0086
. 3
0512 .
3 1025
. 3
0598 .
1799 .
2819 .
8602 .
6583 .
0423 .
2
Rata-rata dari ketiga entri kolom terakhir, yaitu : 0541
. 3
3 0086
. 3
0512 .
3 1025
. 3
maks
n adalah jumlah orde matriks, pada kasus adalah matriks berorde 3, maka consistency index-nya adalah :
0270 .
1 3
3 0541
. 3
CI Terakhir, kita menghitunga consistency ratio CR, dimana random index
RI dengan n = 3 adalah 0.58 diperoleh dari tabel random index, maka CR-nya adalah :
CR = 0.02700.58 = 0.0466 Ini menunjukkan bahwa konsistensi baik, karena nilai CR
≤ 0.1. Ini menunjukkan bahwa kita konsisten dengan jawaban kita.
3.5.6. AHP dalam Kelompok
Sekelompok orang yang berdiskusi umumnya mempunyai pemahaman yang lebih baik dibanding seseorang dari kelompok itu yang berpikir. Karena itu,
hierarki dan penilaian yang dihasilkan suatu kelompok seharusnya akan lebih baik. Namun, diskusi kelompok juga dapat menimbulkan masalah, yaitu
diperlukan waktu untuk mencapai konsensus. Jika konsensus tidak tercapai, maka ada beberapa cara penyelesaian. Pertama, dilakukan pemungutan suara, dan
penilaian didasarkan pada suara terbanyak. Kedua, dengan menemukan rata-rata geometrik dari penilaian yang diberikan oleh seluruh anggota kelompok. Nilai
Universitas Sumatera Utara
rata-rata geometrik ini yang dianggap sebagai penialian kelompok. Contoh sebuah kelompok beranggotakan 3 orang, masing–masing memberikan penilaian 2,3 dan
7. Maka penilaian kelompok adalah
3
7 3
2
= 3.48.
3.5.7. Prosedur Analytical Hierarchy Process AHP
Adapun prosedur dari analytical hierarchy process adalah : 1.
Menentukan definisi persoalan secara jelas dan membuat rincian alternatif atau solusi yang diinginkan .
2. Membuat struktur herarki secara menyeluruh dari tingkatan yang paling
atas hingga pada tingkatan dimana level tersebut berkaitan untuk pemecahan masalah.
3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap kriteria terhadap masing-masing kriteria yang letaknya satu tingkat di atasnya.
4. Mendapatkan semua, pertimbangan yang diperlukan untuk
mengembangkan perangkat matriks. Pertimbangan ganda dapat disintesis dengan memakai rata-rata geometriknya.
5. Dengan mengumpulkan semua data perbandingan berpasangan maka dapat
dilakukan proses sintesis data dalam matriks perbandingan berpasangan sehingga diperoleh prioritas atau bobot setiap kriteria hierarki.
6. Melakukan langkah 3, 4, dan 5 untuk semua tingkat dan kelompok dalam
hierarki. 7.
Menggunakan komposisi secara hierarki sintesis untuk membobotkan seluruh vektor prioritas dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan
Universitas Sumatera Utara
semua nilai prioritas terbobot tersebut dengan nilai prioritas dan tingkat bawahan berikutnya, dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas
menyeluruh untuk tingkat hierarki paling bawah, jika ada sejumlah hasil akhir maka dapat digunakan rata-rata geometriknya.
8. Mengevaluasi konsisten untuk seluruh hierarki dengan mengalikan setiap
indeks konsistensi dengan prioritas elemen yang terkait dengan kriteria dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan
sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama, setiap indeks
konsistensi acak juga dibobotkan berdasarkan prioritas elemen yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistensi hierarki itu
harus 10 atau kurang. Jika tidak, mutu informasi itu harus diperbaiki.
3.6. Pembuatan Kuesioner