25
e Untuk merangkum, maksudnya dengan menuliskan
rangkuman, pembaca akan sangat tertolong dan sangat mudah dalam mempelajari isi buku yang panjang dan tebal. Hal lain
pembaca akan semakin mudah untuk menguasai bahan pelajaran dengan membaca rangkuman tersebut dibandingkan
kalau tidak merangkumnya.
Suparno dan Mohamad Yunus 2007:3, mengungkapkan bahwa tujuan yang ingin dicapai seorang penulis adalah menjadikan pembaca ikut
berpikir dan bernalar, membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan, menjadikan pembaca beropini, menjadikan pembaca
mengerti, membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan, dan membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah segala perencanaan yang digunakan untuk mengarahkan
penulis dalam proses penulisannya serta mempermudah pembaca dalam memahami maksud dan isi dari tulisan yang dibacanya. Sehingga pembaca
dapat memahami nilai-nilai yang ada dalam sebuah tulisan dan membarikan hubungan timbale balik berupa perubahan sikap atau
komentar terhadap tulisan yang dibacanya.
3. Unsur-unsur dalam Cerita Pendek
Ada beberapa unsur dalam tulisan yang perlu diperhatikan untuk mencapai penulisan yang efektif. Kegiatan menulis cerita pendek selain
menetapkan kaidah kebahasaan juga menuntut adanya unsur cerita. Kaidah kebahasaan meliputi penulisan kata dan kalimat efektif. Unsur cerita
merupakan sebuah tumpuan berfikir bagi terbentuknya sebuah cerita pendek. Berikut ini adalah beberapa unsur dalam penulisan cerita pendek.
26
a. Tema
Sugihastuti dan Suharto dalam Andri Wicaksono 2014: 57 menyatakan bahwa tema dipandang sebagai dasar arti atau gagasan
dasar umum sebuah karya. Tema menjadi unsur cerita yang memberikan makna dan kekuatan sekaligus unsur pemersatu
semua fakta dan sarana cerita Senada dengan pendapat tersebut Eni Setiati 2010:44
dalam bukunya yang berjudul “
Ki
ds Writer” menyatakan bahwa dalam menulis cerita pendek, siswa sudah harus memiliki tema
cerita. Dengan adanya tema, setiap kali siswa ingin menuliskan ceritanya aka nada tali penghubung antara setting plot yang satu
dengan yang lainnya sehingga menjadi cerita utuh. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tema
adalah gagasan inti yang harus dimiliki sebelum penulis memulai ceritanya. Dalam hal ini tema dapat menjadi penghubung antar
setting plot yang beraneka macam menjadi satu alur yang berkesinambungan.
b. Alur
Andri Wicaksono 2014:58 menyatakan bahwa sebuah cerita pendek menyajikan cerita kepada pembacanya. Alur cerita
ialah peristiwa yang jalin-menjalin berdasar atas urutan atau hubungan tertentu. Sebuah rangkaian peristiwa dapat terjalin
27
berdasarkan urutan waktu, urutan kejadian, atau hubungan sebab- akibat.
Senada dengan pendapat tersebut Heru Kurniawan 2014:79 menyatakan bahwa alur adalah rangkaian kejadian atau
peristiwa yang terjalin dalam cerita. Alur ini bersifat sebab akibat dan menjalin hubungan kesatuan yang padu sehingga membentuk
cerita yang utuh. Alur yang baik adalah alur yang sederhana, tidak rumit, dan kompleks sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Dengan demikian dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alur merupakan rangkaian peristiwa yang memuat urutan
waktu, urutan kejadian, atau hubungan sebab-akibat. Yang perlu diperhatikan dalam membuat alur adalah kesederhanaan dalam
pembuatan alur. Sehingga, pembaca tidak kesulitan dalam membaca pola pikir penulis.
c. Tokoh atau Penokohan
Tokoh merupakan pelaku-pelaku yang ada dalam cerita. Tokoh diwujudkan sebagai tokoh utama, yaitu tokoh yang menjadi
pusat penceritaan; dan tokoh pembantu, yaitu tokoh yang keberadaannya melengkapi dan membantu tokoh utama Heru
Kurniawan, 2014:78. Lebih lanjut lagi Eni Setiati 2010:45 menyatakan bahwa
untuk menjaga efektivitas cerita, cerita pendek sebaiknya paling banyak memiliki tiga tokoh utama saja. Karena terlalu banyak
28
tokoh biasanya mengaburkan jalan cerita. Dalam hal ini yang penting adalah jangan terjebak pada saat melakukan penokohan.
Fokuskan cerita mengenai tokoh utama. Dari kedua pendapat tersebut tokoh atau penokohan dapat
disimpulkan sebagai pelaku-pelaku yang ada dalam sebuah cerita pendek. Penokohan ini dapat berupa tokoh utama ataupun tokoh
pembantu yang keberadaannya membantu dan melengkapi tokoh utama. Selain itu tokoh dapat berupa tokoh protagonis dan
antagonis. d.
Latar Latar dalam cerita pendek menyangkut tentang tempat dan
waktu terjadinya peristiwa yang dialami dan sedang terjadi pada tokoh. Latar yang sesuai dengan sudut pandang siswa adalah latar
sebagai tempat dan waktu terjadinya peristiwa yang sering dialami atau dibayangkan siswa Heru Kurniawan, 2014:78
Lebih lanjut lagi Andri Wicaknono 2014:62 menerangkan bahwa secara terperinci latar meliputi penggambaran lokasi
geografis termasuk topografi; pemandangan, sampai pada perlengkapan sebuah ruangan: pekerjaan atau kesibukan sehari-hari
para tokoh; waktu berlakunya kejadian, masa sejarahnya, musim terjadinya; lingkungan agama, moral intelektual, sosial dan
emosional para tokoh.
29
Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa latar mencakup tempat, waktu, dan keadaan yang ada dalam suatu
cerita. Dalam membuat cerita pendek latar perlu dikemas dengan baik, sehingga pembaca dapat menikmati cerita tersebut dengan
mudah dan menyenangkan. Untuk dapat mewujudkan hal itu penulis harus jeli dalam membuat kaitan antara waktu, tempat, dan
suasana. e.
Pesan atau Moral Sebuah karya fiksi ditulis oleh pengarang untuk
menawarkan model kehidupan yang diidealkannya. Fiksi mengandung penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku para
tokoh sesuai dengan pandangannya tentang moral melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh. Diharapkan pembaca dapat
mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang disampaikan Andri Wicaksono, 2014:69
Selain itu pesan dalam suatu cerita pendek terkait dengan hal-hal yang ingin disampaikan penulis pada pembaca. Hal ini
berkaitan dengan moral yang ada dalam cerita. Pesan yang sesuai dengan sudut pandang anak adalah pesan cerita yang berupa nilai-
nilai moral yang sesuai dengan kehidupan sosial siswa. Nilai tersebut terkait dengan kepatuhan, kebaikan, kejujuran, setia
kawan, kerja keras dan sebagainya yang merupakan nilai-nilai yang sangat dibutuhkan siswa. Heru Kurniawan, 2014:80
30
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pesan atau moral dalam suatu cerita harus ada dalam sebuah cerita. Pesan
biasanya berisi nilai-nilai kebaikan yang dekat dengan anak. Pesan yang baik adalah pesan yang mampu memotivasi pembacanya
untuk melakukan kebaikan setelah membaca sebuah cerita.
4.
Asesment
dalam Menulis Cerita Pendek
Ada beberapa aspek yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian tes menulis cerita pendek. Aspek tersebut meliputi tema atau isi,
latar, tokoh dan sudut pandang, alur serta amanat. Di bawah ini ada beberapa kriteria dalam melakukan penilaian menulis cerita pendek.
Dalam kriteria tersebut guru dapat mengembangkan penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
Tabel 1. Kriteria Penilaian Tes Menulis Cerita Pendek Sumber: Andri Wicaksono 2014:92
ASPEK KRITERIA PENILAIAN
Tema Kesesuaian dengan tema
Latar Kreativitas dalam mengembangkan latar cerita
Tokoh Kreativitas dalam mengembangkan penokohan dan
penyudut pandangan Alur
Penyajian urutan cerita secara logis Amanat
Penyampaian amanat Penilaian tes menurut Andri Wicaksono di atas lebih menekankan
pada penilaian kelengkapan unsur-unsur yang terkandung dalam cerita pendek. Selain itu terdapat penilaian yang berbeda menurut Ahmad
Rofi’udin dan Darmiyati Zuhdi. Penilaian tersebut tidak hanya sekedar menilai unsur-unsur dalam cerita pendek tetapi juga menilai kesesuaian isi
31
gagasan dengan tema, organisasi isi, struktur kata bahasa, pilihan kata, dan ejaan.
Tabel 2. Penilaian Keterampilan Menulis Sumber:
Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuchdi 1999:273 NO
ASPEK YANG DINILAI SKOR
MAKSIMAL
1 Kesesuaian isi gagasan dengan tema
30 2
Organisasi isi 10
3 Struktur Kata Bahasa
15 4
Gaya Pilihan Kata 20
5 Ejaan
15 Jumlah
100 Dari kedua bentuk penilaian tersebut, dalam penelitian ini penilaian yang
digunakan mengacu pada penilaian Andri Wicaksono. Hal tersebut dikarenakan penilaian pada tingkat sekolah dasar lebih menekankan pada keterampilan
mengembangkan ide kreatif siswa dalam membuat cerita pendek dengan menggunakan Strategi 3M meniru-mengolah-mengembangkan.
Selain penilaian tersebut dalam penelitian ini aspek psikomotor dan afektif dinilai melalui lembar pengamatan. Penilaian dilakukan oleh mahasiswa peneliti
bersama rekannya. Hal ini dilakukan untuk menghindari penilaian yang subjektif. Kemudian setelah selesai dirata-rata hasil penilaian didiskusikan dengan guru.
Jalil Suprihatiningrum 2013:136, menyatakan bahwa pengujian dan pengukuran hasil belajar merupakan petunjuk untuk menentukan keabsahan tes
yang telah disusun. Intrumen evaluasi disusun berdasarkan tujuan pembelajaran khusus yang telah dirumuskan. kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian
acuan patokan sehingga instrument yang dikembangkan dapat mengukur ketuntasan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
32
Penilian aspek psikomotor dan afektif dalam penelitian ini meliputi pengamatan pada keaktifan siswa dan sikap siswa dalam mengikuti pelajaran di
kelas. Dalam hal ini penilaian psikomotor lebih menekankan pada aktivitas siswa di dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan aspek afektif yang dinilai adalah
motivasi siswa dalam membuat cerita pendek. Pada penilaian aktivitas siswa sebagian besar yang dinilai adalah
perhatian siswa dalam pelajaran, partisipasi siswa dalam pelajaran dan efektifitas penggunaan waktu. Sedangkan pada penilaian motivasi siswa sebagian besar
dalam pembelajaran yang dinilai meliputi antusias siswa, antusias siswa menulis cerita pendek dan antusias siswa saat membacakan tulisan.
C. Hakikat Keterampilan Menulis Cerita Pendek