Latar Belakang Masalah PENUTUP A.
sempurnya sebuah kurikulum pendidikan Islam, tidak akan berarti apa-apa jika tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam proses
pembelajarannya. Ketidak tepatan memilih metode secara praktis akan menghambat proses pembelajaran, yang akhirnya justru berakibat pada
terbuangnya waktu dan tenaga secara percuma. Metode merupakan komponen pendidikan Islam yang dapat menciptakan aktivitas pendidikan menjadi lebih
efektif dan efisien. Metode merupakan persoalan esensial pendidikan Islam, yaitu tujuan pendidikan dapat tercapai secara tepat, apabila jalan yang
ditempuh menuju cita-cita itu betul-betul tepat.
12
An-Nadwi mempertegas bahwa pendidikan dan pengajaran ummat Islam itu harus bersumber kepada aqidah Islamiya. Menurut beliau lagi sekiranya
pendidikan ummat Islam itu tidak didasari kepada aqidah yang bersumber kepada al-Qur`ân dan al-Hadits, maka pendidikan itu bukanlah pendidikan
Islam, tetapi pendidikan asing.
13
Oleh sebab itu maka pendidikan Islam hendaknya didasari oleh al-Qur`ân dan al-Hadits dikarenakan al-Qur`ân dan
al-Hadits merupakan dasar dari pendidikan Islam. Pengajaran lebih menitik beratkan usahanya kearah terbentuknya
kemampuan intelektual yang maksimal dalam menerima, memahami, mengahayati, dan menguasai serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang
diajarkan.
14
Proses pembelajaran dapat diartikan bukan hanya proses transformasi ilmu pengetahuan, wawasan, pengalaman dan keterampilan
kepada peserta didik, melainkan juga menggali, mengarahkan dan membina seluruh potensi yang ada dalam diri peserta didik, sesuai dengan tujuan yang
direncanakan. Proses pembelajaran tersebut harus berjalan secara efektif yaitu proses pembelajaran yang, menyenangkan, bergairah dan penuh motifasi tidak
membosankan serta menciptakan kesan yang baik pada diri peserta didik.
15
12
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta, Ar Ruzz Media, 2014,h 103
13
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2015, h 281
14
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 2010, cet. 5, h 91
15
Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Presfektif Al- qur’an, Jakarta, UIN Jakarta Press, 2005,
h 225
Proses pembelajaran merupakan inti dari pendidikan. Yang mana pendidik sebagai aktor utama dalam proses pembelajarannya. Proses
pembelajaran banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran dapat terjadi dalam berbagai model,
pendekatan, maupun metode pembelajaran yang akan digunakan.
16
Dengan demikian seorang pendidik hendaknya memperhatikan betul hal- hal inti dalam proses pembelajaran, untuk mencapai hasil yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Seorang pendidik tidak hanya sekedar menguasai materi yang akan diajarkan. Hal-hal lain yang berkaitan dengan pembelajaran pun
harus dikuasai oleh seorang pendidik, tidak hanya penguasaan materi saja, pendidik juga harus menguasai metode pembelajaran yang akan digunakan
pada proses pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan hal yang perlu dikuasai oleh seorang pendidik. Karena melalui metode seorang pendidik bisa
mengantarkan kepada hasil yang diharapkan oleh pendidik dan tercapainya tujuan pembelajaran.
Untuk itu seorang pendidik hendaknya menguasai berbagai metode yang akan digunakan dalam suatu mata pelajaran, seperti bercerita, bertanya,
mendemonstrasikan, mencobakan, memecahkan masalah, mendiskusikan yang digunakan oleh ahli pendidikan islam pada zaman dahulu sampai sekarang,
dan mempelajari prinsip metodologi dalam ayat-ayata al-Qur`ân dan as- Sunnah Rasulullah.
17
Demikian juga Omar at-Toumy as-Syaibany dalam bukunya Filsafat Pendidikan menyebutkan beberapa metode pembelajaran
diantaranya; metode pengajaran sambil bekerja, metode cerita, metode tauladan yang baik, metode pengajaran dari sejarah, metode pemberian
perumpamaan amstal, metode menarik dan menakutkan, metode dialog dan tanya jawab.
18
Adapun Abd. Rahwan an-Nahlawi menggali prinsip-prinsip mengajar dalam al-Qur`ân. Dari hasil tersebut ia temukan berbagai metode
16
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung, Remaja Rosdakarya, Bandung, cet.24, h 4
17
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2015, h 280
18
Omar Muhammad al-Toumy al-Syaybany, Falsafah Pendidikan Islam, Terj. Jakarta, Bulan Bintang; 1979, h. 568
pembelajaran dalam al-Qur`ân yang dapat menggungah perasaan dalam rangka menambahkan rasa iman dan cinta kepada Allah SWT., rasa nikmatnya
beribadah, rasa hormat kepada orang tua dan sebagainya.
19
Dalam al-Qur`ân tidak sedikit ayat-ayat dalam bentuk pertanyaan atau yang kita kenal dengan al-Istifhâmu
fil Qur’an, baik pertanyaan dengan menggunakan adawâtul Istifhâm ataupun dengan pertanyaan yang
jawabannya lebih umum dari pertanyaannya, ataupun pertanyaan dengan jawaban yang lebih sempit dari apa yang ditanyakannya.
20
seperti yang terdapat dalam al-Qur`ân diantaranya Qur’an surat al-A’rof
ayat 172:
Artinya: Dan ingatlah ketika tuhanmu mengeluarkan dari sulbi tulang belulang anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap ruh mereka seraya berfiman: “Bukankah Aku ini tuhanu?” mereka
menjawab: Betul Engkau tuhan kami, kami bersaksi,” kami melakukan yang demikian itu agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan, “sesungguhnya
ketika itu kami lengah terhadap ini”.
Selanjutnya yang terdapat dalam Qur’an surat al-Ankabut 61:
Artinya: Dan jika engkau bertanya kepada mereka, “siapakah yang
menciptakan langit dan bumi dan menund ukkan matahari dan bulan?”, pasti
mereka akan menjawab “Allah”. Maka mengapa mereka bisa dipalingkan dari kebenaran.
19
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2014, edisi baru, h. 428
20
Manna Khalil al-Qattan, buku Studi Ilmu – Ilmu Qur’an terj. Dari Mabaahist fii „Ulumil
Qur’an oleh Mudzakir AS, Bogor; Pustaka Litera Antar Nusa, 2010. Cet. 13, h. 290
Ayat-ayat di atas merupakan ayat dalam bentuk pertanyaan. ayat dalam bentuk pertanyaan pun masih banyak lagi selain dari ayat-ayat tersebut di atas.
Ayat-ayat al-Qur`ân dalam bentuk tanya jawab bukanlah tanpa maksud dan tujuan. Ayat al-Qur`ân dalam bentuk tanya jawab tentu memiliki maksud dan
tujuan di dalamnya. Dengan demikian dapat di pahami bahwasanya ayat-ayat dalam bentuk pertanyaan mengindikasikan bahwasanya tanya jawab
merupakan suatu proses pembelajaran dan merupakan metode pembelajaran. Moh. Uzer Usman dalam bukunya menjadi pendidik profesional,
terdapat 6 keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, yaitu; keterampilan bertanya questioning skills, keterampilan memberi
penguatan reinforcement skills, keterampilan mengadakan variasi variation skills
, keterampilan menjelaskan explaining skills, keterampilan membukan dan menutup pelajaran set induction and closure, keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengejar perseorangan. Keterampilan bertanya menjadi point pertama, hal tersebut
dikarenakan bertanya dalam proses belajar mengajar menjadi hal yang penting karena pertanyaan yang tersusun dengan baik dan tehnik yang tepat akan
memberikan dampak positif bagi peserta didik.
21
Seorang pendidik pun hendaknya bisa memotivasi peserta didiknya untuk berani bertanya agar tidak sesat dijalan, hal demikian pernah berkali-
kali dilakukan oleh Nabi Saw dalam mengajarkan sesuatu pengertian atau pengetahuan keimanan, ke-islaman ataupun ke-ihsanan serta masalah hukum
syara’ dan lain sebagainya.
22
Dengan demikian kemampuan bertanya amatlah diperlukan bagi seorang pendidik. Seorang pendidik haruslah bisa mengajak
peserta didiknya untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Dengan berkembangnya zaman tidak hanya teknologi saja yang
berkembang, metode pembelajaran pun semakin berkembang. Hal ini terbukti dengan banyaknya metode baru yang digunakan dalam proses pembelajaran.
21
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung, Remaja Rosdakarya, Bandung, cet.24, h 74
22
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 1997, h 120
hal ini pun menjadikan seorang pendidik mulai jarang menggunakan metode tanya jawab ini dan lebih senang menggunakan metode-metode yang baru.
23
Dalam proses pembelajaran, pertanyaan baik yang datang dari peserta didik maupun yang datang dari pendidik memiliki keutamaannya tersendiri.
Karena pertanyaan yang datang dari seorang pendidik dapat menggugah rasa ingin tahu peserta didik lebih mendalam lagi. Melalui pertanyaan pendidik
juga mengajak peserta didiknya untuk berfikir dan tidak pasif selama proses pembelajaran. Karena tak jarang dari peserta didik yang cenderung pasif dan
menerima sepenuhnya materi yang diberikan oleh pendidik tanpa menggali lebih dalam lagi terkait materi yang berikan oleh pendidik baik melalui
embaca ataupun bertanya.
24
Sedangkan pertanyaan dari seorang peserta didik merupakan bentuk bahwasanya peserta didik tersebut merespon akan materi
yang diberikan oleh pendidik. Dari uraian tersebut di atas dapat dikatakan bahwasanya at-Thoriqu
ahammu minal mâddah metode lebih penting dari pada materi. Selain itu al-
Qur`ân merupakan pedoman kehidupan manusia dan juga sumber pendidikan Islam. Dengan demikian pemilihan metode pembelajaran menjadi point
penting yang harus diperhatikan oleh pendidik. Mengingat bahwasanya al- Qur`ân dan as-Sunnah merupakan sumber pendidikan Islam maka metode
pembelajaran pun hendaknya bersumber dari al-Qur`ân dan as-Sunnah. Berangkat dari latar belakang serta uraian masalah tersebut maka penulis
mengabil judul
”METODE TANYA JAWAB DALAM AL-QUR’ÂN KAJIAN TAFSIR SURAT AL-ANBIYÂ 7, AL-QÂ
RI’AH 1-2, AL- BAQARAH 28, AT-TAKWÎR 26-27, AR-RAHMÂN 13, AL-BAQARAH
245 ”
23
Pengalaman PPKT
24
Pengalaman PPKT