30
d Jika orang yang junub atau berhadats besar menulis ayat al-
Qur‟an, dengan membawa atau menyentuh kertasnya ketika menulis, maka hukumnya haram. jika dia tidak membawanya
dan tidak menyentuhnya, maka ada tiga pendapat. Pertama boleh, kedua haram, dan ketiga boleh bagi yang berhadats
kecil dan haram bagi orang yang berjunub. e
Menulis hadits Rasulullah SAW jika tidak terdapat ayat-ayat Al-
Qur‟an di dalamnya, tidaklah haram menyentuhnya. Tetapi yang lebih baik adalah tidak disentuh, kecuali dalam keadaan
suci.
56
3. Tujuan Bimbingan Baca Tulis al-Qur’an
Tujuan yang akan dicapai dalam bidang bimbingan baca tulis Al- Qur‟an adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga
mampu membaca dan menulis al- Qur‟an serta mampu menjalankan
fungsinya sebagai hamba Allah guna membangun dunia sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh al-
Qur‟an. Sebagaimana firman Allah SWT dalan Qur‟an surat adz-Dzariyat ayat 56
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada- Ku”. Q.S. adz-Dzariyat: 56
57
Berdasarkan surat adz-Dzariyat ayat 56 tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan penciptaan manusia menurut al-
Qur‟an adalah beribadah kepada Allah, yang dapat dikembangkan sesuai dengan minat siswa.
Disamping itu manfaat pembelajaran baca tulisal- Qur‟an di lembaga
pendidikan diantaranya sebagai berikut: a.
Meningkatkan kualitas baca tulis al-Qur‟an b.
Meningkatkan semanagat ibadah
56
Supian, Ilmu-Ilmu al- Qur’an Praktis, Jakarta: Gaung Persada Press, 2012, Cet. I, h. 187-
188
57
Departeme Agama RI, al- Qur’an dan Terjemahanya, Bandung: Diponegoro, 2011, Cet.
X, h. 523
31
c. Membentuk akhlakul karimah
d. Meningkatkan lulusan yang berkualitas
e. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan Al-Qur‟an
4. Materi Bimbingan Baca Tulis al-Qur’an
Materi- materi yang terdapat dalam bimbingan baca tulis Qur‟an
dibahas dalam ilmu tajwid. Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang cara membaca al-
Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah dan sifat-sifat bacaan.
58
Ilmu tajwid yang terdapat dalam pelajaran baca tulis Qur‟an antara lain membahas tentang sifat huruf, makhrijul
huruf, hukum bacaan nun sukun, hukum bacaan mim sukun, macam- macam mad, idgham saghir, saktah, tafkhim, tarqiq dan waqof.
a. Sifat Huruf
Sifat huruf menurut arti bahasa adalah karakteristik dari sesuatu watak. Sedangkan menurut istilah adalah tata cara atau prilaku bunyi
huruf ketika keluar dari makhrojnya, seperti jahr, hams, syiddah, dan lain-lain. Berdasarkan pendapat Ulama yang populer dikalangan Ulama
Tajwid, huruf hijaiyyah memiliki 18 sifat lazimah
59
, dengan rincian ada lima sifat yang mempunyai sifat berlawanan, sedang selebihnya tidak
mempunyai sifat yang berlawanan.
60
Adapun penjelasanya adalah sebagai berikut:
58
NH Rifa‟i, Pedoman Ibadah, Jombang: Lintas Media, t.t., h. 151
59
Sifat Lazimah atau Sifar Dzatiyyah ialah sifat asli huruf yang melekat padanya dan tidak dapat lepas darinya, missal Hams, jahr,
dst. Adapun Sifat „Aridah adalah sifat tambahan yang datang kemudian, misalnya Tafkhim-Idghom-
Ikhfa’ dan Imalah.
60
Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil al- Qur’an Metode Maisuro, Jakarta
Selatan:Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta, 2014, h. 5
32
Tabel 2.1 Sifat Huruf Hijaiyyah
No. Sifat Lazimah
Huruf-Hurufnya Karakter
Kuat dan Lemah
61
1. Hams
ْم ْلا: Berdesisnafas
berhembus رْ ْلا
ف
ْ ْ ف
Berkarakter lemah
2. Jahr
رْ ْلا: nafas ditahan
ء
ْ ئ ْ ل ج ً غ
Berkarakter kuat
3. Syiddah
لا: Suara tertahan
خرلا ء
ْ ج ْ
Berkarakter Kuat
4. Rakhawah
خرلا: Lunak dan suara
tidak tertahan ف
ف ح غ ْ خ ْ
Berkarakter Lemah
5. BainiyahTawassut
لا ْ ْلا: Suara tidak tertahan
dengan sempurna dan tidak tertahab
dengan sempurna ْرم ْن ل
Berkarakter antara Syiddah
dan Rakhawah, yakni sedang
61
huruf yang memiliki karakter kuat adalah agak berat ducapkan. Maka ketika sifat-sifat hurufnya yang kuat lebih dominan misalnya huruf
ط Ta’ maka karakternya menjadi kuat. Sebaliknya bila yang dominan sifat-sifat hurufnya yang lemah misalnya huruf
ف Fa’ maka karakternya menjadi lemah ringan diucapkan. Begitu juga ketika antara sifta-sifat hurufnya
sebanding artinya tidak ada yang lebih dominan antara sifat-sifatnya, baik yang kuat dan yang lemah misalnya huruf
ب Ba’ maka karakternya menjadi sedang tidak berat dan juga tidak ringan untuk diucapkan
33
6. Isti’la ءاْع ْ ْْا:
Pangkal lidah naik ke langit-langit
ْ ْْا ْ ْغ خ
Berkarakter kuat
7. Istifal
ْ ْْا: Lidah di bawah
ء ف
ي ْن ْ فْرح
Berkarakter lemah
8. Itbaq
ْ ْْا: Bertemu dengan
langit-langit ْ ْْا
Berkarakter kuat
9. Infitah
ْ ْْا: Terbuka antara lidah
dan langit-langit ء
ف
ف ع ْج خ ْن ْ غ ْر ل ح
Berkarakter lemah
10. Idzlaq
لْ ْْا: Keluarnya
lancarringan ف
ل ْن ر ف Berkarakter
lemah
11. Ismat
مْ ْْا: Tidak lancar dan
hati-hati ء
ح ش غ ْ ج ي ْ ْ ً ق
Berkarakter kuat
12 Safir
رْ لا: Suara beredesir
Berkarakter kuat
13 Qalqalah
لقْلقْلا: Memantulkan suara
ج ْ Berkarakter kuat
34
tambahan
14. Inhiraf
فر ْ ْْا: Lenturan ujung lidah
condong ke punggung lidah
Berkarakter kuat
15. Takrir
رْي رْ لا: Satu kali getaran
ujung lidah Berkarakter kuat
16. Istilalah
ل ْ ْْا Memelarkan dan
menggelayutkan suara mulai dari
tepipangkal lidah setelah makhroj
maju sampai makhroj
Berkarakter kuat
17. Tafasysyiy
ْلا Bunyinya bersamaan
dengan tersebarnya angina kuat yang
keluar dari dalam mulut
Berkarakter kuat
18. Ghunnah
غْلا: Berdengung
Berkarakter kuat
b. Makhrijul Huruf
Makhraj رْ adalah tempat keluarnya huruf, yakni terdengarnya
huruf secara jelas yang ditentukan oleh bunyi pengucapanya. Sedangkan huruf
فرح adalah bentuk jamak dari harf فْرح. Harf
35
adalah suara yang bergantung pada makhraj yang bersifat muhaqqaq
62
terlihat nyata atau muqaddar
63
dikira-kirakan.
64
Menurut pendapat yang terpilih bahwa ur ̂f Hij ̂iyyah terbagi
menjadi 17 makhraj dan keberadaan 17 makhraj ini terdapat pada lima tempat, yaitu:
1 Al-Jauf فْ ْلا: rongga mulut
2 Al- alaq ْل ْلا: tenggorokan
3 Al-Lis ̂n سللا: lidah
4 Asy-Syafatain نْ لا: dua bibir
5 Al-Khaisy ̂m ْ ْ ْلا: janur hidunginduk hidung
c. Macam-Macam Mad
Arti mad
65
ملا ialah memanjangkan suara ketika memmbaca huruf mad atau huruf l
̂n.
66
adapun huruf Mad ada tiga, yaitu:
67
1 Alif baik ada rasm tulisan ataupun tidak. Dimana sebelumnya
berupa huruf yang berharakat fathah. Sebagai contoh huruf mad alif yang ada rasm adalah seperti alif yang terdapat pada lafaz
“ ” dan sebagai contoh mad alif yang tidak ada rasm adalah seperti alif yang
terdapat pada lafaz “ مْحرلا
ن ”.
2 Wawu mati baik ada rasm atau tidak, dimana sebelumnya berupa
huruf yang berharakat dhammah. Sebagai contoh huruf mad waw ada rasm adalah seperti waw yang terdapat pada lafaz
“ ْ قي” dan
62
makhraj Muhaqqaq ٌقَقََُ حجَرحََ adalah makhraj yang bergantung pada bagian tertentu pada
bagian-bagian yang terdapat pada tenggorokan, lidah, atau kedua bibir.
63
Makhraj Muqaddar ٌرَدَقُم حجَرحََ adalah udara yang berada
64
Abdul Majid, Panduan Lengkap Ilmu Tajwid,Terj. dari Al-Wadhih fi Ahkami at-Tajwid oleh Muhammad Isham Muflih al-Qudhat, Jakarta: Turos, 2015, Cet. I, h. 41
65
perbedaan huruf mad dan mad yaitu: huruf adalah penyebab adanya bacaaan mad panjang, sedangkan mad adalah bacaan panjang akibat adanya huruf Mad. Dengan demikian perbedaan
principal keduanya ialah: huruf mad adalah penyebab sedang Mad adalah akibat.
66
untuk huruf l ̂n ada bacaan panjang Mad apabila sesudahnya berupa huruf mati. Dengan
demikian apabila sesudahnya bukan berupa huruf mati tentunya tidak ada bacaan panjang.
67
Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil al- Qur’an Metode Maisuro, Jakarta
Selatan: Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta, 2014, h. 47
36
sebagai contoh huruf mad waw yang tidak ada rasm adalah seperti w
aw yang terdapat pada Ha’ Dhamir lafaz “ ل
ل ”
3 Ya’ mati baik ada rasm atau tidak dimana sebelumnya berupa
huruf yang berharakat kasrah. Sebagai contoh huruf mad ya’ yang ada rasm
seperti ya’ yang terdapat pada lafaz “ ْ ” dan sebagai contoh huruf mad ya’ yang tidak ada rasm adalah seperti ya’ yang
terdapat pada ha’ dhamir lafaz “
ۦ ْل
ْل ”
Sedangkan huruf l ̂n ada dua, yaitu:
1 waw mati dimana sebelumnya berupa huruf yang berharakat fathah. Contoh huruf l
̂n waw adalah waw yang terdapat pada lafaz
“ ْ ي”. 2
ya’ mati baik ada rasm atau tidak dimana sebelumnya berupa huruf yang berharakat fathah. Sebagai contoh huruf l
̂n ya’ yang ada rasm adalah seperti
ya’ yang terdapat pada lafaz “ فْ ” dan sebagai contoh huruf l
̂n ya’ yang tidak ada rasm adalah terdapat pada
‘ain nya
“ ”
awal surat Maryam.
68
Secara garis besar hukum mad dibagi menjadi Mad ab ̂’iy Mad
A l ̂ ْ لا ملا atau لْ ْلا ملا dan Mad
ْلا ملا ْر
. 1
Mad ab ̂’iy ْ لا ملا Mad A l ̂ ْ لا ملا
Tabel 2.2 MAD
AB ̂’IY
Mad ab ̂’iy
ْ لا ملا Ialah apabila ada
huruf mad yang sesudahnya tidak
berupa ء huruf yang
ditasydid ّ
Contoh Bacaan
– ل
ْ ي –
ل ْ
– ۦ
ْل
2 harakat Yang mempunyai hukum semisal Mad
ab ̂’iy
يحيِبَطلا دَما
Mad Badal Ialah apabila ada huruf Contoh Panjang
68
Ibid., h. 47-48
37
. لا ا mad yang sebelumnya
berupa hamzah ء,
dan sesudahnya tidak diikuti hamzah
ء atau huruf mati
ْ .
Bacaan Huruf
Mad
ا اء اْ ْ
مْي 2 harakat
2. Mad ‘iwad
علا Ialah apabila ada huruf
mad “alif”
yang menjadi
pengganti fathah tanwin ketika
waqaf, dengan syarat yang di tanwin bukan
ta’ marbutah ًاْ ل
اًرْ خ ً ْ
ًء 2 harakat
3. Mad Silah
Qasirah ل لا
رْ قلا Ialah apabila terdapat
Ha’ Damir ى ى yang sebelumnya
berupa huruf
hidup, dan
sesudahnya juga
berupa huruf hidup yang bukan hamzah
Qata’, kecualai ْري
ْ ل ل
ﻮ ۦ
ْن 2 harakat
4. –
– –
– Maksudnya:
huruf mad “Alif”
yang terdapat pada huruf
hijaiyyah dan menjadi fawatihus suwar awal
surah ح
ي
لا ر
2 harakat
5. Mad
Tamkin Ialah
apabila berhimpun 2 dua
ya’ ْ ح
نْ لا 2 harakat
38
نْ ْم لا yaitu ya’ pertama bertasydid
dan berbaris
kasrah, sedangkan
ya’ kedua matisukun.
2 Mad ْر ْلا ملا
Ialah apabila ada huruf Mad yang sesudahnya berupa hamzah ء huruf mati ّْ huruf yang di tasydid ّ. Mad
meliputi:
69
a Mad Wajib Muttasil
Mad wajib muttasil ialah apabila ada huruf mad yang sesudahnya berupa hamzah
ء dan terletak dalam satu kata. Contoh:
لاء ج ْ ، ء مسل ْل ْ ا ،
، ْ ج ْ ا عْلا
Adapun cara membaca mad wajib muttasil adalah 4 harakat atau 5 harakat. Di dalam Al-
Qur’an penulisan diberi tanda baca ء ~….
b Mad Ja’iz Munfasil
Mad jaiz munfasil ialah apabila ada huruf mad yang sesudahnya berupa hamzah
ء dan terletak di lain kata. Contoh:
، ْ ف ،ْ سف ْا
ْ ْ ل
ي ، ي
Adapun cara membaca mad wajib muttasil adalah 4 harakat atau 5 harakat. Di dalam Al-
Qur’an penulisan diberi tanda baca ء ~….
c Mad Lazim Kilmy Mukhaffaf
Mad lazim kilmy mukhafaf ialah apabila ada huruf mad yang sesudahnya berupa huruf mati sukun asli
70
dan terletak dalam satu kata. Contoh:
69
Ibid., h. 51-56
39
ْل اْ ل ،ن
ِ ْم لا اء
Adapun cara membaca mad wajib muttasil adalah 6 harakat tanda bacanya
ْ ~…. d
Mad Lazim Kilmiy Mutsaqqal Ialah apabila ada huruf mad yang sesudahnya berupa huruf
bertaydid, dan terletak dalam satu kata. Contoh:
لء ،نْ ل لا نْير لذء ،
Adapun cara membaca mad wajib muttasil adalah 6 harakat tanda bacanya
~…. e
Mad Lazim Harfiy Mukhaffaf Ialah apabila terdapat huruf mad yang sesudahnya berupa
huruf mati sukun asli yang tidak di idghamkan, yaitu terdapat pada huruf hijaiyyah yang menjadi fawathihus Suwar awal
surat. Contoh:
ي ح ،
لا ، ر
،
Adapun cara membaca mad wajib muttasil adalah 6 harakat. f
Mad Lazim Harfiy Mutsaqqal Mad lazim harfiy mutsaqqal ialah apabila terdapat huruf mad
yang sesudahnya berupa huruf mati sukun asli yang di idghamkan, yaitu terdapat pada huruf hijaiyyah yang menjadi
fawathihus Suwar awal surat. Contoh:
لا ملا ،
ر ،
س
Adapun cara membaca mad wajib muttasil adalah 6 harakat. g
Mad ‘Arid lis Sukun Mad ‘arid lis sun ialah apabila ada huruf mad, sesudahnya
berupa huruf mati sukun tidak asli’aridah terjadinya huruf mati
tidak asli, disebabkan adanya peristiwa waqaf. Contoh:
ْ حرلا ،نْ ملعلا
70
huruf mati asli sukun asli adalah huruf yang tetap mati sukun baik ketika washal maupun waqaf.. sedangkan “huruf mati sukun tidak asli” adalah huruf yang tidak tetap matinya-yakni
ketika waqaf ia mati namun bila washal ia menjadi hidup.
40
Adapun cara membaca mad wajib muttasil adalah 246 harakat sesuai dengan tempat pertama mempergunakan panjang
bacaan. h
Mad Shilah Qhasirah Mad shilah qhasirah ialah
dan yang didahului oleh huruf yang hidup. dibaca 2 harakat. Contoh:
ل ل ،
،
i Mad Shilah Thawilah
Mad silah thawilah mad silah panjang ialah: mad shilah pendek diiringi oleh hamzah. Panjangnya 2 sampai 5 harakat.
Contoh:
ا ل ،
رْ ل ،
ر ا ا ل ا سْ ي ،
ْ لْخا
j Mad Tamkin
Mad tamkin ialah mad yang terdiri dari dua huruf yang bertemu dalam satu kalimat, sedangkan yang pertama berbaris
kasrah dan bertasydid dan yang kedua mati. Panjangnya dua harakat menghadapi dua huruf hidup. misalnya:
ْ ْ ح. Dan 2 sampai 6 harakat yang menghadapi satu huruf hidup. misalnya:
.نْ ار ،نْ ي ا ح ،نْ ل ،نْ ا ،نْ لا
d. Tafkhim dan Tarqiq
Tafkhim ْ ْ ْلا ialah sifat ketebalan pada suatu huruf dimana ketika
diucapkan posisi mulut dipenuhi dengan gema suara seakan-akan dipenuhi oleh makanan. Sedangkan sebaliknya tarqiq
ْ ْر لا yakni tipis yang tentunya ketika ia diucapkan posisi mulut tanpa dipenuhi
oleh gema suara.
71
Apabila dilihat dari pembahasan tersebut huruf hijaiyyah terbagi menjadi tiga macam yaitu:
71
Ahmad Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil Al- Qur’an Metode Maisuro, Jakarta
Selatan: Fakultas Ushuluddin Institut PTIQ Jakarta, 2014, h. 69
41
Tabel 2.3 Huruf-Huruf Yang Dibaca Tafkhim
ُ مْيِحْفَتْلَا
Dibaca Tafkhim ُ مْيِحْفَتْلَا
Keterangan
1. Huruf Isti’la
Terkumpul dalam ْ ْغ خ yakni
yang tingkat ketebalanya sebagai berikut:
a. Jika
huruf Isti’la berharakat fathah dan sesudahnya berupa
alif, misalnya اًر – ini
paling tebal
b. Jika
huruf Isti’la berharakat fathah dan sesudahnya bukan
berupa alif, misalnya ر
– atau Jika
huruf Isti’la mati dan sebelumnya berharakat fathah,
misalnya لْ
– رْغ
tebalnya di bawah poin a
c. Jika
huruf Isti’la berharakat dammah, misalnya
ر –
ء atau jika huruf Isti’la mati dan
sebelumnya berharakat
dammah misalnya ْ م ء ي
– ْ مْق tebalnya di bawah poin
b
d. Jika huruf Isti’la mati dan huruf
sebelumnya berharakat kasrah, misalnya
ارْخ ا –
عْ tebalnya
dibawah pin c
42
2. Ra’ yang berada
di awal atau di tengah kata.
a. Jika
Ra’ berharakat fathah, misalnya
ْيء –
مْح b.
Jika Ra’ berharakat dammah,
misalnya ْ
– اْ ر
c. Jika ada
Ra’ mati terletah sesudah huruf yang berharakat
fathah, misalnya ْ ل ْ
d. Jika ada
Ra’ mati terletah sesudah huruf yang berharakat
dammah, misalnya ء
ْري
e. Jika ada
Ra’ mati terletak sesudah huruf yang berharakat
Kasrah „Aridah tidak asli, misalnya
ع جْ ا –
ع ْ ا
f. jika ada
Ra’ mati terletak setelah huruf berharakat kasrah
baik „aridah maupun asliyyah
dan berada di akhir kata
sebelumnya, misalnya ْ ء ْر
– ْمحْ ا
g. Jika sebelum
Ra’ mati berupa huruf yang berharakat
Kasrah Asliyyah dan sesudahnya berupa huruf
Isti’la yang tidak berharakat Kasrah, misalnya
ْر –
ءر ف
3. Ra’ berada di
akhir kata
Jika Ra’ ر mati – baik Asliyyah
‘Aridah, terletak:
a. Sesudah
huruf berharakat
Fathah, misalnya رمقْلا yang di-
43
waqafkan dan ل ; atau di
antara keduanya dipisah Huruf Sahih mati misalnya
رْ عْلا yang di waqafkan.
b. Sesudah alif misalnya
لا yang di waqafkan.
c. Sesudah huruf yang berharakat
dammah misalnya ْ ل yang di
waqafkan, atau
di antara
keduanya dipisah Huruf Sahih mati misalnya
رْسعلا yang di waqafkan.
d. Sesudah waw mati misalnya
ْ لا ف yang di waqafkan.
4. Lam
Lafaz ل a.
Jika “ ل” dibaca dari permulaan misalnya
م لا ل b.
Lafaz “ ل” didahului huruf yang berharakat Fathah misalnya
ل
c. Jika “ ل” didahului huruf yang
berharakat Dammah misalnya ل
5. Alif
a. Jika alif terletak sesudah Huruf
Isti’la misalnya
b. Jika alif terletak sesudah Lam
Lafaz Jalalah,
yang tidak
didahului oleh
huruf yang
berharakat Kasrah, misalnya ل ْي ري
c. Jika Alif terletak sesudah
Ra’ yang tidak dibaca al-Imalah,
44
misalnya ر ْ ل
Tabel 2.4 Huruf-Huruf Yang Dibaca Tarqiq
ُ قْيِقْرَ تلَا
Dibaca Tarqiq ُ قْيِقْرَتلَا
Keterangan
1. huruf Istifal
Yaitu huruf hijaiyyah selain huruf Isti’la
2. Ra’ yang berada
di awal kata a.
jika Ra’ berharakat Kasrah,
misalnya ًل ج
– رْ ا ْن
b. jika sebelum
Ra’ mati berupa huruf yang berharakat Kasrah
Asliyyah dan sesudahnya bukan huruf
Isti’la, misalnya ْ ْر ف
3. Ra’ yang berada
di akhir kata a.
jika sebelum Ra’ mati
„Aridah tidak asli sesudah huruf
berharakat Kasrah
misalnya waqaf pada –
ر atau antara keduanya dipisah oleh
Huruf Sahih mati yang bukan huruf
Isti’la. Misalnya رْ ل yang di waqafkan.
b. Jika
Ra’ mati „Aridah tidak asli sesudah
ya’ mati ْ . Misalnya
رْ –
رْ خ yang di
waqafkan.
4 Lam
Lafaz Jalalah
ل Jika sebelum lafaz “ ل” didahului
huruf yang
berharakat Kasrah,
misalnya ل ي ْن
5. Alif
Jika alif tidak terletak sesudah hutuf Ist’la, atau tidak terletak sesudah Lam
45
lafaz ل, misalnya ْي ل
Tabel 2.5 Dibaca Tafkim
ُ مْيِحْفَتْلَا dan Tarqiq ُ قْيِقْرَتلَا Dibaca TafkhimTarqiq
Keterangan
1. Ra’ yang berada di
tengah kata Jika sebelum
Ra’ mati berupa huruf yang berharakat
kasrah Asliyyah dan sesudahnya berupa huruf
Isti’la yang berharakat Kasrah,
misalnya ْر ف
2. Ra’ yang berada di
akhir kata Jika kata berupa
Ra’ mati tidak asli dan huruf
sebelumnya berupa huruf yang berharakat Kasrah namun
dipisah ileh huruf Isti’la yang
mati sukun. Ini hanya terdapat pada
رْ لا نْ dan رْ ketika dibaca waqaf.
3. a.
رْسيا surat Al-Fajr:4 Ketika waqaf pada lafaz-lafaz
ini: ‘illatnya-hakekatnya sesudah
Ra’ adalah berupa ya’ yang dibuang atau tidak
ada rasm. ket. Ya’ pada lafaz
رْسيا dan dalam ilmu Qiraat disebut Ya Zaidah
b. رْ ْ di manapun
berada dalam Al- Qur’an
c. ر ف di manapun
berada dalam Al- Qur’an
d. ada 6 tempat di
surat al-Qamar
46
e. Waqof dan Washal
Dari segi bahasa waqaf berasal dari bahasa Arab, yakni فقو
– فقي
– اًفْقو dari kata waqfan atau waqf berarti ucapan di lidah maka menjadi
waqaf. Dalam kamus bahasa Arab juga diartikan berdiri setelah duduk, berhenti setelah berjalan, dan seterusnya. Sedangkan menurut istilah
waqaf adalah penghentian suara bacaan di akhir kata, akhir kalimat, atau akhir ayat, karena keterbatasan kekuatan panjang dan pendek nafas
seseorang atau dengan sengaja berhenti karena ada tanda waqaf.
72
Sedangkan washal berasal dari bahasa Arab –
ي –
ًاْ merupakan lawan kata dari waqaf, berarti bertemu bersambung dan
tidak berhenti. Adapun hal ihwal waqaf yang terbatas pada literature ulama adalah terdapat empat macam cara, yaitu:
1 Waqaf Ikhtib ̂ry
Waqaf Ikhtibary yaitu berhenti membaca untuk mengambil nafas, namun maksud dan tujuanya adalah untuk melatih atau menguji
seseorang murid bagaimana cara mewaqafkan jika sewaktu-waktu ingin berhenti mendadak.
2 Waqaf Intiz ̂ry
Waqaf Intizary yaitu berhenti membaca untuk jam’ul qira’at
atau mengumpulkan macam-macam wajah qira’at karena ragam
riwayatnya. Ini hanya berlaku untuk pembaca Al- Qur’an yang
belajar Qira’at Sab’ atau Qira’at „Asyr.
3 Waqaf Idtir ̂ry
Waqaf Idtirary yaitu berhenti membaca karena terpaksa, misalnya kehabisan nafas, lupa atau tidak mampu meneruskan
bacaan dan yang semisalnya. 4
Waqaf Ikhtiy ̂riy Waqaf Ikhtiyariy yaitu berhenti membaca untuk mengambil
nafas yang memang disengaja, tidak ada sebab-sebab seperti keadaan
72
Abdul Madjid Khan, Praktikum Qira’at Keanehan Bacaan al-Qur’an Qira’at Ashim dari
Hafash, Jakarta: Amzah, 2013, Cet. II, h. 67-68
47
yang terjadi pada tiga waqaf di atas.
73
Adapun Waqaf Ikhtiyariy menurut mayoritas penelitian ulama dibagi menjadi lima, yaitu:
a Waqaf T ̂mm
Menurut arti bahasa waqaf yang sempurna. Sedang menurut istilah adalah waqaf pada akhir kalam atau pembicaraan yang
sudah sempurna dan tidak terkait dengan redaksi pembicaraan berikutnya, baik dari sebi lafaz maupun maknanya. Oleh sebab itu
untuk jenis tingkatan ini bagus di waqafkan baik untuk berhenti dan ibtid
̂ memulai bacaan lagi pada lanjutanya dengan tidak
perlu mengulang dari sebelumnya. b
Waqaf K ̂f Menurut bahasa adalah waqaf yang cukup. Sedang menurut
istilah adalah waqaf pada akhir kal ̂ atau pembicaraan yang
sudah sempurna, akan tetapi ada kaitan makna satu pembicaraan dengan redaksi pembicaraan sesudahnya. Oleh sebab itu untuk
jenis tingkat ini bagus untuk waqaf atau baik untuk berhenti. Sedangkan ibtid
̂ memulai bacaan lagi cukup pada lanjutan
dengan tidak perlu mengulang dari sebelumnya. c
Waqaf Hasan Menurut arti bahasa adalah waqaf baik. Sedang menurut
istilah adalah waqaf pada akhir kal ̂ atau pembicaraan yang
sudah sempurna, akan tetapi ada kaitanya dengan redaksi pembicaraan sesudahnya, baik dari segi lafaz maupun maknanya.
Artinya lafaz sesudahnya mungkin masih menjadi ifat atau badal
atau semacamnya. Oleh sebab itu untuk jenis tingkat ini hakikatnya sudah boleh di waqafkan, sebab makna redaksinya
sudah dapat dipahami. Maka apabila waqaf dipertengahan ayat, utuk ibtid
̂ harus memulai dari sebelunya, atau sebelumnya
73
Ahmad Fathoni, Op. Cit., h. 76
48
lagi yang memenuhi syarat ibtid gar supaya tidak cacat makna.
Misalnya:
-
d Waqaf Qab ̂h
Menurut bahasa adalah waqaf yang jelek. Sedang menurut istulah adalah waqaf pada akhir kal
̂ atau pembicaraan yang belum sempurna dan belum dapat dipahami. Misalnya
mewaqafkan ayat 4 saja pada Surat Al- Ma’uun 107 tanpa
dilanjutkan pada ayat 5.
“Maka celakalah bagi orang-orang yang sholat”. Q.S. Al- Ma’un: 5
74
Waqaf pada kalimat ini sekalipun pada akhir ayat tidak baik qab
̂h, bahkan haram kalau disengaja menurut sebagian ulama’ karena maknanya menjadi rusak yang sangat fatal. Maka harus
diwashalkan pada ayat berikutnya atau ayat 5:
75
“Maka celakalah bagi orang-orang yang sholat. yaitu orang-
orang yang lalai dari sholatnya ”. Q.S. Al-Ma’uun: 4-5
76
e Aqba ul Waqfiy
Waqaf yang paling jelek adalah mengakibatkan rusak makna dan maksud isi kandungan Al-
Qur’an. Apabila pembaca mengetahui maknanya dan sengaja waqaf, haram hukumnya,
apalagi disertai I’tikad dalam hati tentunya bisa menjadikan kufur. Sebagai contoh Aqba
ul Waqfiy waqaf paling jelek misalnya:
74
Departemen Agama RI, al- Qur’an dan Terjemahnya, Bandung:Diponegoro, 2009,
Cet. X, h. 602
75
Abdul Madjid Khan , Op.Cit., h. 69
76
Ibid.
49
a Membaca firman Allah ل ْن waqaf – artinya “tidak ada
Tuhan ”.
b Membaca firman Allah ْ يل ل waqaf – artinya “Allah
tidak memberi petunjuk ”.
77
Untuk membantu waqaf yang baik pada suatu kata atau kalimat dalam Al-
Qur’an, para ulama merumuskan tanda-tanda waqaf sebagai berikut:
Tabel 2.6 Tanda-Tanda Waqaf
78
No. Tanda
Waqaf Singkatan
Arti dan Contoh
1. ْ ل
Lazim artinya harus. Maksudnya harus berhenti dan lebih utama
waqaf daripada
diwashalkan. Contoh dalam surat Al-Baqarah
ayat 26
Al-
An’am ayat 36
2. ْ ئ ج
j ̂iz, artinya boleh berhentilwaqaf
dan boleh tersuwasal. Misalnya dalam surat Al-
An’an: 116
4. ل
لْ فْ لا Al-Waqfu Aul
̂, artinya waqaf lebih uama daripada washal.
77
Op.Cit., h. 78
78
Abdul Rosyid, dkk., Cara Cepat Belajr Al- Qur’an: Juz Amma Metode Baghdadi,
Tangerang Selatan: Pusat dan Pelatihan Pengembangan Metode Baghdadi, 2016, h. 7
50
Missal pada surah ̂li ‘Imr ̂n:108
5. ل
ْ لا لْ
Al-Washl Aul
̂, artinya
washaltidak berhenti lebih utama, misalnya
pada surah
Muhammad:10
6. ل
ْ ف فْ ل L
̂waqfi F ̂hi, artinya tidak ada waqaf, artinya washal lebih baik
walaupun pada
akhir ayat.
Misalnya dalam
surah Al-
Baqarah:5
ل
7. ̇ - ̇
ْ ق ع Mu’ ̂naqah, artinya berpelukan,
adapun yang dimaksud dengan
Mu’ ̂naqah berhenti adalah waqaf berhenti salah satu tempat
titik saja. Kalau sudah waqaf berhenti pada titik yang pertama
maka titik kedua washal, begitu juga sebaliknya. Misalnya dalam
surah Al-Baqarah:2
51
5. Metode Bimbingan Baca Tulis al-Qur’an