103
Dalam pelaksanaanya, terdapat beberapa langkah penerapan strategi ekspositori yaitu: 1 persiapan, 2 penyajian. 3
menghubungkan, 4 menyimpulkan, 5 penerapan. Dalam tahap persiapan guru mempersiapkan kesiapan siswa
untuk menerima materi baca tulis al- Qur’an. Hal ini dapat dilihat pada
saat kegiatan pendahuluan, guru mempersiapkan kesiapan belajar siswa dengan mengisi daftar kehadiran dan menyampaikan KD yang akan di
bahas pada saat itu. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penyajian yaitu menyampaikan materi sesuai dengan persiapan yang telah
dilakukan. Dalam kegiatan ini diharapkan guru menggunakan bahasa yang komunikatif, memperhatikan intonasi suara sesuai dengan pesan
yang ingin disampaikan, menjaga kontak mata dengan peserta didik, dan menggunakan joke-joke yang menyegarkandan relevan agar peserta
didik tidak cepat merasa jenuh. Selanjutnya korelasi, yaitu menghubungkan materi dengan pengalaman peserta didik, pada
kegiatan guru mencoba me-recall ingatan siswa tentang hukum bacaan yang telah mereka pelajari di kelas VII. Lalu menyimpulkan, yaitu
tahapan untuk memahami inti dari materi yang telah disajikan. guru mengulang kembali inti materi yang menjadi pokok persoalan. Dan
terakhir yaitu mengaplikasikan. Pada tahap ini guru meminta siswa membaca ayat atau hadits yang telah mereka pelajari secara ditunjuk
atau menunjuk diri dan menuliskan ayat atau hadits di dalam buku tugas dan perwakilan menuliskan di papan tulis.
28
d. Metode Pembelajaran dalam Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an
Metode merupakan suatu jalan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Metode adalah salah satu usaha yang tidak pernah guru
tinggalkan dalam kegiatan belajar mengajar, metode sebagai salah satu komponen pokok bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Menurut
Dra. Masitoh, M.Pd. dan Laksmi Dewi, M.Pd. Dalam pelaksanaanya
28
Observasi aktivitas belajar dan mengajar pada 31 Agustus 2016, terlampir pada h. 124
104
metode mengajar ditinjau dari segi proses memiliki fungsi-fungsi, yaitu: pertama sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.
kedua sebagai gambaran aktifitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. ketiga sebagai bahan pertimbangan
untuk menentukan alat penilaian pembelajaran. keempat sebagai bahan pertimbangan
untuk menentukan
bimbingan dalam
kegiatan pembelajaran, baik bimbingan secara individu maupun kelompok.
Selain itu pada kesempatan lain guru pernah menerapkan pendekatan berorentasi kepada student centred dengan menggunakan
strategi pembelajaran inquiry. Metode yang digunakan dalam bimbingan baca tulis al-
Qur’an terbagi menjadi dua metodik yaitu metode umum dan khusus.
1 Metode Umum
Metode umum merupakan metode yang dominan diterapkan oleh guru Al-
Qur’an Hadits dalam pelaksanaan bimbingna baca tulis al- Qur’an, yaitu:
a Metode ceramah
Karakteristik metode ceramah adalah metode ini lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta dan ingatan,
tergolong metode pembelajaran klasikal, dan pengalaman belajar
yang diperoleh
siswa diantaranya
berlatih mendengarkan, menyimak, memahami konsep, prinsip, fakta,
dan mencatat bahan pelajaran. b
Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran
dengan cara mengajukkan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan
bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan. Dalam rangkaian bimbingan baca tulis al-
Qur’an guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah
disampaikan oleh guru, atau sebaliknya guru meminta siswa
105
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru baik dengan cara ditunjuk atau menunjuk diri. Hal ini dibuktikan pada saat
peneliti melakukan observasi di kelas VIII E dalam pelakanaan bimbingan baca tulis al-
Qur’an.
29
Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, sitasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik
sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
30
Dengan menggunakan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pembelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian lebih baik dan sempurna. sebagaimana yang telah dijelaskan
oleh Zharfa “di awal pelajaran kita membaca ayat atau hadits bersama-sama, mengikuti bacaan bu alif kemudian sendiri-
sendiri ditunjuk atau menunjuk diri.”
31
2 Metode Khusus
Selain metode umum di atas, metode pendukung yang diterapkan oleh guru adalah metode every one is a teacher here
setiap orang adalah guru. biasanya metode ini diterapkan pada materi hukum bacaan. Guru membagi materi kepada siswa tentang
hukum bacaan. Misalnya pada saat itu sedang berlangsung materi hukum mim mati dan idgham, guru meminta siswa merangkum dan
di akhir pembelajaran guru miminta beberapa di antara mereka menjelaskan tentang hukum mim mati dan idhgam. Menurut
Melvin L. Silberman langkah-langkah metode every one is a teacher here setiap orang adalah guru adalah:
29
Observasi aktivitas belajar mengajar pada 31 Agustus 2016, terlampir pada h. 126
30
Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zaid, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, Cet. IV, h. 90
31
Wawancara siswa pada 01 September 2016, terlampir pada h. 147
106
a Bagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik. Mintalah para
peserta menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik
khusus yang akan mereka diskusikan di kelas. b
Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa. Mintalah siswa membaca diam-diam pertanyaan atau topic pada
kartu dan pikirkan satu jawaban. c
Panggilah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu yang mereka dapat dan memberi respons. Setelah diberi respons,
mintalah yang lain di alam kelas untuk menambahkan apa yang telah disumbang sukarelawan.
32
Metode ini sangat efektif dalam melatih sikat disiplin, tanggung jawab, dan mandiri pada siswa. “Ibu minta mereka
mempelajari materi kelas VIII materi tentang hukum mim mati dan idgham. Nah mereka itu merangkum, milih
mau ikhfa’ syafawi, idzhar syafawi, idgmom mimi, dan hukun idghomsetelah itu ibu
menunjuk beberapa diantara mereka untuk menjelaskan ke depan, dan kegiatan ini berlangsung sangat kondusif.”
33
Selain materi membaca dan menulis guru juga menambahkan materi hukum bacaan yang terkandung dalam surat yang sedang
mereka pelajari. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh guru Al-
Qur’an Hadits “Kalau materi nulis tentang kaidah penulisan, kalau membaca tentang makhroj huruf, trus tajwid. Kelas VII
materi tentang nun sukun, kelas VIII mim sukun, kelas IX hukum mad.”
34
Hal ini juga diperkuat dengan argumen peserta didik tent
ang belajar ilmu tajwid. “nun mati, mim mati, idhom
32
Melvin L. Silberman, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Terj. dari Active Learning 101 Strategies to Teach Any Subject oleh Sarjuli, dkk., Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009, Cet.
VI, h. 172
33
Wawancara guru Al- Qur’an Hadits pada 25 Agustus 2016, terlampir pada h. 140
34
Ibid., h. 137
107
mutamasilain, idgom mutajanisain, terus qolqolah, mad, pokoknya udah banyak bu.
”
35
e. Implikasi Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an