Strategi dalam Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an

100 ujian peserta didik harus tuntas, dan melihat keseharuan siswa hanya beberapa yang tidak mencapai KKM, jika dirata-rata tidak sampai 20 setiap kelas, dari 32 anak hanya sekitar lima atau enam anak tidak lebih dari sepuluh.” 23 Sudah nampak jelas bahwa pelaksanaan bimbingan baca tulis al- Qur’an sangat diperlukan oleh peserta didik, dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendukung pembelajaran lain di sstuan lembaga pendidikan., dengan diadakanya bimbingan baca tuliis al- Qur’an guru dapat mengetahui berbagai kebutuhan peserta didik sebelum, sedang, dan setelah menerima bimbingan baca tulis al- Qur’an. Meskipun dalam pelksanaanya di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta bimbingan baca tulis al-Q ur’an masih menginduk pada mata pelajaran al- Qur’an Hadits, baik di kelas VII maupun kelas VIII. Untuk lebih efektif dan efisien guru al- Qur’an Hadits berharap bimbingan baca tulis al- Qur’an menjadi muatan pembelajaran tersendiri, sebagaimana pembelajaran agama lain. “Perlu diadakan pelajaran BTQ, jadi bisa fokus, saya fokus mengajar di al- Qur’an Hadist dengan optimal dan maksimal, dan ada guru yang fokus di pembelajaran BTQ juga demikian. Karena memang BTQ itu sangat penting, namun mengingat jam pelajaran di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan sudah cukup pada sehingga BTQ bergabung dengan pembelajaran al-Qurn Hadits, saya berusaha mengoptimalkan alokasi waktu yang telah ditentukan madrasah, agar pesan ajar tercapai.” 24

c. Strategi dalam Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an

Sebagaimana pembelajaran lain, dalam pelaksanaanya bimbingan baca tulis al- Qur’an juga tidak lepas dari peran strategi karena bimbingan baca tulis al- Qur’an merupakan bagian dari pembelajaran al- Qur’an Hadits. Strategi merupakan salah satu komponen pembelajaran yang memiliki peran sentral dalam upaya membelajarkan siswa dan 23 wawancara kepala madrasah pada 06 September 2016, terlampir pada h. 130 24 wawancara guru Al- Qur’an Hadits pada 22 Agustus 2016,terlampir pada h. 142 101 merupakan faktor penentu keberhasilan belajar. Guru yang piawai dan menguasai strategi tentunya akan dapat menciptakan suasana pembelajaran menarik dan menyenangkan bagi siswa. Menurut Wina Sanjaya strategi adalah a plan of aperation achieving something. Strategi merupakan upaya yang strategis dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menyelaraskan konsistensi komponen-komponen pembelajaran untuk mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dan meningkatkan kualitas hasil belajar. 25 strategi merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Secara khusus, guru al- Qur’an Hadits telah menggunakan strategi dengan mempertimbangkan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Hemat peneliti, penggunaan strategi harus diimbangi dengan pemahaman situasi dan kondisi peserta didik dan kelas agar materi dapat diterima dengan mudah oleh peserta didik. Dalam pembelajaran strategi berkaitan erat dengan pendekatan. Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. cara pandang ini terdapat pada titik yang berlawanan yaitu pendekatan yang berpusat pada guru teacher centered approach dan pendekatan yang berpusat pada siswa student centered approach. Oleh karenanya pendekatan merupakan cara umum untuk melihat persoalan atau objek sehingga diperoleh kesan tertentu. Hal ini dapat berpengaruh dalam pemilihan strategi yang cocok dalam pembelajaran. dalam pelaksanaanya Bimbingan baca tulis al- Qur’an di Madarsah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta lebih dominan menekankan pada pendekatan berpusat pada guru teacher sentris. Hal ini dibuktikan dengan argument siswa tentang metode yang sering digunakan guru pada saat bimbingan baca tulis al- Qur’an adalah 25 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: direktorat Pendidikan Agama Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009, Cet. I, h. 38 102 metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. 26 Berikut kerangka hubungan antara pendekatan, strategi dan metode : Gambar 4.9 Bagan Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan kerangka hubungan antara pendekatan, strategi dan metode dapatdiketahui bahwa pelaksanaan bimbingan baca tulis Al- Qur’an di Madarsah Tsanawiyah Pembangunan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. “Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal.” 27 Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorentasi kepada guru teacher centered. Sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi yang disampaikan dapat dikuasai oleh siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik siswa. Menurt Wina Sanjaya terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori. Pertama, strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi secara verbal. Oleh karenanya sering identik dengan motode ceramah. Kedua, materi pembelajaran yang disampaikan adalah materi yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus di hafal. Ketiga tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi itu sendiri. 26 wawancara siswa pada 01 September 2016, terlampir pada h. 150 27 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Geoup, 2014, Cet. XI, h.179 103 Dalam pelaksanaanya, terdapat beberapa langkah penerapan strategi ekspositori yaitu: 1 persiapan, 2 penyajian. 3 menghubungkan, 4 menyimpulkan, 5 penerapan. Dalam tahap persiapan guru mempersiapkan kesiapan siswa untuk menerima materi baca tulis al- Qur’an. Hal ini dapat dilihat pada saat kegiatan pendahuluan, guru mempersiapkan kesiapan belajar siswa dengan mengisi daftar kehadiran dan menyampaikan KD yang akan di bahas pada saat itu. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penyajian yaitu menyampaikan materi sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Dalam kegiatan ini diharapkan guru menggunakan bahasa yang komunikatif, memperhatikan intonasi suara sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan, menjaga kontak mata dengan peserta didik, dan menggunakan joke-joke yang menyegarkandan relevan agar peserta didik tidak cepat merasa jenuh. Selanjutnya korelasi, yaitu menghubungkan materi dengan pengalaman peserta didik, pada kegiatan guru mencoba me-recall ingatan siswa tentang hukum bacaan yang telah mereka pelajari di kelas VII. Lalu menyimpulkan, yaitu tahapan untuk memahami inti dari materi yang telah disajikan. guru mengulang kembali inti materi yang menjadi pokok persoalan. Dan terakhir yaitu mengaplikasikan. Pada tahap ini guru meminta siswa membaca ayat atau hadits yang telah mereka pelajari secara ditunjuk atau menunjuk diri dan menuliskan ayat atau hadits di dalam buku tugas dan perwakilan menuliskan di papan tulis. 28

d. Metode Pembelajaran dalam Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an