buahan, baik di dusun-dusun maupun di Bandar-bandar untuk mereka yang beriman dan kafir kepada-Ku, terkadang Aku menyiramnya dengan air hujan, ada kalanya dengan air sungai dan alur-alur apakah kamu hai manusia dan jin mengingkari hal itu?” 68

6. Tafsir surat Al-Baqarah ayat 245

a. Teks dan Terjemahan surat Al-Baqarah ayat 245

Artinya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik menafkahkan hartanya di jalan Allah, maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan rezki dan kepada- Nya-lah kamu dikembalikan

b. Kosakata Ayat

Secara arti م berarti siapa. Dalam kaidah ilmu nahwu م merupakan adatul istifhâm yang mana kata tersebut digunakan untuk menanyakan tentang seseorang 69 . Sedangkan kata ض ق memiliki arti Pinjaman. Berasal dari kata qara đa-yaqriđu. Sedangkan dalam kitab lisânul arabi dijelaskan bahwa qara đa adalah: 68 Ibid., Edisi Revisi, jil. 9, h. 598 69 Mamat Zaenudin dan Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, Bandung, Refika Auditama, 2007, h. 109 Qara đa atau al-qarđu memiliki arti yaitu al-qaIJ’u yang artinya adalah potongan. Qara đahu-yaqriđuhu yaitu dengan kasrah, adapun qar đon adalah maşdarnya. Waqarrađohu yaitu qaIJa’ahu yaitu memotongnya. Adapun miqra đani atau jalamani memiliki arti gunting tidak tunggal bagi keduanya satu, ini adalah perkataan ahli bahasa. Dan Sibawaih menceritakan gunting itu di tunggalkan. Adapun guntingan adalah dengan menggunting, dan darinya juga potongan emas.

c. Tafsir

Munâsabah Ayat Pada ayat-ayat yang lalu, dibicarakan masalah pembenahan intern rumah tangga, seperti talak dan sebagainya, dan pada ayat ini dijelaskan tentang pembenahan keluar, seperti masalah infak. 70 Tafsir Ayat Allah SWT. telah menganjurkan hamba-Nya untuk berinfaq di jalan Allah. Dan firman Allah yang juga memerintahkan untuk bershodaqoh dan berinfaq di jalan Allah dalam ayat lainnya 71 . Qard dalam konteks surat al-Baqarah ayat 245 ini memiliki arti pinjaman. Sedangkan dalam tinjauan al- Qur’ân qard memiliki arti memotong sesuatu dengan gigi. Asal kata ini memberikan pesan bahwa pinjaman yang diberikan itu dilakukan dengan keadaan jiwa yang sedang 70 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta, Lentera Abadi, 2010, Edisi Revisi, jil. 1, h. 358 71 Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Semarang, Kariyath Futiran, ttt,Juz. 1, h. 299 megalami kesulitan. Disisi lain pada saat orang melakukan sesuatu , jelas ia mengharapkan hasil yang memuaskan dari upayanya itu. Karenanya seorang pakar tafsir mendefinisikan qard sebagai segala sesuatu yang dilakukan dengan mengharapkan imbalan, selanjutnya karena yang diberi pinjaman itu Allah, maka bila kita semua percaya kepada-Nya, pasti kita percaya pula bahwa pinjaman itu tidak akan hilang, bahkan akan mendapat imbalan yang wajar. 72 Lebih-lebih jika pemberian atau santunannya itu diberikan kepada kaum kerabat yang terdekat. Maka, akibatnya pun positif dan hartanya akan semakin terpelihara. Apabila seseorang hidup dan di sekitarnya masih ada orang yang menderita, orang miskin, orang yang sengsara ataupun fakir maka hidupnya belumnya aman dan tentram. Kemudian Apabila menginfakkan harta di jalan Allah demi meninggikan kalamullah, maka akibat-akibat seperti tersebut tidak akan terjadi. 73 Kata a đ’af merupakan jama’ dari kata đo’fun yang artinya adalah dilipat gandakan beberapa kali dari modalnya. 74 Pahala yang berlipat ganda ini sampai mencapai hitungan berates-ratus kali lipat, seperti yang disebutkan dalam ayat lain, yakni dalam surat al-Baqarah ayat 261;                           ٢٧٥ Artinya: Perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan 72 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta, Lentera Abadi, 2010, Edisi Revisi, jil. 1, h. 358 73 Ahmad Mustafa Al-Maroghi, Terjemah Tafsir Al-Maroghi, Semarang, Toha Putra Semarang, 1974,juz. 2, h. 363. 74 Ibid., juz. 2, h. 364 sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui. Allah mengumpamakan pemberian seseorang dengan tulus untuk kemashlahatan hamba-Nya bahwa pinjaman itu kelak akan dikembalikan. Selanjutnya yang meminjam, makaAllah menjanjikan bahwa Allah akan melipat gandakan pembayaran pinjaman itu kepadanya didunia ataupun diakhirat. Dengan lipat ganda yang banyak seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, dan pada tiap butir terdapat seratus biji. 75 Selanjutnya al-Maraghi pun mengartikan kata yaqbi đu yaitu menyempit, dan yabsu IJu diartikan sebagai melebar. Arti ayat Allah mempersempit risky sebagian orang karena kesalahan mereka sendiri, yakni tidak memperhatikan sunnatullah dalam unpaya mencari penghidupan. Disamping itu, karena kemalasan mereka didalam mencari rizki di atas bumi Allah, sesuai dengan situasi yang ditetapkan untuk hamba-hamba-Nya. Dan Allah membuka pintu rizki kepada sebagian yang lain karena mereka pandai membawa diri dan menyesuaikan diri dengan situasi yang ada, disertai dengan usaha mereka yang bersungguh-sungguh dan bersifat positif, sesuai dengan keadaan alam. 76 Pada ayat ini kata tanya yang digunakan adalah “siapa”. Dalam hal ini kata tanya “siapa” digunakan untuk menanyakan tentang seseorang. Dalam ayat ini Allah bertanya “siapa yang ingin memberikan pinjaman kepada Allah?” pertanyaan ini ditujukan kepada hamba-Nya yakni manusia. Allah menanyakan hal ini dengan untuk mengajak hamba-Nya agar mau berinfak dan mengeluarkan hartanya dijalan Allah. Selain dalam Tafsir Departemen RI mâ dan 75 Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, Ciputat Lentera Hati, 2002, Juz 1, h 641 76 Ahmad Mustafa Al-Maroghi, Terjemah Tafsir Al-Maroghi, Semarang, Toha Putra Semarang, 1974,juz. 2, h. 364. man pada dasarnya sama, bedanya mâ digunakan untuk yang tidak berakal dan man digunakan untuk menanyakan yang berakal. Sama seperti mâ, man juga digunakan untuk menanyakan subtansi dari yang berakal. Pertanyaan ini juga mengarah kepada siapa hakikat yang ingin memberikan pinjaman kepada Allah. 77 B. Analisis Metode Tanya Jawab yang terdapat dalam surat Al- Anbiya 7, Al- Qori’ah 1-2, Al-Baqarah 28, At-Takwîr 26-27, Ar-Rahmân 13, Al-Baqarah 245

1. Metode Tanya Jawab dalam Surat Al-Anbiya ayat 7

Dalam pendidikan metode tanya jawab bukanlah metode baru. Metode ini juga sering digunakan Rasulullah untuk melakukan pembelajaran bersama para sahabat. Dalam ayat ini yaitu surat al-Anbiyâ ayat 7 ini merupakan perintah bertanya jika kita tidak mengetahui akan suatu hal. Hal ini menandakan bahwa bertanya merupakan bagian dari pada proses pendidikan dan juga proses pembelajaran dari seseorang terhadap orang lain. Pada surat Al-Anbiyâ ayat 7 ini Allah memerintahkan kita bertanya kepada orang yang memang mengetahui akan hal yang ingin kita tanyakan Menurut Quraisy Shihab pada ayat ini orang-orang yang tidak mempercayai rasul untuk bertanya kepada orang-orang yang sebelum mereka yaitu orang-orang yang tidak mempercayai rasul. Orang yang sebelum mereka adalah orang Yahudi dan Nasrani hal ini dikerenakan orang Yahudi dan Nasrani lebih dulu hidup dan lebih mengetahui tentang kerasulan dan kanabiyan. 78 Dari ayat tersebut berarti seorang peserta didik pun diperintahkan untuk bertanya kepada pendidiknya terkait hal yang ia belum ketahui yang terdapat dalam materi yang sedang diajarkan. Hal ini dikarenakan 77 Departemen RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta, Lentera Hati 2010, Mukaddimah, h. 170 78 Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, Ciputat Lentera Hati, 2002, Juz. 8, h. 15