perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 70
Gerakan lompat jauh sangat memerlukan otot-otot kaki yang kuat. Dengan otot tungkai yang kuat berpengaruh terhadap tolakan yang dilakukan guna mendapatkan
dorongan yang lebih besar apabila dibandingkan dengan mereka yang memiliki otot tungkai yang lemah.
Gerak kaki yang kuat dapat dilihat pada seseorang pelompat jauh saat menolakkan kaki tumpu sekuat mungkin pada balok tumpu dalam waktu yang
singkat untuk dapat mengangkat tubuh naik ke depan secara parabola serta dapat memperoleh jangkauan lompatan yang lebih jauh. Semakin besar kekuatan otot
tungkai dalam melakukan tumpuan atau tolakan, maka akan memperoleh tekanan atau tolakan yang sama besarnya ke arah berlawanan. Pada waktu kaki menumpu
secara otomatis kaki yang terkuat akan dijejakkan ke tanah dengan sekuat-kuatnya untuk mendapatkan dorongan dan lompatan ke depan atas yang lebih besar. Dengan
kaki yang kuat maka akan mendapatkan daya dorong ke depan yang lebih besar, sehingga prestasi yang dicapai menjadi lebih baik.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan diperlukan untuk mendukung kajian teori yang
dikemukakan. Banyak penelitian ilmiah yang telah dilakukan khususnya yang berkaitan dengan program latihan pliometrik dengan hasil yang masih bervariasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Supriyono 2004 tentang pengaruh latihan plyometric dan power otot tungkai terhadap prestasi lompat jauh yang dilakukan tiga
kali seminggu selama enam minggu berturut-turut, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi lompat jauh. Martina Ika Ratna Sari 2009,
melakukan penelitian tentang pengaruh latihan plaiometrik dan kecepatan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 71
peningkatan kemampuan lompat jauh, dengan bentuk latihan alternate leg bound dan single leg speed hop serta kecepatan ternyata hasil penelitian menyimpulkan ada
pengaruh yang signifikan antara latihan pliometrik dan terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh. Sedangkan Rismanto 2010 meneliti mengenai pengaruh
latihan plaiometrik dan fleksibilitas togok terhadap prestasi lompat jauh, latihan front cone hops dan multiple box-to-box jumps ternyata hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara latihan pliometrik dan fleksibilitas togok terhadap terhadap prestasi lompat jauh.
C. Kerangka Pemikiran
1. Perbedaan Pengaruh Latihan Pliometrik Double Leg Bound Dan Depth Jump
Terhadap Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh
Latihan pliometrik merupakan latihan yang sangat efektif untuk
meningkatkan power. Power, khususnya power otot tungkai, sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil lompat jauh yang sejauh mungkin. Latihan pliometrik secara
sistematis, teratur dan kontinyu dapat meningkatkan power otot tungkai sebagai unsur penunjang untuk mencapai prestasi lompat jauh. Latihan pliometrik double leg
bound dan dept jump, keduanya merupakan bentuk latihan pliometrik. Pelaksanaan kedua latihan tersebut yaitu dengan melompat-lompat memantul yang dilakukan
secara berulang-ulang. Kedua latihan tersebut menuntut untuk mengangkat tubuh ke atas dengan cepat. Hal ini akan mengembangkan kekuatan dan kecepatan gerak otot
tungkai. Dengan berkembangnya kekuatan dan kecepatan gerak otot tungkai tersebut,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 72
maka kemampuan untuk melompat sejauh-jauhnya dapat tercapai. Latihan pliometrik double leg bound dan dept jump mempunyai kesamaan dan juga perbedaan.
Perbedaan tersebut terletak pada penggunaan tungkai dan kaki yang dilatih, yang akan menyebabkan terjadinya perbedaan pengaruh yang ditimbulkan terhadap
perkembangan otot-otot yang terlibat. Latihan pliometrik double leg bound, dan depth jump mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh.
Hal ini dikarenakan latihan pliometrik double leg bound, dan depth jump masing – masing mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda.
Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan Latihan Pliometrik Yang Dibandingkan
No Keterangan Double Leg Bound
Depth Jump
1 Kelebihan
Dapat meningkatkan kekuatan dan power otot
tungkai secara maksimal. Unsur kecepatan lebih
dominan pada pelaksanaan lompatan-lompatan.
Dapat meningkatkan power otot tungkai secara maksimal. Unsur
kekuatan lebih dominan diban- dingkan kecepatan, sehingga
gerakan ini dapat mengem- bangkan gerakan vertical pada
saat tumpuan secara optimal. 2
Kekurangan Gerakan yang tinggi dan jauh ke depan terkadang tidak
memperhatikan keseim-
bangan tubuh, sehingga pada saat mendarat tubuh tidak
seimbang, hal ini mem- berikan
kerugian bagi
pelompat jauh. Faktor jarak atau jauhnya
loncatan yang belum dapat dikembangkan secara maksimal,
sehingga akan merugikan pelompat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 73
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, latihan pliometrik double leg bound, dan depth jump masing–masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan yang berbeda. Dengan kekurangan dan kelebihan yang berbeda, diduga latihan pliometrik ini akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan
kemampuan lompat jauh. Pelaksanaan latihan pliometrik bounding yaitu dengan melompat-lompat
memantul. Tipe kerja latihan pliometrik bounding yaitu cepat, reaktif dan eksplosif yang dilakukan secara terus-menerus berulang-ulang. Latihan pliometrik bounding
menggunakan bok yang lebih pendek dan gerakannya lebih cepat, sehingga lompatan tidak terlalu tinggi. Latihan ini baik untuk meningkatkan kecepatan dan power
endurance. Latihan ini cocok untuk diterapkan untuk pengembangan power pada olahraga yang memerlukan gerakan eksplosif yang dilakukan secara berulang ulang
dengan secepat-cepatnya. Latihan pliometrik depth jump yaitu latihan kerja tunggal yang menekankan
pada jarak horizontal dan ketinggian maksimal. Tipe kerja latihan pliometrik bounding yaitu reaktif dan eksplosif. Latihan depth jump ini memanfaatkan berat
badan dan gravitasi untuk membangun daya ledak. Latihan pliometrik depth jump ini menggunakan alat bok yang cukup tinggi. Latihan ini menuntut regangan otot
tungkai yang lebih dalam dan reaksi gerak vertikal yang besar. Ketinggian lompatan pada tiap gerakan lebih maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 74
2. Perbedaan Kekuatan Tinggi dan Rendah Terhadap Peningkatan
Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok
Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau segerombol otot untuk mengatasi
suatu beban atau tahanan dalam menjalankan suatu aktivitas. Kekuatan otot tungkai diperlukan untuk menunjang pencapaian hasil lompat jauh yang sejauh mungkin.
Kekuatan otot tungkai berguna untuk tolakan. Pada saat melakukan tolakan pelompat berusaha mengerahkan seluruh tenaga lompat yang berasal dari kekuatan otot
tungkai untuk mendapatkan daya dorong ke depan atas yang sebesar-besarnya. Kekuatan otot tungkai yang besar akan dihasilkan daya dorongan dan lompatan ke
depan atas yang lebih besar. Semakin besar kekuatan otot tungkai pada saat melakukan tumpuan atau tolakan, maka akan memperoleh tekanan atau tolakan ke
atas yang sama besarnya pula, sehingga akan semakin baik pula hasil lompatan yang akan diperoleh.
Kekuatan menumpu pada saat melakukan tolakan pada balok tumpuan lompat jauh, sangat berpengaruh terhadap jarak lompatan yang dihasilkan. Semakin kuat dan
cepat tumpuan yang dilakukan oleh pelompat maka akan semakin tinggi dan jauh jarak lompatan yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan gaya dorong horizontal yang
diperoleh pada saat awalan dan tumpuan yang dilakukan menghasilkan gaya naik vertikal, yang sangat diperlukan dalam nomor lompat jauh.
Pelompat yang mempunyai kekuatan yang lebih tinggi tentunya akan memiliki prestasi lompat jauh yang lebih baik, jika dibandingkan dengan pelompat
yang kekuatannya lebih rendah. Kekuatan menumpu pada balok tumpuan lompat jauh, merupakan fase merubah kecepatan horizontal arah depan menjadi kekuatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 75
vertical naik, yang sangat diperlukan pada nomor lompat jauh. Oleh sebab itu diperlukan kecepatan dan kekuatan yang maksimal pada saat awalan dan tumpuan
agar dapat mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Kekuatan otot tungkai merupakan unsur dasar untuk pembentukan power
daya ledak otot tungkai. Kekuatan otot tungkai berperan untuk melaksanakan kegiatan olahraga maupun kegiatan latihan yang memerlukan power otot tungkai.
Hasil latihan power otot tungkai dipengaruhi oleh tingkat kemampuan kekuatan otot tungkai yang telah dimiliki sebelumnya. Kekuatan otot tungkai merupakan modalitas
untuk memperoleh power otot tungkai yang tinggi. Dengan kekuatan otot tungkai yang baik, maka pembentukan power otot tungkai lebih mudah dicapai. Dengan
kekuatan otot tungkai yang baik, maka pembentukan power otot tungkai lebih mudah dicapai. Pembentukan power otot tungkai yang maksimal, dapat menunjang
peningkatan pretasi lompat jauh secara maksimal pula.
3. Pengaruh Interaksi Latihan Pliometrik dan Kekuatan terhadap Peningkatan
Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok
Kekuatan ialah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk
mengatasi suatu tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. Dalam melatih dan mengembangkan kekuatan otot tungkai, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, salah satu diantaranya adalah penerapan metode latihan. Kecermatan dan ketepatan dalam menentukan dan menerapkan metode
latihan merupakan faktor yang sangat penting. Untuk memperoleh peningkatan power otot tungkai yang lebih baik, jika ditinjau dari terbentuknya power yang
merupakan perpaduan antara kekuatan dan kecepatan, maka latihan yang diterapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 76
harus mempunyai ciri-ciri latihan explosif power. Latihan eksplosifitas dapat memperbaiki kecepatan dan pengembangan tenaga yang sangat diperlukan bagi
tercapainya sebuah prestasi. Hal ini membawa pemikiran perlunya metode latihan yang tepat dan sesuai untuk mengembangkan kekuatan dan kecepatan sebagai upaya
untuk meningkatkan power seorang atlet. Latihan pliometrik double leg bound dan dept jump dilakukan dengan
menggunakan tungkai oleh sebab itu peningkatan yang signifikan adalah pada bagian tungkai dan yang dikembangkan adalah power otot tungkai. Sehingga sampel yang
memiliki kekuatan rendah akan lebih tepat jika dilatih dengan dept jump sedangkan mereka yang memiliki kekuatan tungkai tinggi akan lebih tepat jika dilatih dengan
double leg bound. Tiap jenis latihan pliometrik memiliki pengaruh yang bersifat yang bersifat
spesifik. Latihan pliometrik double leg bound dan depth jump memiliki perbedaan sehingga menghasilkan pengaruh yang berbeda terhadap power otot tungkai.
Pembentukan power otot tungkai pada diri seseorang dipengaruhi oleh kekuatan otot tungkai yang telah dimiliki sebelumnya.
Latihan pliometrik double leg bound dan depth jump memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing. Latihan pliometrik double leg bound cocok untuk
diterapkan pada atlet yang memiliki kekuatan tinggi, tetapi gerakannya lambat maka latihan pliometrik double leg bound ini cocok. Latihan pliometrik depth jump
memerlukan intensitas dan kerja yang maksimal. Latihan ini baik untuk pengembangan kekuatan eksplosif. Melalui latihan ini maka kekuatan otot yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 77
bersifat reaktif dapat dibangun. Oleh karena itu bagi atlet yang memiliki kekuatan rendah, tetapi gerakannya cepat maka latihan pliometrik depth jump ini lebih cocok.
Latihan pliometrik double leg bound dan dept jump cocok digunakan untuk meningkatkan prestasi lompat jauh. Yaitu agar dapat meningkatkan power otot
tungkai yang digunakan untuk melakukan lompatan agar mencapai jarak yang maksimal, sehingga dapat meningkatkan prestasi lompat jauh gaya jongkok.
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan, dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh latihan pliometrik double leg bound dan dept jump
terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok. 2. Ada perbedaan peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok antara
mahasiswa yang memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dan kekuatan otot tungkai rendah.
3. Ada pengaruh interaksi antara latihan pliometrik dan kekuatan otot tungkai terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 78
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di JPOK FKIP UNS, Jalan Menteri Supeno 13
Manahan, Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan selama delapan minggu, mulai bulan Nopember sampai dengan bulan Desember 2010 dengan frekuensi pertemuan tiga kali dalam
seminggu pada hari Senin, Rabu dan Jum’at. Pertemuan dilaksanakan di luar jam perkuliahan yaitu pada sore hari pukul 14.30 sd 17.30 WIB, dengan tujuan agar
tidak mengganggu proses belajar mengajar. Secara keseluruhan kegiatan perlakuan berlangsung selama 18 kali pertemuan.
B. Metode dan Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Sudjana 2000: 109 menjelaskan bahwa ”Eksperimen
faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang ada
dalam eksperimen”. Dalam desain faktorial, dua atau lebih variabel dimanipulasi secara simultan untuk mengetahui pengaruh masing-masing terhadap variabel terikat,