man pada dasarnya sama, bedanya mâ digunakan untuk yang tidak
berakal dan man digunakan untuk menanyakan yang berakal. Sama seperti mâ, man juga digunakan untuk menanyakan subtansi dari yang
berakal. Pertanyaan ini juga mengarah kepada siapa hakikat yang ingin memberikan pinjaman kepada Allah.
77
B.
Analisis Metode Tanya Jawab yang terdapat dalam surat Al- Anbiya 7, Al-
Qori’ah 1-2, Al-Baqarah 28, At-Takwîr 26-27, Ar-Rahmân 13, Al-Baqarah 245
1. Metode Tanya Jawab dalam Surat Al-Anbiya ayat 7
Dalam pendidikan metode tanya jawab bukanlah metode baru. Metode ini juga sering digunakan Rasulullah untuk melakukan
pembelajaran bersama para sahabat. Dalam ayat ini yaitu surat al-Anbiyâ ayat 7 ini merupakan perintah bertanya jika kita tidak mengetahui akan
suatu hal. Hal ini menandakan bahwa bertanya merupakan bagian dari pada proses pendidikan dan juga proses pembelajaran dari seseorang
terhadap orang lain. Pada surat Al-Anbiyâ ayat 7 ini Allah memerintahkan kita bertanya
kepada orang yang memang mengetahui akan hal yang ingin kita tanyakan
Menurut Quraisy Shihab pada ayat ini orang-orang yang tidak mempercayai rasul untuk bertanya
kepada orang-orang yang sebelum mereka yaitu orang-orang yang tidak mempercayai rasul. Orang yang sebelum mereka adalah orang Yahudi
dan Nasrani hal ini dikerenakan orang Yahudi dan Nasrani lebih dulu hidup dan lebih mengetahui tentang kerasulan dan kanabiyan.
78
Dari ayat tersebut berarti seorang peserta didik pun diperintahkan untuk bertanya kepada pendidiknya terkait hal yang ia belum ketahui
yang terdapat dalam materi yang sedang diajarkan. Hal ini dikarenakan
77
Departemen RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta, Lentera Hati 2010, Mukaddimah, h. 170
78
Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, Ciputat Lentera Hati, 2002, Juz. 8, h. 15
seorang pendidik tentu lebih memahami terkait materi yang akan diajarkan tersebut. Dan ketika seorang peserta didik bertanya kepada
pendidiknya maka ketika itu pula seorang peserta didik sedang berfikir dan mencari penjelasan tentang apa yang ia tidak ketahui.
Proses tersebut di atas merupakan proses belajar, melalui bertanya maka ia mendapatkan jawaban akan hal yang ia belum ketahui. Karena
bertanya tentang apa yang kita tidak ketahui merupakan perintah sebagaimana yang terdapat pada surat al-Anbiyâ ayat 7 ini. Perintah ini
untuk menghilangkan keambiguitasan seseorang akan hal yang belum diketahuinya. Selain itu agar seseorang tersebut menjadi tahu dan betul-
betul faham akan hal tersebut, yang semula ia tidak mengetahuinya kemudian ia pun menjadi tahu setelah ia bertanya.
Kadiah awal yang tertera pada ayat ini jika dikaitkan dengan pendidikan maka perintah bertanya ini dilakukan oleh seorang peserta
didik kepada pendidiknya, namun bukan berarti dalam pelaksanaan metode tanya jawab hanya seorang peserta didik lah yang diperkenankan
untuk bertanya dan pertanyaannya pun hanya ditujukan oleh pendidiknya saja. Karena metode tanya jawab juga bisa dilakukan dari berbagai arah,
tidak hanya antara pendidik dengan satu peserta didik saja. bisa juga dilakukan dengan beberapa peserta didik. Ketika pendidik
menyampaikan pembelajaran melalui pertanyaan maka tidak hanya satu peserta didik saja yang bisa menjawabnya melainkan peserta didik
peserta didik yang lain pun bisa ikut serta menjawabnya. Demikian juga hal ini sering dilakukan oleh Rasulullah kepada sahabat-sahabat lainnya.
Muzayyin Arifin dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam mengatakan bahwa terdapat beberapa prinsip-prinsip metodologis yang
dijadikan sebagai landasan dalam proses pembelajaran. Salah satu diantara beberapa landasan tersebut adalah prinsip komunikasi
tersebuka. Yakni pendidik mengajak peserta didiknya untuk terbuka terhadap segala hal atau materi pelajaran yang diajarkan kepada mereka,
agar mereka dapat menyerapnya dan memahaminya.
79
Dalam membangun komunikasi antara seorang pendidik dan peserta didik bisa
dilakukan dengan tanya jawab antara pendidik dan peserta didik, karena bertanya merupakan awal pembuka dalam melakukan komunikasi.
Dengan demikian metode tanya jawab merupakan metode yang memiliki prinsip komunikasi terbuka.
Dalam pelaksanaannya metode tanya jawab bisa saja dilakukan dengan beberapa cara seperti, seorang pendidik memberikan sebuah
pertanyakan yang ditujukan kepada semua peserta didik, seorang pendidik memberikan pertanyaan hanya kepada seorang peserta didik
saja, ataupun seorang pendidik meminta peserta didiknya untuk bertanya akan suatu hal. Pertanyaan seorang pendidik kepada semua peserta
didiknya bisa dilakukan diawal pembelajaran, guna memfokuskan dan membangun konsentrasi peserta didik untuk materi yang akan diajarkan
oleh seorang pendidik. Pertanyaan dari seorang pendidik kepada salah satu peserta didik saja bisa dilakukan pada pertengahan mata pelajaran
atau pun diakhir mata pelajaran, hal ini untuk mengetahui sampai mana kepahaman peserta didik terkait dengan materi yang diajarkan oleh
pendidiknya tersebut. Adapun pertanyaan yang diberikan seorang peserta didik kepada pendidiknya, ini bisa terjdi kapan saja sebagaimana
kesadaran seorang peserta didik dalam belajar akan tetapi seorang pendidik bisa memberikan kesempatan yang di khususkan untuk para
peserta didik yang belum memahami terkait materi yang diajarkan. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode tanya jawab bisa
menjadikan proses belajar mengajar menjadi proses yang aktif dan menyenangkan. Terlebih bilamana hal ini didukung dengan kemampuan
bertanya seorang pendidik dalam memberikan pertanyaan kepada peserta didiknya. Skill bertanya atau kemampuan bertanya merupakan
suatu bagian dari kemampuan-kepampuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Karena jika seorang pendidik tidak memiliki
79
Muzayyin Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 2009, h. 148
kemampuan ini, maka proses pembelajaran dengan menggunakan metode ini kuranglah bisa berhasil.
2. Metode Tanya Jawab dalam Surat Al-Qâri’ah ayat 1-2
Pada surat al-Qâ ri’ah ayat 1-2 ini pertanyaan yang terdapat
didalamnya adalah pertanyaan “Apa”. Dari pertanyaan “apa” kita bisa menemukan banyak pertanyaan. pertanyaan apa merupakan pertanyaan
yang biasa ditanyakan dalam berbagai kondisi. Sepert, “apa yang kalian lakukan?”, “apa itu?” dan lain sebagainya.
Dala surat al-Qâ ri’ah 1-2 ini pertanyaan di dalamnya yaitu “Apakah
hari kiamat itu?”. Dalam proses pembelajaran pertanyaan dengan menggukan “apa” tentu amat diperlukan. Pertanyaan dengan
menggunakan “apa” ini bisa digunakan sebagai pertanyaan untuk meminta pemahaman akan suatu hal atau sekedar untuk mengingatkan
saja, dalam artian pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang menggali peserta didik kepada pemahaman yang lebih mendalam.
Pertanyaan “apa” juga bisa digunakan dalam proses pembelajaran, baik diawal, pada
pemberian materi, maupun di akhir pembelajaran. Sebagai contoh pertanyaan ini digunakan untuk pemberian materi
yaitu “apa itu sholat?”. Pertanyaan ini bisa dilakukan pada awal proses pembelajaran untuk memfokuskan peserta didik terkait materi yang akan
dipelajari pada hari itu. Dari pertanyaan ini juga membuat peserta didik lebih berpikir dan mencari tahu lebih banyak terkait tentang sholat.
Demikian juga dengan materi-materi lainnya, misalkan: -
Apa itu zakat? -
Apa itu taqwa? -
Apa itu ikhfa? -
Dan lain sebagainya…. Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan yang bisa digunakan
untuk menuntun ataupun mengarahkan seperti, “apa yang kalian lakukan
jika kalian diberikan banyak rizki dari Allah?” hal ini guna menuntut
peserta didik untuk lebih berfikir lagi akan apa yang ia lakukan dan selain itu pertanyaan ini juga pertanyaan arahan yang membuat pendidik mudah
mengarahkan kepada materi yang akan diberikan. Pertanyaan “apa” juga bisa digunakan diakhir pelajaran dengan
maksud untuk mengulang kembali materi pembelajaran seperti, “Jadi, apa
yang dimaksud dengan bersyukur?”. Selain itu pertanyaan lain diakhir
pembelajaran adalah “apa kesimpulan pelajaran kita hari ini?”, pertanyaan ini merupakan pertanyaan kesimpulan dari apa yang telah
dipelajari. Dalam pembelajaran kita tentu mengenal taksonomi. Taksonomi
adalah sebuah kerangka pikir khusus. Dalam sebuah taksonomi pendidikan merupakan klasifikasi tujuan-tujuan.
80
Taksonomi digunakan sebagai tujuan pemebalajaran dan juga sebagai asesmen atau penilaian.
Menarik kesimpulan dalam table taksonomi merupakan ranah kognitif tingkat dua c2 yaitu memahami.
81
Dengan peserta didik mampu memberikan kesimpulan materi pembelajaran maka peserta didik tersebut
memahami apa yang dipelajarinya. Selanjutnya kata tanya
“apa” juga merupakan pertanyaan ini bisa diberikan diawal pembelajaran ataupun pada proses pemberian materi.
Seperti “apakah kalian belajar?”, “apa yang kamu pelajari semalam?”.
Pertanyaan ini bisa diberikan dalam proses pendahuluan pembelajaran. Hal ini untuk menuntun peserta didik dari pelajaran sebelumnya kepada
pelajaran yang akan diajarkan dan juga untuk mengetahui mengetahui apa saja yang dipelajari oleh peserta didik dan apakah peserta didik
mempelajari terkait materi yang akan diajarkan sebelum dipelajari di sekolah.
80
Lorin W Enderson dkk, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen
. Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Abriged Edision oleh
Agung Prohantoro, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2014, h. 6.
81
Ibid., h. 44