Analisa Kriteria-kriteria dan Pembobotan Kriteria

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisa Kriteria-kriteria dan Pembobotan Kriteria

Analisa kriteria-kriteria dan pembobotan kriteria dilakukan agar perusahaan mengetahui sejauh mana faktor-faktor kompetensi berpengaruh terhadap prestasi instruktur komputer. Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, maka diperoleh bobot masing-masing kriteria dan besarnya pengaruh tiap-tiap kriteria terhadap prestasi kerja instruktur komputer BiNus Center Gajah Mada Medan, yang dapat dilihat pada Tabel 6.1. berikut: Tabel 6.1. Peringkat dan Bobot Kriteria-kriteria Peringkaat Kriteria Rata-rata 1 Menolong dan Melayani Konsumen 0,1766 2 Kognitif 0,1735 3 Manajerial 0,1662 4 Dampak dan Pengaruh di Perusahaan 0,1636 5 Efektivitas Pribadi 0,1632 6 Sukses dan Tindakan Karyawan 0,1568 Sumber: Hasil Pengolahan Data Kriteria menolong dan melayani konsumen memiliki bobot terbesar yaitu 0,1766 artinya bobot menolong dan melayani konsumen memiliki bobot terbesar dan yang paling berpengaruh terhadap kinerja instruktur komputer. Untuk itu perusahaan harus lebih banyak memperhatikan kriteria menolong dan melayani konsumen. Karena kriteria ini menekankan kepada semua instruktur komputer Universitas Sumatera Utara untuk selalu meningkatkan pelayanan, empati dan keinginan untuk melayani konsumen. Kriteria kognitif memiliki bobot sebesar 0,1735 dimana setiap instruktur komputer harus memiliki sikap berfikir analis, berfikir konseptual, keahlian teknikalprofesional, manajerial. Artinya setiap instruktur komputer harus berfikir secara konseptual yang merupakan satu kesatuan dan berfikir secara analitis dengan cara memahami situasi yang sedang terjadi dan mengamati tahap demi tahap berdasarkan pengalaman masa lalu, untuk melakukan semua hal pengajaran dengan baik dibutuhkan keahlian teknikal secara profesional dan tidak lepas dari manajerial yang telah dirancang. Kriteria manajerial memiliki bobot sebesar 0,1662 dimana setiap instruktur komputer harus memiliki kemampuan mengembangkan orang lain, kemampuan mengarahkan, dan kerja sama dalam kelompoknya. Karena kerja sama instruktur dengan asisten sangat penting saat mengajar di lab komputer. Kriteria dampak dan pengaruh di perusahaan memiliki bobot sebesar 0,1636 dimana instruktur komputer harus memiliki kemampuan mempengaruhi ke arah yang baik atau membawa pengaruh baik, membangun hubungan, kesadaran berorganisasi. Artinya setiap instruktur komputer harus memiliki kemampuan dalam mempengaruhi, dan pemahaman tentang organisasi agar kerja instruktur tidak diluar jalur yang telah ditetapkan, serta saling membangun hubungan sesama instruktur dan juga atasan dengan baik. Kriteria evfektivitas pribadi memiliki bobot sebesar 0,1632 dimana setiap instruktur memiliki tindakan yang meliputi pengendalian diri, kepercayaan diri, Universitas Sumatera Utara fleksibilitas, dan komitment terhadap organisasi. Pengendalian diri maksudnya seorang instruktur harus memiliki kemampuan untuk pengendalian emosi diri agar terhindar dari berbuat sesuatu yang negative saat situasi tidak sesuai harapan atau saat berada dibawah harapan. Percaya diri maksudnya seorang instruktur harus memiliki keyakinan seseorang terhadap kemampuan diri sendiri, dalam melakukanmenyelesaikan pekerjaannya. Fleksibilitaskemampuan untuk beradaptasi maksudnya seorang instruktur harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam berbagai situasi, orang atau kelompok. Komitmen terhadap organisasi maksudnya seorang instruktur harus memiliki kemampuan dan kemauan untuk menyesuaikan perilakunya dengan kebutuhan prioritas dan tujuan organisasi untuk bertindak dengan cara yang menunjang tujuan organisasi atau memenuhi kebutuhan berorganisasi. Kriteria sukses dan tindakan karyawan merupakan kriteria paling kecil bobotnya yaitu sebesar 0,1568 dimana instruktur harus memiliki tindakan yang meliputi semangat untuk berprestasi, perhatian terhadap kejelasan tugas, kualitas dan ketelitian kerja, inisiatif, mencari informasi. Walaupun masing-masing kriteria memiliki bobot yang besarnya berbeda- beda, namun sebenarnya semua kriteria ini sama pentingnya bagi keberhasilan perusahaan dan saling mendukung satu sama lainnya dalam meningkatkan kinerja instruktur komputer di perusahaan.

6.2. Analisis Alternatif Sub Kriteria

Dokumen yang terkait

Analisis Metode Fuzzy Analytic Hierarchy Process (Fahp) Dalam Menentukan Posisi Jabatan

12 131 82

Implementasi Metode Profile Matching dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) pada Perekrutan Tenaga Kurir (Studi Kasus PT. JNE Cabang Medan)

16 91 137

Analisis Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) Berdasarkan Nilai Consistency Ratio

2 46 123

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Perancangan Perangkat Penilaian Kinerja Pejabat Struktural Berdasarkan Kompetensi dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus di Universitas Maranatha, Bandung).

0 1 21

Perancangan Perangkat Penilaian Kinerja Karyawan Berdasarkan Kompetensi Spencer Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus Di Perusahaan Aswi Perkasa).

0 0 165

Perancangan Perangkat Penilaian Kinerja Struktural Berdasarkan Kompetensi Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus Di Universitas Kristen Maranatha).

1 1 29