Prinsip Perkembangan Motorik Halus

20 semakin terampil anak melakukan hal tersebut, semakin baik pula penyesuaian sosial yang dilakukan dan prestasi akademis maupun non-akademis. Menurut Sumantri 2005: 146 fungsi dari kemampuan mototrik halus adalah mendukung aspek perkembangan lainnya seperti kognitif, sosial, dan bahasa karena setiap perkembangan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan perkembangan yang lain. Jadi dapat disimpulkan fungsi dari perkembangan motorik halus berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan, yaitu untuk membantu anak mampu dan membiasakan melakukan kegiatan sehari-hari keterampilan sehingga anak terbiasa mandiri seperti peningkatan keterampilan self-help, keterampilan social help, keterampilan bermain, dan keterampilan sekolah.

4. Prinsip Perkembangan Motorik Halus

Kegiatan-kegiatan yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak harus memperhatikan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan agar motorik halus sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hurlock 1978: 151 menjelaskan lima prinsip perkembangan motorik, antara lain: a. Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan saraf Perkembangan pada bentuk kegiatan motorik yang berbeda disesuaikan dengan posisi sistem saraf. Perkembangan pusat saraf yang lebih rendah yang berada pada urat saraf tulang belakang berkembang lebih baik daripada perkembangan pusat saraf yang lebih tinggi yang berada dalam otak. Begitu juga dengan kegiatan massa pada waktu lahir secara perlahan berkembang menjadi kegaiatan sukarela yang sederhana yang merupakan landasan untuk keterampilan berikutnya. Cerebellum sebagai otak bawah yang mengendalikan keseimbangan 21 dan cerebrum yaitu otak yang lebih atas yang mengatur gerakan terampil berkembang cepat selama awal tahun kehidupan. b. Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang Sebelum sistem saraf berkembang dengan baik, usaha mengajarkan gerakan terampil pada anak akan sia-sia. Begitu juga bila anak melakukan hal tersebut secara mandiri. Pelatihan seperti itu hanya menghasilkan keuntungan sementara, pengaruhnya tidak akan berarti dalam jangka waktu panjang. c. Perkembangan motorik mengikuti pola yang diramalkan Pola kegiatan motorik yang dapat diramalkan terbukti dengan adanya perubahan dari kegiatan massa ke kegiatan khusus. Di dalam pola perkembangan motorik yang berbeda ada tahapan dan usia yang dapat diramalkan. Meskipun setiap tahap berbeda satu sama lain, masing-masing bergantung pada tahap yang mendahului dan tahap berikutnya. Tahapan-tahapan tersebut saling berhbungan dan mempengaruhi satu sama lain. Tahapan yang dapat diramalkan ini juga berjalan konsisten terhadap keseluruhan laju perkembangan. d. Perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik Meskipun dalam perkembangan motorik mengikuti perkembangan yang serupa untuk semua orang, namun dalam hal tersebut ditemukan adanya perbedaan individu. Hal ini memperngaruhi usia pada saat terjadinya perbedaan tersebut sehingga mengakibatkan cepat lambatnya perkembangan motorik seseorang. Berkaitan dengan hal tersebut, Sumantri 2005: 147-148 memaparkan mengenai prinsip-prinsip perkembangan anak sebagai berikut: 22 a. Berorientasi pada kebutuhan anak. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit untuk anak. Kegiatan yang diberikan seharusnya disesuaikan dengan perkembangan anak. b. Belajar sambil bermain. Bermain sangat menyenangkan untuk anak karena dunia anak adalah bermain. Melalui bermain, anak dapat belajar dengan mengeksplor mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Bermain harus dilakukan dalam suasana yang ceria dan menggembirakan. c. Kreatif dan inovatif Kegiatan yang diberikan harus memunculkan rasa ingin tahu anak sehinga anak mencoba berpikir kritis yang dapat memunculkan pemikiran atau ide-ide kreatif dan inovatif dari anak. d. Lingkungan kondusif Lingkungan yang aman dan nyaman untuk anak sangat mendukung proses pembelajaran demi tercapainya pembelajaran yang bermakna untuk anak. Selain itu, ruang gerak untuk anak juga merupakan hal yang harus diperhatikan. Ruang bermain untuk anak seharusnya cukup luas karena anak cenderung lebih senang untuk melakukan gerakan-gerakan besar dan bebas. e. Tema Dalam pembelajaran sebaiknya dimulai dari hal-hal yang dekat dengan anak.Pembelajaran terkait dengan kehidupan sehari-hari anak agar anak lebih mudah dalam memahami suatu konsep. 23 f. Mengembangkan keterampilan hidup Kegiatan untuk pengembangan motorik halus sebaiknya dapat mengembangkan beberapa keterampilan hidup seperti menolong diri sendiri dan sosialisasi yang dapat digunakan dalam kehidupan anak selanjutnya. Misalnya makan, mengikat tali sepatu, mandi, dan mengancingkan baju. g. Menggunakan kegiatan terpadu Model pembelajaran terpadu sangat cocok untuk anak usia dini karena disesuaikan dengan pemilihan tema yang menarik sehingga anak cukup antusias dalam melakukan tugas-tugas. h. Kegiatan berorientasi pada prinsip perkembangan anak Prinsip perkembangan yang baik artinya anak dapat belajar dengan baik ketika kebutuhan fisiknya terpenuhi, tentram dan aman psikologisnya. Anak belajar secara berulang-ulang dan melaui interaksi dengan orang lain. Perkembangan dan proses pembelajaran harus tetap memperhatikan perbedaan setiap anak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan yang memacu perkembangan motorik halus harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip perkembangan motorik halus agar perkembangan tidak bersifat sementara, namun memberi keuntungan yang bermakna pada masa kehidupan manusia. Untuk itu, anak usia dini membutuhkan kegiatan-kegiatan yang memenuhi prinsip perkembangan motorik halus agar sesuai dengan tahap perkembangannya dimana prinsip-prinsip tersebut antara lain berorientasi pada kebutuhan anak, belajar sambil bermain, kreatif dan inovatif, lingkungan kondusif, bertema, 24 mengembangkan keterampilan hidup, menggunakan kegiatan terpadu, dan berorientasi pada prinsip perkembangan anak.

5. Stimulasi Untuk Perkembangan Motorik Halus

Dokumen yang terkait

Hubungan Pemberian Stimulasi Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 1-5 Tahun di Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014

5 74 101

PENGEMBANGAN KREATIVITAS MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI KEGIATAN 3M DAN MELIPAT DI TK NEGERI DHARMA WANITA TEUNOM

0 9 1

PENGARUH KEGIATAN MENGGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK PERMATA JL. PENDAWA KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG.

0 7 26

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENGGAMBAR DEKORATIF PADA ANAK Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Bermain Menggambar Dekoratif Pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah 1 Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Tahun 20

0 3 8

UPAYA PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENGGUNTING DAN UPAYA PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENGGUNTING DAN MENEMPEL BENTUK-BENTUK GEOMETRI di TK ‘Aisyiyah II Makamhaji.

1 3 15

LINGKUP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS DALAM MELIPAT PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN DI KECAMATAN UMBULHARJO YOGYAKARTA.

1 10 167

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM PADA ANAK KELOMPOK B USIA 5-6 TAHUN

0 1 6

PEMBELAJARAN MEWARNAI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

1 1 8

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SE KOTA PONTIANAK

0 0 8

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SE KOTA PONTIANAK

0 0 8