109
diperolehnya dari
sumber bimbingan
guru atau
dengan mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti  mengkonfirmasi  kepada  guru  kepala  madrasah, menerangkan  bahwa  tingkat  kreativitas  dan  keahlian  peserta  didik
juga  sangat  baik.  madrasah  memberikan  fasilitas  dan  kesempatan bagi  bagi  peserta  didik  yang  ingin  memperdalam  dan  mengasah
kemampuanya baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Seperti  memberikan  fasilitas  mentor  tahfidz,  panduan  tahfidz  bagi
ekstrakulikuler  tahfidz,  marawis,  dan    fasilitas  ruang  untuk pendalaman  membaca  al-
Qur’an.  Dalam  hal  keorganisasian diberikan  ruang  dan  dibimbing  menjadi  leader  di  kalangan  peserta
didik  dengan  mengadakan  kegiatan  OSIS,  kegiatan  hari-hari  besar, dan sebagainya.
Dalam pengamatan peneliti, peserta didik Madrasah Tsanawiyah Pembangunan  UIN  Jakarta  telah  mempraktikkan  shalat  berjama’ah
pada  waktu  sholat  zuhur,  holat  ashar,  sholat  jum’at,  serta
melaksanakan  sholat  sunnat  dhuha  setiap  senin  sampai  rabu  di masing-masing kelas, berdoa secara bergilir, dan membaca al-
Qur’an sebelum belajar. Rutinitas inplementasi seperti ini merupakan sebuah
bentuk  praktik  nyata  sehingga  dapat  membekas  menjadi  kebiasaan peserta didik.
f. Sistem Penilaian Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an
Dalam pelaksanaan bimbingan baca tulis al- guru belum menerapkan standar acuan penilaian baku dalam mengukur kecakapan peserta didik.
Baik  penilaian  yang  dilaksanakan  selama  kegiatan  belajar  mengajar berlangsung  penilaian  proses  maupun  setelah  kegiatan  belajar
mengajar  penilaian  hasil  atau  produk,  atau  latihan  baik  pre-test maupun  post-test,  dan  pekerjaan  rumah  PR,  sebagai  tolak  ukur
pemahaman  siswa.  “Kalau  PR  jarang,  soalnya  pas  habis  materi langsung praktek, kalau latihan ibu bagi kertas HVS, boleh digaris, ibu
110
persilahkan mereka bereksplorasi pake garis boleh biar mereka terbantu me
nulis  arab.”
37
Hal  tersebut  juga  senada  dengan  pernyataan  putri, “Gak  pernah  ada  PR  bu,  yaa  PR  nya  kalau  yang  belum  slesai  nulis,
kalau udah yaa gak punya PR bu. ”
38
g. Kendala Pelaksanaan Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an
Peneliti  menanyakan  tentang  kendala  dalam  pelaksanaan bimbingan  baca  tulis  al-
Qur’an  di  dalam  kelas,  jawaban  dari  guru adalah  belum  tersedia  sumber  ajar  dalam  bimbingan  baca  tulis  al-
Qur’an  sehingga  dalam  penerapanya  guru  berpatokan  pada  buku  al- Qur’an Hadtis, dan mendisain bimbingan baca tulis berdasarkan materi
ajar  al- Qur’an  Hadits.  “Kalau  buku  khusus  BTQ  nggak  ada,  kalau
sumber  belajar  baca  tulis  dari  al- Qur’an  Hadits  dan  al-Qur’an.”
39
Hal ini  juga  di  dukung  oleh  pendapat  Putri  bahwa  jika  alokasi  waktu
pembelajaran  kurang  guru  melewati  bimbingan  menulis,  hanya mengajarkan membaca dengan tartil. Pada aspek menulis guru meminta
siswa menulis di buku tugas kemudian dikumpulkan lau dikoterksi oleh guru. “tapi kalau nulis tergantung waktu bu, paling pas lagi ngumpulin
tulisan ibu bunderin tulisan kita yang belum bener bu. ”
40
37
Wawancara guru Al- Qur’an Hadits pada 25 Agustus 2016, terlampir pada h. 140
38
Wawancara siswa pada 01 September 2016, terlampir pada h. 151
39
op.Cit, h. 138
40
Wawancara siswa pada 01 September 2016, terlampir pada h. 148
111
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan  temuan  peneliti  dan  pembahasan  dapat  peneliti  simpulkan bahwa  kegiatan  bimbingan  baca  tulis  al-
Qur’an  dilaksanakan  karena  masih banyak  siswa  Madarash  Tsanawiyah  Pembangunan  khususnya  kelas  VIII
belum  cakap  membaca  dan  menulis  dengan  baik  dalam  pembelajaran  al- Qur’an  Hadits.  Kegiatan  bimbingan  baca  tulis  al-Qur’an  berupa  kegiatan
habitual  curriculum,  dilaksanakan  sebelum  memasuki  materi  pembelajaran al-
Qur’an  Hadits  dan  menginduk  pada  mata  pelajaran  al-Qur’an  Hadits. kegiatan  ini  dilaksanakan  berdasarkan  inisasi  dari  guru  al-
Qur’an  Hadits, dengan  tujuan  untuk  menghadirkan  solusi  pembelajaran  terbaik  dan  dapat
membantu  siswa  dalam  memahami  materi  pembelajaran  al- Qur’an  Hadits
yang  notabene  tidak  terlepas  dari  membaca  dan  menulis  teks  arab  yang terkandung  dalam  ayat  al-
Qur’an  atau  Hadits.  Sebagaimana  pembelajaran yang  terkandung  dalam  kelikuler,  bimbingan  baca  tulis  al-
Qur’an  juga menerapkan pendekatan, strategi, dan metode yang mengacu pada tiga ranah,
yaitu  ranah  kognitif,  ranah  afektif,  dan  ranah  psikomotorik.    Berdasarkan hasil  pengamatan  kegiatan  belajar  mengajar,  peserta  didik  antusias  dalam
mengikuti  kegiatan  bimbingan  baca  tulis  al- Qur’an.  Selain  itu,  berdasarkan
wawancara  peserta  didik,  peserta  didik  senang  mengikuti  bimbingan  baca tulis al-
Qur’an. Dengan dilaksanakanya bimbingan baca tulis al-Qur’an, pada saat  ujian  peserta  didik  mudah  dalam  mengingat  materi  pembelajaran  al-
Qur’an Hadits tentang menulis dan membaca teks ayat atau Hadits. guru al- Qur’an  Hadits  juga  memaparkan,  dengan  dilaksanakanya  bimbingan  baca
tulis  al-
Qur’an  hasil  belajar  peserta  didik  meningkat,  dan  guru  berharap
bimbingan  baca  tulis  al- Qur’an menjadi muatan kurikuler, sehingga tersedia
alokasi  waktu  yang  memadai  dan  pembelajaran  yang  terstruktur  baik  dalam pelaksanaan maupun penilaian.