Analisis Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 25 Gambar 6. Posisi Saat Melayang pada Lompat Jauh Gaya Jongkok Soedarminto, 1992:12

b. Analisis Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok

Gaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah gaya jongkok, mengingat gaya ini mudah untuk dipelajari. Gaya yang digunakan oleh pelompat dapat diketahui pada saat pelompat melakukan gerakan melayang di udara, termasuk diantaranya adalah gaya jongkok. Keterampilan melayang diudara ditentukan oleh kemampuan melentingkan tubuh dan menggunakan gaya sesaat di udara Bernhard, G. 1993:98. Selanjutnya dikatakan bahwa untuk dapat melakukan gerakan melayang sesaat diudara dengan baik harus ditopang oleh daya ledak otot tungkai yang tinggi. Soedarminto 1992:36 menyatakan bahwa “Sudut yang paling baik saat melayang diudara mengusahakan sudut titik berat pada awal 45 derajat, karena sudut yang terbaik untuk mencapai jarak lompatan terjauh pada gerak parabola adalah 45 derajat”. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini : perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 26 Gambar 7. Sudut Elevasi 45 Derajat Soedarminto, 1992:36 Pada lompat jauh, jarak lompatan ditentukan oleh saat kaki menolakpapan tolak sampai kaki jatuh di bak pasir. Tetapi kaki tidak mengikuti lintasan parabola atau proyektil. Yang membuat lintasan parabola adalah titik berat badannya saat menolak sampai saat mendarat. Saat menolak ada jarak antara ujung kaki dan titik berat badannya, yaitu R1. Saat mendarat juga ada jarak antara titik berat badan dan tumpuan kaki mendarat, yaitu R4. Jarak lompatan ditentukan oleh jumlah R1 + R2 +R3 + R4. R1 : Jarak R1 ditentukan oleh panjang tungkai dan sudut tolakan tungkai α. R1 = d1 sin α , d1 adalah jarak dari t.b.b ke perpotongan garis vertikal dengan arah tolakan kaki. R2 : Jarak dari parabola dari t.b.b. yang sama datarnya. R3 : Jarak dari parabola yang menurun. R2 dan R2 cara menghitungnya sama seperti soalan V. R4 : Jarak R4 ditentukan oleh jarak d2 jarak dari t.b.b. ke tumit yang mendarat dan kecondongan tungkai yang mendarat sudut B R4 = d2 cos B. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 27 Gambar 8. Hasil Lompat Jauh Soedarminto, 1992:37 Selanjutnya letak titik berat badan atau center of grafity seorang pelompat jauh yang berada diatas titik sudut tolak, pelompat sulit untuk mencapai sudut tolakan 45 derajat. Hasil penelitian di Australia seorang pelompat jauh hanya mampu mencapai sudut elevasi lompatan hanya sebesar 25 derajat Boosey, D., 1980. Hasil penelitian di Amerika seorang pelompat jauh hanya mampu mencapai sudut elevasi lompatan sebesar 40 derajat. Lebih jelasnya tentang letak titik berat badan dan lintasan titik berat badan dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : Gambar 9. Letak Titik Berat Bedan Pada Saat Menolak Jonath, U., Haag A. Krempel R., 1987 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 28 Pada lompat jauh, parabola dari titik berat badan ditentukan kecepatan lari, kekuatan tolakan dan sudut elevasi dari tolakan. Parabola ini tidak dapat diubah dipengaruhi oleh gerakan tambahan lengan atau kaki. Gerakan di udara hanya dapat mengubah sikap badan. Perubahan dilakukan untuk kesetimbangan, aksi kontra, atau recovery, atau untuk membuat sikap yang menguntungkan pada saat mendarat.

c. Komponen Fisik Pada Lompat Jauh