Prinsip-Prinsip Latihan Pliometrik Latihan Pliometrik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 48 dan selanjutnya dengan segera melakukan gerakan concentric dalam waktu yang pendek www.sport-fitness-advisor.com . Gerakan pada latihan pliometrik adalah cepat dengan adanya peregangan yang dilakukan secara cepat pula. Ciri khas dari latihan pliometrik adalah adanya peregangan pendahuluan pre-stretching dan tegangan awal pre-tension pada saat melakukan kerja. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa latihan pliometrik merupakan latihan yang menjembatani antara kecepatan dan kekuatan. Tipe gerakan dalam latihan pliometrik adalah cepat, kuat, eksplosif dan reaktif. Tipe-tipe seperti ini merupakan tipe dari kemampuan daya ledak. Oleh karena itu latihan pliometrik merupakan latihan yang sangat cocok untuk meningkatkan daya ledak power.

b. Prinsip-Prinsip Latihan Pliometrik

Latihan pliometrik merupakan bagian dari latihan olahraga, khususnya latihan fisik secara umum. Prinsip-prinsip latihan olahraga secara umum, juga berlaku untuk latihan pliometrik. Latihan pliometrik juga mengikuti prinsip khusus. Prinsip-prinsip latihan yang diterapkan pada latihan pliometrik, antara lain, a memberi regangan stretch pada otot, b beban lebih yang meningkatkan progresive overload, c kekhususan latihan dan d pulih asal. 1 Memberi Regangan Stretch Pada Otot Ciri khas latihan pliometrik adalah adanya regangan otot yang dilakukan dengan cepat sebelum berkontraksi melawan beban. Tujuan dari pemberian regangan yang cepat segera pada otot-otot sebelum melakukan kontraksi gerak, secara perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 49 fisiologis untuk, 1 memberi panjang awal yang optimum pada otot, 2 mendapatkan tenaga elastis dan 3 menimbulkan refleks regang. Gerakan pliometrik didasarkan pada kontraksi refleks dari serabut-serabut otot dengan pembebanan yang cepat yang didahului dengan peregangan otot secara cepat pula. Dengan adanya regangan otot sebelum berkontraksi dapat memberikan stimulasi pada sistem neuromuskuler dan meningkatkan refleks peregangan dinamis pada otot. Pada semua gerakan latihan pliometrik meliputi 3 tahapan. Tahan pertama yaitu pre-stretch atau gerakan eksentrik otot. Disini energi elastic dibangkitkan dan disimpan. Tahap kedua yaitu waktu diantara akhir pre-stretch dan mulai gerakan konsentrik otot. Ini periode perubahan yang singkat dari peregangan menuju kontraksi yang disebut amortizationphase. Pada fase yang pendek ini, tenaga kontraksi berikutnya dapat dibangkitkan. Tahap ketiga dan tahap akhir kontraksi otot. Pada latihan gerakan atlet diharapkan lompatan dan lemparan yang penuh tenaga. Tahap ketiga ini biasa disebut stretch-shortening cycle. Pada kenyataannya pliometrik dapat juga disebut latihan stretch-shortening cycle www.sport-fitness- advisor.com . 2 Beban Lebih Yang Meningkat Progresive Overload Latihan, termasuk latihan pliometrik haruslah diberikan berdasarkan prinsip overload. Prinsip overload tersebut menjamin beban makin meningkat, yang diberikan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Kemampuan atlet hanya akan meningkat jika beban latihan lebih berat dari beban yang diterima sebelumnya. Sebagian besar sistem fisiologi dapat menyesuaikan diri pada tuntutan fungsi yang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 50 melebihi dari apa yang biasa dijumpai dari biasanya Pate, R., Clenaghan, M.B. Rotella, R., 1993:318. Melalui latihan yang berulang-ulang yang dilakukan secara sistematis, teratur dan kontinyu, serta adanya peningkatan beban secara progresif, maka adaptasi tubuh terhadap training bersifat kronis. Tubuh beradaptasi terhadap sesuatu yang dilatihkan perlahan-lahan, sesuai dengan peningkatan bebannya yang dilakukan secara bertahap. Adaptasi tubuh terhadap training latihan bersifat menyeluruh yang menyangkut aspek anatomis, fisiologis, biokimia dan psikologis Bompa, T.O., 1990:77. Setelah melakukan latihan beberapa kali, tubuh akan beradaptasi terhadap beban yang diatasinya. Jika beban latihan telah mencapai suatu kriteria tertentu, tubuh akan makin terbiasa dengan beban tersebut dan apabila beban itu tidak dinaikkan, maka kemampuannya tidak bertambah. Oleh karena itu beban latihan harus ditambah sedikit demi sedikit untuk meningkatkan perkembangan tubuh. Peningkatan beban latihan dilakukan secara progresif. Yang dimaksud dengan peningkatan beban secara progresif adalah peningkatan beban secara teratur dan bertahap sedikit demi sedikit. Soekarman 1987:60 menyatakan bahwa : Dalam latihan, beban harus ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai maksimum. Dan jangan berlatih melebihi kemampuan. Dengan pemberian beban yang dilakukan secara bertahap yang kian hari kian meningkat jumlah pembebanannya akan memberikan efektifitas kemampuan fisik. Peningkatan beban latihan harus tepat disesuaikan dengan tingkat kemampuan atlet serta ditingkatkan setahap demi setahap. Pelatih harus cermat dalam memperhitungkan penambahan beban yang akan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 51 diberikan. Harus diperhatikan bahwa perlu dihindari pemberian beban yang berlebihan. Pemberian beban yang berlebihan dapat berakibat buruk bagi olahragawan itu sendiri. Pembebanan dalam latihan pliometrik memiliki ciri-ciri yang bersifat khusus. Menurut Radcliffe, J. C. Farentinos, R. C. 1985:17 bahwa, program latigan pliometrik harus diberikan beban lebih dalam hal tahanan atau beban resistif, kecepatan temporal dan jarak spasial. Peningkatan beban latihan pliometrik dapat dilihat dari beban yang digunakan, kecepatan gerak dan jarak tempuh. 3 Kekhususan Latihan Prinsip kekhususan latihan dapat juga disebut prinsip spesialisasi. Pengaruh yang ditimbulkan akibat latihan itu bersifat khusus, sesuai dengan karakteristik kondisi fisik, gerakan dan sistem energi yang digunakan selama latihan. Prinsip dasar program latihan adalah mengetahui sistem energi utama yang dipakai untuk melakukan suatu aktivitas. Dan kemudian, menyusun satu program latihan yang akan mengembangkan sistem energi yang khusus. Dalam hal ini Soekarman 1987:60 mengemukakan bahwa, latihan itu harus khusus untuk meningkatkan kekuatan atau sistem energi yang digunakan dalam cabang olahraga yang bersangkutan. Latihan pliometrik harus menerapkan prinsip kekhususan, yakni : 1 khusus terhadap kelompok otot yang dilatih atau kekhususan neuromuscular, 2 khusus terhadap sietem energi utama yang digunakan dan 3 khusus terhadap pola gerakan latihan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, program latihan yang dilakukan harus bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 52 Kekhususan tersebut yaitu menyangkut kelompok otot utama yang digunakan, sistem energi serta pola gerakan keterampilan yang sesuai dengan nomor olahraga yang dikembangkan. Bentuk latihan-latihan yang dilakukan harus bersifat khas sesuai cabang olahraga tersebut. Baik pola gerak, jenis kontraksi otot maupun kelompok otot yang dilatih harus disesuaikan dengan jenis olahraga yang dikembangkan. Program latihan yang disusun untuk meningkatkan power otot tungkai, juga harus bepegang teguh pada prinsip kekhususan latihan ini. Baik pola gerak, jenis kontraksi otot, kelompok otot yang dilatih dan sistem energi yang dikembangkan dalam latihan tersebut harus sesuai dengan karakteristik daya ledak otot tungkai. Jika latihan yang dirancang tersebut meperhatikan prinsip ini, maka latihantersebut akan lebih efektif, sehingga hasil yang dicapai akan lebih optimal. 4 Pulih Asal Suatu yang juga sangat penting yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan adalah pemulihan pulih asal. Prinsip pemulihan sering juga disebut dengan recovery atau sering pula disebut prinsip interval. Dalam suatu latihan tubuh harus mendapat pulih asal yang cukup. Lama waktu pulih asal untuk latihan power, menurut Chu, D. A. 1992:14 yaitu, menggunakan rasio antara kerja dan istirahat 1 : 5 sampai 1 : 10. Dengan pulih asal recovery yang cukup, tubuh akan siap kembali untuk melaksanakan aktivitas latihan selanjutnya. Jika tidak ada waktu pemulihan yang cukup, atlet akan mengalami kelelahan yang berat dan akibatnya penampilannya akan menurun. Penggunaan prinsip interval ini cukup besar manfaatnya dalam proses perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 53 pelaksanaan latihan. Manfaat prinsip interval ini antara lain untuk: a Menghindari terjadinya overtraining, b Memberikan kesempatan organisme atlet untuk beradaptasi terhadap beban latihan, dan c Pemulihan tenaga kembali bagi atlet dalam proses latihan. Cedera dalam latihan sering terjadi karena adanya pembebanan yang berat dan dilakukan secara terus-menerus. Dengan interval istirahat yang cukup akan dapat memberikan kesempatan pada tubuh untuk istirahat, sehingga dapat menghindari terjadinya cedera. Interval yang cukup juga dapat memberikan kesempatan tubuh untuk beradaptasi terhadap beban latihan, sehingga dapat diperoleh superkompensasi yang baik. Oleh karena itu, prinsip pulih asal ini harus diterapkan dalam latihan.

c. Komponen Latihan Pliometrik