10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Anak Usia Dini
1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan  pada  dasarnya  adalah  suatu  usaha  untuk  mengembangkan kepribadian  seseorang  yang  bersifat  dinamis  Rukiyati  dan  kawan-kawan,  2008:
132.  Perubahan  tersebut  mengarah  pada  suatu  kesempurnaan  dimana  manusia meraih  perkembangan  yang  lebih  tinggi  yang  melibatkan  dua  proses  yaitu
hominisasi dan humanisasi. Hominisasi adalah adalah proses melibatkan manusia dalam  lingkup  hidup  manusia  itu  sendiri.  Sedangkan  humanisasi  adalah  proses
yang  lebih  jauh  dan  merupakan  lanjutan  dari  homanisasi.  Sesuai  dengan  hal tersebut,  Dwi  Siswoyo  2007:  53  juga  memaparkan  bahwa  pendidikan  adalah
proses manusia belajar  yang mempengaruhi kemampuan, kepribadian, sikap, dan kekuatan  dalam  berhubungan  dengan  sesama  manusia,  dunia,  dan  Tuhan.  Proses
tersebut  disempurnakan  dengan  adanya  alat  media  yang  digunakan  untuk membantu  tujuan  pendidikan  itu  sendiri.  Proses  pendidikan  juga  melibatkan
perkembangan  dan  pertumbuhan.  Artinya  bersifat  terus-menerus  sejak  manusia lahir sampai akhir hayat manusia.
Menurut  National  Association  for  The  Education  Young  Children NAEYC,  anak  usia  dini  adalah  anak  yang  berusia  sejak  lahir  sampai  8  tahun.
Sedikit  berbeda  dengan  hal  tersebut,  menurut  Undang-undang  Nomor  20  Tahun 2003  pasal  28  ayat  1,  anak  usia  dini  adalah  anak  yang  berada  pada  rentang  usia
sejak  lahir  sampai  6  tahun.  Anak  usia  dini  bersifat  unik.  Artinya  anak  memiliki
11
kelebihan dan kekurangan masing- masing Harun dan kawan-kawan, 2009: 37. Berkaitan  dengan  hal  tersebut,  Galuh,  A.P  2014:  35  mengatakan  bahwa  anak-
anak  tersebut  berada  pada  masa  golden  age  yaitu  masa  keemasan.  Pada  masa tersebut  perkembangan  otak  anak  berkembang  sangat  pesat  dengan  kemampuan
pertumbuhan  dan  perkembangan  baik  fisik  maupun  mental  sebanyak  80  dan hanya akan berkembang 20 pada masa dewasa Suyadi, 2010: 5. Pertumbuhan
dan  perkembangan  tersebut  telah  muncul  sejak  dalam  masa  kandungan  yaitu dengan  terbentuknya  sel  saraf  otak  yang  merupakan  modal  untuk  kecerdasan.
Setelah lahir, sel saraf tersebut tidak terjadi lagi, namun hubungan antar sel saraf otak tersebut yang terus berkembang Trianto, 2010: 28.Sesuai dengan pendapat
tersebut,  M.  Fadlillah  dan  Lilif.  M.  K  2012:  42  memaparkan  bahwa  ketika dilahirkan ke dunia, otak manusia mencapai perkembangan sebanyak 25, hingga
usia 4 tahun mencapai 50, dan sampai usia 8 tahun mencapai 80. Selebihnya akan berkembang hingga usia 18 tahun.
Oleh  sebab  itu,  orang  dewasa  perlu  memberikan  stimulasi  dengan melakukan  latihan-latihan  dasar  secara  terus-menerus  untuk  memaksimalkan
kemampuan  anak.  Stimulasi  tersebut  harus  dilakukan  dengan  keadaan  yang hangat,  ceria,  dan  gembira  sehingga  melahirkan  kenyaman  sesuai  dengan  apa
yang  dibutuhkan  anak  Harun  dan  kawan-kawan,  2009:  41.  Kegiatan  yang mendatangkan  kehangatan,  keceriaan,  dan  kegembiraan  bagi  anak  didapat  dari
kegiatan  bermain.  Melalui  bermain,  anak  juga  mendapat  pengalaman.  Bermain merupakan  media  dimana  anak  mendapat  pengalaman  dengan  bebas  berekspresi
dalam  fantasi  dan  dunia  nyatanya.  Conny.RS,  2002:  54.  Selain  itu,  anak  juga
12
membutuhkan  makanan  bergizi  dan  seimbang  untuk  memaksimalkan perkembangan dan pertumbuhan Trianto, 2010: 32.
Berkaitan  dengan  perkembangan,  Harun  dan  kawan-kawan  2009:  47 memamparkan  perkembangan  anak  usia  dini  terbagi  menjadi  perkembangan
sensori dan persepsi, perkembangan motorik, perkembangan sosial dan emosional, perkembangan kognitif, dan perkembangan bahasa. Seluruh aspek perkembangan
tersebut  lebih  banyak  melibatkan  indera  pendengaran  dan  penglihatan.  Sedikit berbeda  dengan  pendapat  tersebut,  perkembangan  anak  dibagi  menjadi  4  yaitu
perkembangan  fisik,  perkembangan  intelektual,  perkembangan  sosial  emosional, dan perkembangan moral Rita Eka Izzati dan kawan-kawan, 2008: 85. Keempat
aspek  perkembangan  tersebut  dikelompokkan  menjadi  lebih  spesifik  sesuai dengan  yang  tercantum  pada  Tahapan  Pencapaian  Perkembangan  TPP  yang
ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2009 yaitu perkembangan nilai,  agama,  dan  moral;  perkembangan  sosial  dan  emosional;  perkembangan
bahasa; perkembangan kognitif; dan perkembangan fisik motorik. Jadi  pendidikan  anak  usia  dini  adalah  proses  belajar  dengan
memaksimalkan  segala  potensi,  sikap,  dan  kepribadian  yang  dilakukan  dengan adanya stimulasi dan latihan pada anak berusia sejak lahir sampai 6 tahun.  Proses
pendidikan  anak  usia  dini  harus  disesuaikan  dengan  kebutuhan  anak.  Artinya, pendidikan  harus  bersifat  nyaman,  gembira,  menyenangkan,  dan  tanpa  paksaan
untuk  anak  Harun  dan  kawan-kawan,  2009:  38.  Kegiatan  yang  melibatkan aspek-aspek  tersebut  dapat  diperoleh  anak  melalui  kegiatan  bermain.  Bermain
merupakan sarana belajar dimana anak melakukan kegiatan berulang-ulang demi
13
memperoleh  kesenangan.  Berbagai  kegiatan  yang  diulang-ulang  tersebut merupakan  latihan  yang  akan  berfungsi  di  masa  depan  Geraldine  dan  kawan-
kawan, 2003: 56.
B. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini