Pengaruh Latihan Fisik Latihan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 34 latihan over load principle secara periodik yang dilaksanakan berdasarkan pada intensitas, pola dan metode tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi.

a. Pengaruh Latihan Fisik

Latihan yang dilakukan secara sistematis, teratur dan kontinyu serta menerapkan prinsip-prinsip latihan yang tepat akan menyebabkan terjadinya perubahan terhadap tubuh yang mengarah pada peningkatan kemampuan tubuh untuk melaksanakan kerja yang lebih berat. Menurut Foss, M.L. Keteyian, S.J. 1998:287 bahwa pengaruh atau efek latihan merupakan perubahan yang kronis pada anatomi, morfologi, fisiologi, dan psikologi yang diakibatkan oleh kegiatan latihan yang diulang-ulang. Adaptasi tubuh melalui training latihan bersifat menyeluruh yang menyangkut aspek anatomis, fisiologis, biokimia dan psikologis. Menurut Bompa, T.O. 1990:77 bahwa efek latihan sebagai akibat adaptasi tubuh terhadap beban latihan. Tubuh beradaptasi terhadap sesuatu yang dilatih perlahan- lahan, sesuai dengan peningkatan beban yang dilakukan secara bertahap. Latihan yang dilakukan secara terus-menerus dan berulang-ulang dapat menyebabkan perubahan pada anatomi, morfologi, fisiologi dan neuromusculer. Perubahan-perubahan biokimia yang terjadi dalam otot skelet sebagai akibat dari latihan yang dilakukan berupa : 1 Konsentrasi karotin otot meningkat 39 , PC 22, ATP 18 dan Glikogen 66. 2 Aktivitas enzim glikolitik meningkat 3 Aktivitas enzim pembentuk kembali ATP disebut dapat meningkat kecil dan tidak dapat ditentukan. 4 Aktivitas enzim daur Kreb’s mengalami sedikit peningkatan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 35 5 Konsentrasi mitochondria tampak menurun karena akibat meningkatnya ukuran myofibril dan bertambahnya cairan otot atau sarkoplasma. Sedangkan perubahan fisiologis sebagai akibat dari latihan adalah sebagai berikut: 1 Perubahan biokimia dalam jaringan 2 Perubahan sistemik, yaitu perubahan sistem sirkulasi dan respirasi dan sistem pengangkutan oksigen 3 Perubahan yang terjadi pada komposisi tubuh, kadar kolesterol dan trigliserida, perubahan tekanan darah, perubahan oklimatisasi pada panas Fox, E.L., Bowers, RW. Foss, M.L., 1988: 324. Kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur dan kontinyu dapat merangsang kerja enzim di dalam tubuh dan merangsang pertumbuhan sel hipertropi otot rangka. Otot yang terlatih pada umumnya menjadi lebih besar dan lebih kuat daripada yang tidak terlatih. Akibat latihan cadangan energi di dalam otot juga dapat meningkat. Menurut Foss, M.L. Keteyian, S.J. 1998:289 bahwa latihan tidak hanya meningkatkan cadangan ATP dan PC, tetapi juga mempertinggi kecepatan pengisian kembali. Latihan fisik juga dapat meningkatkan aktivitas enzim untuk metabolisme energi baik secara aerobik maupun anaerobik. Foss, M.L. Keteyian, S.J. 1998:288 menyatakan bahwa latihan anaerobik dapat meningkatkan kemampuan otot rangka. Perubahan yang terjadi pada otot ini sebagai hasil dari latihan anaerobik mengarah ke meningkatnya kapasitas sistem ATP-PC dan glikolisis anaerobik untuk membangkitkan ATP. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan sistem ATP dan PC dalam otot atau aktivitas enzim kunci yang teribat dalam sistem ATP-PC. Latihan anaerobik dapat merubah beberapa enzim kunci pada sistem ATP-PC. Pemecahan energi dengan sistem phosphagen menjadi lebih cepat dan efisien. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 36 Phosphagen merupakan sumber energi untuk otot yang paling cepat tersedia. Sistem phosphagen diperlukan untuk kerja otot secara maksimal dalam waktu yang singkat, seperti pada saat lari cepat. Pemecahan ATP dipermudah oleh enzim yang disebut ATPase, yang resintesisnya dipermudah oleh enzim myokinase MK dan creatine phosphokinase CPK. Enzim myokinase mengkatalisis reaksi yang terlibat dalam pengisian kembali ATP-PC. Latihan tidak hanya meningkatkan cadangan ATP-PC, tetapi juga mempertinggi kecepatan pengisian kembali ATP-PC di dalam otot.

b. Prinsip-Prinsip Latihan