56
E. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang dilakukan di Taman Kanak-kanak sangat penting dilakukan karena dapat membekali pondasi awal dan pembentukan karakter guna
masa depan anak. Dalam upaya tersebut, anak usia dini membutuhkan stimulasi yang tepat dan intensif agar teroptimalkan semua aspek perkembangan. Stimulasi
yang diberikan harus sesuai dengan tahap perkembangan anak. Untuk itu, pembelajaran di Taman Kanak-kanak harus mengedepankan prinsip belajar
sambil bermain. Salah satu aspek perkembangan yang perlu distimulasi adalah kemampuan motorik halus anak. Kemampuan motorik halus pada anak
merupakan kemampuan utama untuk membantu diri sendiri dalam melakukan setiap keterampilan yang dibutuhkan pada keseharian anak. Pada Taman Kanak-
kanak se-Gugus Teratai Umbulharjo Yogyakarta, didapati kemampuan motorik halus anak belum berkembang optimal. Bermain balok merupakan jenis
permainan yang dapat menstimulasi kemampuan motorik halus anak. Sesuai dengan pendapat yang dipaparkan oleh beberapa ahli perkembangan anak, pada
usia 5-6 tahun anak dapat menyusun balok menyerupai bangunan dengan sempurna.
Mengingat belum terdapat penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki kemampuan motorik halus anak dan pentingnya bermain balok guna menstimulasi
kemampuan motorik halus anak, maka perlu diadakan penelitian secara deskriptif untuk mengetahui seberapa besar perkembangan bermain balok pada anak usia 5-
6 tahun agar nantinya dapat dijadikan dasar untuk penelitian tindakan kelas sehingga dapat melakukan perbaikan. Permainan balok dipilih karena merupakan
57
alat permainan sederhana yang mudah ditemui pada setiap taman kanak-kanak dan memiliki nilai edukatif untuk anak usia dini. Hal tersebut sesuai dengan
ketentuan yang disampaikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sub Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak bahwa balok merupakan alat
permainan edukatif APE yang berkembang pesat dan sesuai perkembangan zaman yang mengikuti jejak pengembangan APE Montessori dan Peabody. Dari
paparan di atas kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir Kemampuan motorik halus anak TK usia 5-6 tahun se-gugus Teratai,
Umbulharjo Yogyakarta belum optimal
Balok merupakan salah satu kegiatan yang dapat menstimulasi kemampuan motorik halus anak
Belum ada penelitian terkait perkembangan motorik halus anak TK usia 5-6 tahun se-gugus Teratai, Umbulharjo Yogyakarta
Pentingnya aspek perkembangan motorik halus pada anak
Perlunya penelitian deskriptif untuk mengetahui seberapa besar perkembangan motorik halus dalam kegiatan bermain balok pada anak
TK usia 5-6 tahun se-gugus Teratai, Umbulharjo Yogyakarta guna menjadikan dasar untuk memberi tindakan perbaikan pada penelitian
berikutya
58
BAB III METODE PENELITIAN
A. Bentuk dan Jenis Penelitian
Penelitian adalah cara-cara ilmiah yang digunakan untuk memahami dan menyelesaikan masalah sehingga mendapat suatu kebenaran yang bersifat ilmiah
Pendekatan penelitian yang sering digunakan adalah penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif, dan penelitian gabungan kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang banyak menggunakan pendekatan deduktif yang menggunakan konsep yang lebih luas
untuk mendapatkan konsep yang lebih spesifik. Penelitian kuantitatif menggunakan angka untuk meneliti sebuah subjek Idrus, 2009: 29.
“Penelitian kuantitatif menggunakan hukum-hukum atau prinsip-prinsip mengenai dunia nyata. Hukum tersebut dapat ditemukan dari data empiris dan
menggunakan sampel yang dapat digunakan untuk melakukan generalisasi secara umum. Bersifat terinci, luas, banyak menggunakan literatur yang terkait dengan
tema yang diajukannya sebagai pendukung, memiliki prosedur yang terinci jelas, hipotesis telah sejak awal dirumuskan dan ditulis secara lengkap sebelum
melakukan penelitian di lapangan. Selain itu, penelitian kuantitaif melihat fenomena yang ada, kemudian dibandingkan dengan teori yang dimiliki. Teori-
teori tersebut disajikan sebagai standar untuk menyatakan sesuai atau tidaknya gejala yang terjadi. Data dalam penelitian ini didominasi angka sebagai suatu
pengukuran berdasarkan pada variabel yang dioperasionalkan, menggunakan
subjek banyak dan alat pengumpul data seperti angket, tes, atau wawancara” M.Idrus, 2009: 30
Jadi, penelitian kuantitatif merupakan penelitian untuk melihat suatu fenomena dan didasarkan pada teori-teori yang dimiliki untuk melihat suatu
kebenaran etik. Metode yang digunakan dalam peneitian ini adalah deskriptif yang
bertujuan untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau untuk