Keutamaan Belajar dan Mengajar al-Qur’an Adab-Adab Membaca dan Menulis al-Qur’an

28 yang menjadikanku duduk di tempat dudukku ini. HR. Bukhari: nomor 5027 52 Dengan dasar tersebut, kita hendaknya membudayakan kepada anak-anak untuk bisa membaca dan menulis al- Qur‟an. Setelah pandai membaca dan menulis, mereka akan mencintai al- Qur‟an kemudian mereka diharapkan akan mampu mempelajari kandungan al- Qur‟an dan terpatri dalam jiwanya hingga akhir hayat mereka.

c. Keutamaan Belajar dan Mengajar al-Qur’an

Aktifitas belajar al- Qur‟an merupakan aktifitas positif yang diberikan apresiasi luar biasa oleh Rasulullah SAW. Nabi bersabda: حنَع ِدَثَرَم ِنحب َةَمَقحلَع حنَع ُناَيحفُس اََ ثَدَح ,ٍمحيَعُ ن وُبَأ اََ ثَدَح حنَع ,يِمَلَسلا ِن حَْرلا ِدحبَع َِِأ يضر ,َناَفَع ِنحب َناَمحثُع َلاَق :َلاَق ع ها َمَلَسَو ِحيَلَع َُللا ىَلَص َِِِلا حمُكَلَضحفَأ َنِإ : َُمَلَعَو َنآحرُقحلا َمَلَعَ ت حنَم . َ ىراخبلا اور ُ “Telah menceritakan kepada kami Abu Nuaim Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Alqamah bin Martsad dari Abu Abdurrahman As Sulami dari Utsman bin Affan ia berkata; Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: Orang yang paling utama di antara kalian adalah seorang yang belajar al-Qur`an dan mengajarkannya.” H.R. Bukhari: nomor 5028 53 Al- Qur‟an merupakan kitab suci agama Islam. Agama ini dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia. Secara hukum dijelaskan bahwa mempelajari Al- Qur‟an diwajibkan oleh agama bagi pemeluknya baik laki-laki maupun perempuan. 54 52 Bukhari, Shohih al-Bukgari, Nasyran:Maktabah Rusyd, 256 , h. 2094 53 Ibid. 54 Jalaludin, Metode Tunjuk Silang Membaca al- Qur’an, Jakarta: LPPTKA BKPRMI Pusat, 1998, Cet. I, h. 17-18 29

d. Adab-Adab Membaca dan Menulis al-Qur’an

1 Adab Membaca al-Qur’an Adapun adab membaca al- Qur‟an yang disebutkan oleh para ulama, di antaranya adalah sebagai berikut: a Berguru secara musyafahah b Niat membaca dengan ikhlas c Dalam keadaan bersuci d Memilih tempat yang pantas dan suci e Menghadap kiblat dan berpakaian sopan f Bersiwak gosok gigi g Membaca ta’awwudz h Membaca al-Qur‟an dengan tartil i Merenungkan makna al-Qur‟an j Khusyu’ dan Khudhu’ k Memperindah suara l Menyaringkan suara m Tidak dipotong dengan pembicaraan lain n Tidak melupakan ayat-ayat yang sudah dihafal 55 2 Adab Menulis al-Qur’an a Para ulama sependapat atas anjuran menulis mushaf-mushaf dan mengindahkan tulisanya, lalu menjelaskanya serta memastikan bentuk tulisanya. Para ulama berkata diutamakan memberi titik dan shakal harakat pada mushaf, untuk menjaga fdari kesalahan dan perubahan di dalamnya. b Tidak boleh menulis al-Qur‟an dengan sesuatu yang najis. c Apabila al-Qur‟an di tulis pada sebuah papan ata lainya maka hukum memperlakukanya sama dengan mushaf itu sendiri, baik tulisanya sedikit atau banyak. 55 Abdul Madjid Khan, Praktikum Qira’at Keanehan Bacaan al-Qur’an Qira’at Ashim dari Hafash, Jakarta: Amzah, 2013, Cet.II, h. 35-46 30 d Jika orang yang junub atau berhadats besar menulis ayat al- Qur‟an, dengan membawa atau menyentuh kertasnya ketika menulis, maka hukumnya haram. jika dia tidak membawanya dan tidak menyentuhnya, maka ada tiga pendapat. Pertama boleh, kedua haram, dan ketiga boleh bagi yang berhadats kecil dan haram bagi orang yang berjunub. e Menulis hadits Rasulullah SAW jika tidak terdapat ayat-ayat Al- Qur‟an di dalamnya, tidaklah haram menyentuhnya. Tetapi yang lebih baik adalah tidak disentuh, kecuali dalam keadaan suci. 56

3. Tujuan Bimbingan Baca Tulis al-Qur’an