Pengertian Cerita Pendek Hakikat Cerita Pendek

21 e. Editing Tahapan ini adalah tahap akhir yang perlu dilakukan sebelum menyelesaikan tulisan. Penulis perlu membaca ulang setiap kata, kalimat, tanda baca, dan ungkapan asing. Dalam menulis cerita, terutama para pemula biasanya mengalami kesulitan dalam menuliskan ide atau gagasannya. Hal ini membuat penulis pemula merasa menulis itu sulit dan membosankan. Untuk dapat menulis hingga mahir, siswa memerlukan bahan bacaan atau tokoh yang menginspirasi dalam menulis. Siswa dapat memilih cerita yang mereka sukai kemudian menuliskan dengan bahasanya sendiri atau meniru gaya bahasa penulis yang sudah mahir.

B. Hakikat Cerita Pendek

1. Pengertian Cerita Pendek

Jacob Sumardjo 2007:174 menyatakan bahwa cerita pendek bukan hanya kisah pendek seseorang, tetapi ia punya arti yang lebih luas lagi, yakni pengalaman segolongan masyarakat atau sekelompok orang tertentu. Pengalaman yang khusus tadi harus memiliki arti yang lebih luas dan lebih umum. Cerita pendek, atau lebih populer dengan akronim cerita pendek, merupakan salah satu jenis fiksi yang paling banyak ditulis orang. Sesuai dengan sifatnya yang pendek itu cerita pendek biasanya dapat dibaca dalam waktu singkat Haris Effendi Thahar, 2008:1. Hal ini menunjukan bahwa cerita pendek biasanya merupakaan bacaan cerita singkat yang 22 dapat dibaca dalam waktu sekali duduk. Selain itu cerita pendek adalah cerita yang selesai dalam satu tulisan cerita pendek. Berbeda dengan novel yang panjangnya bisa sampai berlembar-lembar, cerita pendek biasanya terdiri dari beberapa lembar saja. Afifah Afra 2011:130 dalam bukunya yang berjudul “Be a Briliant Writer” menyatakan bahwa cerita pendek atau cerita pendek adalah tulisan fiksi yang terdiri dari 500-10.000 kata. Dalam hal ini yang dimaksud adalah jika cerita pendek tersebut dibuat dalam tulisan cetak. Sedangkan Edgar Alan Poe, si Bapak Cerita pendek, mengatakan bahwa prose tale cerita pendek dalam sebutan Poe adalah narasi yang bisa dibaca dalam sekali duduk dengan lama waktu setengah hingga dua jam. Hal ini didukung oleh pernyataan Haris Effendi Thahar 2008:5 yang menyatakan bahwa sesuai dengan namanya cerita pendek tentulah pendek. Jika dibaca, biasanya jalannya cerita dalam cerita pendek lebih padat. Jadi. Bisa dikatakan bahwa cerita pendek bukan hanya sekedar ringkasan novel tetapi lebih pada cerita yang lebih padat jalan ceritanya. Jacob Sumardjo dalam Andri Wicaksono 2014:55 menyatakan bahwa cerita pendek adalah seni, keterampilan menyajikan cerita, yang di dalamnya merupakan satu bentuk utuh, manunggal, dan tidak ada bagian- bagian yang tidak perlu, tetapi ada juga bagian-bagian yang terlalu banyak. Sehingga, cerita pendek dibuat dengan ringkas dan tidak rumit untuk dipahami. Namun, ada bagian tertentu dalam cerita pendek yang dibuat panjang dan jelas agar pembaca tidak salah menafsirkan isi cerita tersebut. 23 Sejalan dengan hal tersebut Poe dalam Afifah Afra 2011:130 menyebutkan bahwa sebuah cerita pendek harus unik dan berefek tunggal. Untuk membentuk efek tunggal tersebut, plot dan karakter harus langsung diwujudkan dalam tindakan, bukan dalam deskripsi atau komentar tulisan. Hartono dan B. Rahmanto menjelaskan bahwa sifat umum cerita pendek adalah pemusatan perhatian pada satu tokoh saja yang ditempatkan pada suatu situasi sehari-hari. Cerita pendek tamatnya seringkali tiba-tiba dan bersifat terbuka. Bahasa yang digunakan dalam cerita pendek biasanya sederhana tetapi sugestif Andri Wicaksono, 2014:56 Pengertian tersebut didukung oleh pengertian Suminto A. Sayuti 2000:10 yang menyarakan bahwa cerita pendek menunjukan kualitas yang bersifat compression “pemadatan”, concentration “pemusatan”, dan intensity “pendalaman”, yang semuanya berkaitan dengan panjang cerita dan kualitas struktural yang diisyaratkan oleh panjang cerita. Burhan Nurgiyantoro 2002:11 menyatakan bahwa kelebihan cerita pendek yang khas adalah kemampuannya yang mengemukakan secara lebih banyak dari apa yang diceritakan. Selain itu Jacob Sumardjo dan Saini menerangkan bahwa cerita pendek memiliki beberapa ciri, yaitu ceritanya bersifat pendek, bersifat rekaan, dan bersifat naratif. Keutuhan atau kelengkapan sebuah cerita pendek dapat dilihat dari unsur-unsur yang membentuknya Andri Wicaksono, 2014:57. Dari beberapa pengertian cerita pendek di atas dapat disimpulkan bahwa cerita pendek merupakan suatu cerita fiksi berbentuk prosa yang 24 singkat dan pendek. Cerita pendek biasanya hanya terdiri dari 500-10.000 kata. Selain itu dalam cerita pendek cerita yang dibuat terpusat pada suatu peristiwa pokok. Selain itu, jumlah pengembangan pelaku terbatas dan keseluruhan cerita memberikan kesan tunggal. 2. Tujuan Menulis Cerita Pendek Setiap pembelajaran yang dilakukan harus mempunyai tujuan, baik tujuan instruksional yang sudah ditentukan, ataupun tujuan tambahan yang secara tersirat dikehendaki oleh guru dalam setiap materi dan pertemuan Heru Kurniawan,2014:14 dalam pelajaran menulis cerita pendek, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut digunakan oleh guru untuk menentukan aspek apa saja yang dapat dijadikan sebagai penilaian. Menurut M. Atar Semi 2007: 14-21, mengungkapkan bahwa secara umum tujuan orang menulis, yaitu: a Untuk menceritakan sesuatu, menceritakan disini memiliki maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami, diimpikan, dikhayalkan, maupun yang dipikirkan oleh si penulis. Dengan begitu akan terjadi kegiatan berbagi pengalaman, perasaan dan pengetahuan. b Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan, maksudnya bila seseorang mengajari orang lain bagaimana cara mengerjakan, memberikan petunjuk, maupun memberikan pengarahan dengan tahapan-tahapan yang benar, berarti orang itu sedang member petunjuk atau pengarahan. c Untuk menjelaskan sesuatu, bahwa penulis berusaha menyampaikan gagasannya dalam menjelaskan sesuatu melalui tulisan yang bertujuan menjelaskan sesuatu itu kepada pembaca, sehingga pengetahuan pembaca menjadi bertambah serta pemahaman pembaca tentang topik yang kamu sampaikan itu menjadi lebih baik. d Untuk menyakinkan, yaitu ada saat-saat tertentu bahwa orang yang menulis itu perlu menulis untuk menyakinkan orang lain tentang pendapat, buah pikirannya ataupun pandangannya mengenai sesuatu. Hal ini pada hakikatnya setiap orang sering berbeda pendapat tentang banyak hal. 25 e Untuk merangkum, maksudnya dengan menuliskan rangkuman, pembaca akan sangat tertolong dan sangat mudah dalam mempelajari isi buku yang panjang dan tebal. Hal lain pembaca akan semakin mudah untuk menguasai bahan pelajaran dengan membaca rangkuman tersebut dibandingkan kalau tidak merangkumnya. Suparno dan Mohamad Yunus 2007:3, mengungkapkan bahwa tujuan yang ingin dicapai seorang penulis adalah menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar, membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan, menjadikan pembaca beropini, menjadikan pembaca mengerti, membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan, dan membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah segala perencanaan yang digunakan untuk mengarahkan penulis dalam proses penulisannya serta mempermudah pembaca dalam memahami maksud dan isi dari tulisan yang dibacanya. Sehingga pembaca dapat memahami nilai-nilai yang ada dalam sebuah tulisan dan membarikan hubungan timbale balik berupa perubahan sikap atau komentar terhadap tulisan yang dibacanya.

3. Unsur-unsur dalam Cerita Pendek

Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE 3M (MENIRU, MENGOLAH, MENGEMBANGKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PANCURBATU TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

1 4 23

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE EDUTAINMENT DENGAN MEDIA KARTU Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Metode Edutainment Dengan Media Kartu Pada Siswa Kelas VC SD Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta Tahun A

0 2 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERITA PENDEK MELALUI METODE EDUTAINMENT DENGAN MEDIA KARTU Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Melalui Metode Edutainment Dengan Media Kartu Pada Siswa Kelas VC SD Muhammadiyah 8 Jagalan Surakarta T

1 3 16

PENGARUH STRATEGI 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN) TERHADAP KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS DRAMA OLEH SISWA SMA NEGERI 1 BANDAR KAB.SIMALUNGUN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

2 5 24

PENERAPAN STRATEGI 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN)MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK.

1 3 7

PENERAPAN STRATEGI 3M (MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBELAJARAN MENULIS POSTER : Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII-E di SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

8 54 45

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN TEKNIK 3M (MENGAMATI, MENIRU, DAN MENAMBAHI) PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 1 CLUWAK PATI.

7 38 165

PENERAPAN STRATEGI 3M ( MENIRU-MENGOLAH-MENGEMBANGKAN ) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA - repository UPI S IND 1101990 Title

0 0 3

PENINGKATAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA

1 1 14

Penerapan Strategi 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan) untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Poster

2 0 11