Metode Tanya Jawab dalam Surat Al-Baqarah ayat 28

mengetahui tentang ini?” pertanyaan ini merupakan sebuah klarifkasi untuk mengetahui lebih detail terkait suatu hal. dari pertanyaan ini pun pendidik bisa mendapatkan jawaban-jawaban atau petunjuk-petunjuk tentang suatu hal. Memang pertanyaan dengan menggunakan kata tanya “mana” tidaklah bisa digunakan dalam be rbagai hal seperti pertanyaan “apa”. karena pertanyaan dengan menggunakan “mana” digunakan untuk meanyaka n tempat seperti, “mau ke mana kalian pergi?”, “Di Mana tem pat tinggal mu?” ataupun “dari mana kamu berasal?”. Dalam pembelajaran pendidik pun bisa memberikan pertanyaan dengan menggunakan kata tanya “mana?”. Seperti pertanyaan “ke mana umat muslim pergi untuk melaksanakan rukun Islam yang ke l ima yaitu haji?” atau “di mana rasulullah pertama kali menerima wahyu dari Allah?”.

5. Metode Tanya Jawab dalam Surat Ar-Rahmân 13

Pada ayat ini kata tanya yang terdapat pada ayat tersebut adalah ّا yang berarti “yang mana?”. Pertanyaan ini merupakan pertanyaan pengkhususan yakni pertanyaan pilihan. Dalam ayat ini pertanyaannya adalah اِّ ت ا َّ ءااء َّأبف yang berarti “maka nikmat tuhan yang mana yang kamu dustakan ”. Pada ayat ini Allah bertanya kepada makhluqnya akan nikmat Allah yang mana yang didustakan oleh makhluqnya tersebut. Ayat ini dalam surat ar-Rahmân 13 ini diulang sebanyak 31 kali. Penyebutan nikmat-nikmat, pemberian pertanyaan seperti pada ayat ini mengandung makna keagungan nikmat tersebut serta banyaknya manfaat yang diraih oleh penerimanya dengan tujuan menjadikannya lebih bersyukur atau mengecamnya bila tidak bersyukur sambil memberitahukan bahwa sikapnya telah melampaui batas. 90 Hal ini dikarenakan nikmat Allah yang begitu banyaknya akan tetapi mereka tetap tidak bersyukur. 90 Quraisy Shihab, Tafsir Al-Misbah, Ciputat Lentera Hati, 2002, Juz 13, h. 288 Pertanyaan ayyun merupakan pertanyaan pilihan, dalam taksonomi pendidikan memilih merupakan bagian dari membedakan dan membedakan merupakan ranah kognitif tingkat analisa yaitu tingkat empat C4 91 . Pertanyaan pilihan dikatagorikan sebagai pertanyaan analisa dikerenakan dengan peserta didik bisa memilih berarti peserta didik bisa menganilisa akan sesuatu. Sebagai contoh pertanyaan pilihan, “setelah kalian memahami apa itu wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah, dari kelima hal tersebut perkara yang manakah yang lebih dulu dikerjakan dan ditinggalkan?”. Dari pertanyaan tersebut peserta didik dapat menganalisa manakah perkara yang lebih dulu dikerjakan dan perkara manakah yang lebih dulu ditinggalkan. Dengan demikian berarti pendidik pun telah mengajak peserta didiknya untuk memilih dengan cara berpikir akan perkara yang lebih dulu dikerjakan dan ditinggalkan. Dan selain menganalisa, pendidikpun dapat memberikan penguatan materi setelah peserta didik menjawab pertanyaan yang ajukan oleh pendidik tersebut. Karena pertanyaan tersebut juga merupakan pertanyaan yang mengarahkan dan menuntun peserta didiknya. Pertanyaan tersebut diberikan ditengah proses pembelajaran. Selanjutnya misalkan , “jawaban yang mana yang menurut kalian benar?”. Pertanyaan ini mengajak seluruh peserta didik untuk berfikir akan jawaban mana yang benar. Dengan ini akan memicu peserta didik untuk berdiskusi dan mencari jawaban untuk memilih jawaban yang mana yang benar. Pertanyaan lainnya misalkan, “Sikap mana yang akan kamu ambil, pergi dan mengabaikannya atau mendekatinya dan menolongnya jika kamu melihat temanmu terjatuh dari sepeda?”. Pertanyaan tersebut memang pertanyaan analisa, namun dari pertanyaan tersebut pendidik 91 Lorin W Enderson dkk, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom , terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesin g: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Abriged Edision oleh Agung Prohantoro, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2014, h. 121 bisa menilai bagaimana peserta didik terkait sikap yang dipilih oleh peserta didiknya.

6. Metode Tanya Jawab dalam Surat Al-Baqarah ayat 245

Pada surat al-Baqarah ayat 245 ini, kata tanya yang terdapat pada ini adalah م yang artinya adalah siapa. Man merupakan kata tanya yang digunakan untuk menanyakan yang berakal yaitu manusia. Pertanyaan yang terdapat pada ayat ini yaitu;                  Artinya: Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik menafkahkan hartanya di jalan Allah, Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan rizki dan kepada- Nya-lah kamu dikembalikan. Melalui pertanyaan ini, sesungguhnya Allah ingin mengajak hamba- Nya untuk mau bersedekah dan memberikan hartanya untuk jalan yang benar. Dan Allah pun menjanjikan akan melipat gandakan setiap apa yang sudah di investasikannya tersebut. Biasanya pertanyaan dengan menggunakan “siapa?” adalah untuk menanyakan seseorang seperti, “siapa yang suka membaca?”, “siapa nama orang tuamu?”, “siapa orang yang paling kamu sayangi?” dan lain sebagainya. Dalam konteksnya pertanyaan ma dan man merupakan pertanyaan yang sama. Hanya saja ma digunakan untuk yang tidak berakal dan man digunakan untuk yang berakal. Karena mâ dan man merupakan pertanyaan hakikat. 92 Yang berbeda hanyalah jika mâ 92 Departemen RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta, Lentera Hati 2010, Mukaddimah, h. 170 meminta hakitan dari hal yang tidak berakal sedangkan man merupakan pertanyaan hakikat dari yang berakal. Dengan demikian pertanyaan dengan mengganaka “siapa” cenderung untuk menanyakan orang. Dalam proses pendidikan pertanyaan dengan menggunakan “siapa” bisa degunakan seorang pendidik untuk mengajak seorang peserta didik ataupun untuk mengetahui siapa saja peserta didik yang sudah melakukan sesuatu ataupun yang belum melakukan sesuatu. Seorang pendidik dalam memberikan materi pembelajaran bisa dengan melakukan pertanyaan seperti pada ayat ini. Misalkan, “siapa yang mau membacakan cerita n abi Nuh di depan kelas?”. Peserta didik yang menunjuk tangannya dan mau serta mampu bercerita berarti peserta didik tersebut paham dan sudah mengerti akan cerita tersebut. Bukan hanya faham, seorang peserta didik yang menunjuk tangannya berarti peserta didik tersebut sudah mengajukan dirinya untuk maju. Peserta didik yang sudah mengajukan dirinya berarti peserta didik tersebut menaggapi ataupun merespon pendidiknya. Menanggapi merupakan ranah afektif tingkat dua A2. 93 Selain itu dengan bercerita didepan kelas maka pendidik sudah melatihnya untuk berani maju ke depan kelas dan bercerita di depan teman-temannya. Pendidik juga dapat memberikan pertanyaan melalui kata tanya “siapa” pada permulaan pembelajaran seperti, “siapa yang sudah membaca pelajaran untuk hari ini?”, “siapa yang sudah siap untuk belajar?” ataupun “siapa yang tau pelajaran apa yang akan kita pelajari hari ini?”. Dengan pertanyaan yang demikian pendidik dapat memacu peserta didiknya untuk semangat belajar dan memberikan focus untuk materi yang akan dipelajari. Selain itu pendidik juga bisa mengetahui kesiapan peserta didiknya dalam mengikuti pelajaran hari itu. Karena dengan sudah membacanya peserta didik pelajaran hari itu maka peserta 93 Enggar.net, Kata Kerja Operasional Baru-Taksonomi, Enggar.net, 23-Juni-2016, http:enggar.net201606kata-kerja-operasional-baru-taksonomi-bloom