33
Sabarti Akhadiah 1993: 64 mengemukakan bahwa keterampilan menulis sangat kompleks karena menuntut siswa untuk menguasai komponen
– komponen di dalamnya, misalnya penggunaan ejaan yang benar, pemilihan kosakata yang tepat, penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf
yang baik. Dari beberapa pendapat tersebut keterampilan menulis cerita pendek
dapat disimpulkan sebagai kecakapan dalam menulis suatu kata menjadi kalimat yang kemudian menjadi sebuah cerita pendek. Dalam hal ini
keterampilan berbeda dengan kemampuan menulis walaupun keduanya sangat berhubungan dengan erat. Perbedaannya adalah, kemampuan
competence
lebih diartikan sebagai sesuatu yang ada dalam hati. Sedangkan keterampilan
performance
adalah wujud dair sesuatu dalam hati tersebut. Keterampilan menulis sangat diperlukan dengan siapapun. Termasuk
dalam hal ini adalah siswa sekolah dasar. Selain itu keterampilan menulis cerita pendek dapat digunakan oleh siswa untuk belajar menulis dengan
aktifitas yang menyenangkan. Sehingga dengan adanya keterampilan menulis cerita pendek siswa dapat lebih mudah dalam menuangkan gagasan serta ide
kreatifnya kedalam bentuk tulisan yang mudah dipahami.
D. Kajian tentang Strategi 3M Meniru-Mengolah-Mengembangkan
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Gulo 2008:3, menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rencana dan cara-cara membawakan pengajaran agar segala
prinsip dasar dapat terlaksana dan segala tujuan dapat dicapai secara
34
efektif. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa strategi dapat dikatakan sebagai sebuah rencana yang disusun untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai. Secara sederhana strategi pembelajaran merupakan siasatteknik
yang harus dipikirkandirencanakan guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah di tetapkan. Dengan demikian strategi pembelajaran
mencakup tujuan pembelajaran, materi, kegiatan pembelajaran, media, pengelolaan kelas dan penilaian Jamil Suprihatiningrum, 2013:153
2. Strategi Pembelajaran 3M Meniru-Mengolah-Mengembangkan
Andri Wicaksono 2014:92 menyatakan bahwa strategi 3M dalam menulis cerita pendek mengacu pada beberapa tahapan pembelajaran
menulis seperti karya-karya yang sudah ada. Strategi ini adalah untuk mengembangkan daya imajinasi siswa dalam menulis cerita pendek.
Imajinasi tersebut didapatkan dalam proses meniru gagasan yang sudah ada, kemudian diolah dengan menggunakan kreatifitas siswa. Setelah itu
siswa dapat mengembangkan gagasannya menjadi cerita yang utuh. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mardjuki dalam Andreas
Harefa 2002:31 yang menyatakan bahwa teknik 3M meniru-mengolah- mengembangkan adalah sebuah teknik yang dapat mempermudah dalam
belajar mengarang, entah itu belajar mengarang puisi, cerita pendek, novel, artikel, atau buku. Teknik ini mencoba menjadikan penulis sebagai
seorang pengamat dari karya tulis sejenis yang beredar di masyarakat.
35
Missal menulis cerita pendek, maka seorang penulis bisa mengamati karya cerita pendek penulis lain yang sudah jadi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan meniru ini bukanlah proses menjiplak. Proses meniru dalah hal ini bukanlah meniru kata
perkata, atau kalimatnya. Penulis perlu memperhatikan logika dan sistem berpikirnya untuk ditiru. Setelah mengetahui kerangka tulisan yang ingin
ditiru makan kerangka tersebut dapat diolah menjadi paragraf utuh. Sedangkan langkah terakhir adalah mengembangkan cerita yang telah
dibuat dengan bahasa yang menarik agar tulisan semakin mudah untuk dibaca dan dipahami oleh pembaca.
Selain pendapat tersebut konsep 3M memiliki kesamaan dengan konsep
Niteni, Niroke, Nambahi
yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara dalam Sabardi 2001:2.
Niteni
adalah menemukan hal-hal yang penting dan mengutamakan hal penting tersebut. Kaitannya dengan menulis cerita
pendek, siswa dapat mencari hal-hal penting atau gagasan utama dalam cerita pendek yang ditiru.
Niroke
adalah mengambil hal-hal yang terbaik untuk ditiru. Sedangkan
Nambahi
adalah proses melengkapi tulisan agar menjadi lebih baik.
Selain itu 3M juga mengacu pada pendekatan mimesis. Menurut Abrams dalam Prof. Nyoman Kutha Ratna 2007:69 pendekatan mimesis
merupakan pendekatan paling primitif. Hal tersebut terkandung dalam pandangan Plato dan Aristoteles. Menurut Plato dasar pertimbangannya
36
adalah dunia pengalaman, yaitu karya sastra itu sendiri tidak bisa mewakili kenyataan yang sesungguhnya, melainkan hanya sebagai peniruan.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Strategi 3M adalah strategi yang dapat mempermudah siswa dalam belajar menulis
cerita pendek. Strategi ini dimulai dari proses meniru gagasan inti dari cerita pendek yang ingin ditiru kemudian mengolah gagasan inti tersebut
menjadi cerita. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa strategi 3M bukan lah menjiplak persis dengan cerita pendek yang ditiru, namun perlu adanya
pengembangan cerita yang sesuai dengan lingkungan sekitar siswa.
3. Langkah-Langkah Strategi 3M Meniru-Mengolah-Mengembangkan