LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
159
berusia 15-49 tahun sebesar 4.404.700 jiwa dan jumlah orang yang datang memeriksakan ke layanan VCT hanya sebesar 7.622 orang. Berdasarkan hasil
pemeriksaan status HIV terhadap 7622 orang yang datang memeriksa VCT maka diketahui yang positif HIV sejumlah 331 orang 4,34. Sehingga prevalensi HIV
Persen pada kelompok usia 15-49 tahun sebesar 0,0075 persen dan bila dibandingkan dengan target secara nasional yaitu kurang dari 0,5 persen, maka
provinsi Lampung, penularan HIV masih dapat dikendalikan. Prevalensi HIV per 100 penduduk usia 15 tahun di Provinsi
Lampung tahun 2015 sebesar 0,01 . Angka ini bila dibandingkan dengan target Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 0,49 maka angkanya sudah mencapai
target yang ditetapkan dengan capaian kinerja sebesar 198,58 dengan kriteria
penilaian kinerja Sangat TinggiST. Bila dibandingkan realisasi tahun 2015
sebesar 0,01 per 1000 penduduk dengan target tahun 2019 sebesar kurang dari 0,49 per 100 penduduk usia 15 tahun maka capaian kinerja mencapai
198,58 dengan kriteria penilaian kinerja Sangat TinggiST.
g. Menurunkan Angka Kesakitan Malaria positif menjadi 0,10 per 1000
penduduk tahun 2019 Angka kesakitan Malaria merupakan indikator yang menggambarkan
angka kesakitan malaria positif diantara 1000 penduduk di suatu wilayah. Angka kesakitan malaria positif API per 1000 penduduk di Provinsi Lampung tahun
2015 sebesar 0,43 per 1000 peduduk. Angka ini bila dibandingkan dengan target Provinsi Lampung sebesar 0,35 per 1000 penduduk, angkanya masih berada
diatas target yang ditetapkan Capaian kinerja sebesar 77,14 dengan kriteria
penilaian kinerja TinggiT. Bila dibandingkan dengan target nasional sebesar 1
per 1000 penduduk maka angkanya juga sudah berada dibawah target yang diharapkan Capain Kinerja sebesar 156,57 dengan kriteria penilaian Sangat
TinggiST. Bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 0,43 per 1000 penduduk dengan target tahun 2019 sebesar 0,10 per 1000 penduduk, maka
capaian kinerja mencapai -230 dengan kriteria penilaian kinerja Sangat RendahSR.
Angka kesakitan malaria positif per 1000 penduduk sebesar 0,43 per 1000 penduduk pada tahun 2015 adalah angka provinsi, namun kita lihat
berdasarkan distribusi angka kesakitan malaria per 1000 penduduk maka masih ada dua Kabupaten yaitu Kabupaten Pesawaran 6,49 per 1000 penduduk dan
Kabupaten Pesisir Barat 2,21 per 1000 penduduk yang angka kesakitan malarianya lebih dari 1 per 1000 penduduk seperti terlihat pada grafik dibawah.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
160
Sehingga penanggulangan malaria masih perlu kerja keras pada 2 Kabupaten tersebut diatas
.
Grafik 3.31 Distribusi Angka Kesakitan Malaria positif API per 1000 penduduk
di Kabupaten Kota Tahun 2015
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2016
h. Angka Kesakitan DBD per 100.000 Penduduk
Angka kesakitan Demam Berdarah atau DBD merupakan indikator yang menggambarkan angka kesakitan DBD diantara 100.000 penduduk di suatu
wilayah. Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 38, 51 per 1000 peduduk yang artinya ada 38
– 39 kesakitan DBD diantara 100.000 penduduk. Angka ini bila dibandingkan dengan target
Provinsi Lampung dan Nasional sebesar kurang dari 50 per 100.000 penduduk maka angkanya sudah berada dibawah target yang ditetapkan Capaian kinerja
sebesar 129,84 dengan kriteria penilaian kinerja Sangat TinggiST. Bila dibandingkan dengan target nasional sebesar 49 per 100.000 penduduk maka
Angka kesakitan DBD Provinsi Lampung tahun 2015 sudah berada dibawah target yang diharapkan Capain Kinerja sebesar 129,84 dengan kriteria
penilaian Sangat TinggiST. Bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 38,51 per 100.000 penduduk dengan target tahun 2019 sebesar 46 per 100.000
penduduk, maka capaian kinerja mencapai 116,38 dengan kriteria penilaian
kinerja Sangat TinggiST.
Angka kesakitan DBD per 100.000 di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 38,51 per 100.000 penduduk, namun kita lihat berdasarkan distribusi
angka Angka kesakitan DBD per 100.000 maka masih ada 4 empat Kabupaten Kota yang Angka kesakitan DBD per 100.000 lebih dari 50 per 100.000
penduduk yaitu Kota Metro, Kabupaten Pringsewu, Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran merupakan daerah endemis DBD, seperti terlihat pada
grafik dibawah ini :
000 000
000 000
000 000
000 000
000 000
000 000
000 000
002 006
000 001
002 003
004 005
006 007
TLB Barat Lampung Timur
Way Kanan Tulang Bawang
Lampung Utara B. Lampung
Lmpng Selatan Pesisir Barat
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
161
Grafik 3.32 Distribusi Angka Kesakitan DBD diantara 100.000 penduduk di
Kabupaten Kota Tahun 2015
Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, 2016
Keberhasilan dan permasalahan dalam mencapai sasaran yang diukur dengan Indikator Kinerja Utama IKU adalah sebagai berikut :
Faktor yang mendorong keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama IKU adalah sebagai berikut :
1. Adanya regulasi atau komitmen baik di tingkat global MDGsSDGs,
Nasioanal RPJMN, Renstra KL dan Daerah RPJMD, Renstra SKPD 2.
Adanya dukungan anggaran untuk mencapai Indikator Kinerja Utama IKU baik melalui APBD dan APBN
3. Adanya sumber daya manusia yang berada di fasilitas pelayanan
kesehatan maupun yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten Kota 4.
Adanya pengembangan Sistem Informasi Pelaporan Permasalahan :
1. Masih adanya stigma tentang beberapa penyakit tertentu sehingga menjadi
fenomena gunung es sedikit terlihat di puncaknya namun tak terlihat yang ada dibawah
2. Beberapa penyakit berhubungan dengan perilaku hidup yang tidak sehat 3. Ada perpindahan Sumber Daya Manusia yang telah dilatih oleh Program
sehingga mengganggu kesinambungan program khususnya yang ada di level puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten kota
4. Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi yang belum tepat waktu
010 011
012 016
021 025
031 036
038 039
040 044
056 058
115 164
000 020
040 060
080 100
120 140
160 180
Way Kanan Lampung Barat
Tanggamus Tulangbawang
Lampung Utara Tulang bawang
… Pesawaran
Pringsewu
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
162
Solusi : 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk menghilangkan stigma pada
beberapa penyakit tertentu dengan melakukan promosi kesehatan 2. Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS
3. Meningkatkan pembiayaan kesehatan baik pada alokasi anggaran kesehatan khususnya belanja langsung
4. Perlu adanya regulasi dalam mengatur pemerataandistribusi tenagayang telah dilatih khususnya tenaga yang ada di level puskesmas dan dinas
kesehatan kabupaten kota
5. Mendukung Pengembangan Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan Puskesmas Rumah Sakit ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Kota dan ke Dinas Kesehatan Provinsi baik secara online maupun
off line 14. Sasaran Terinternalisasinya Nilai-Nilai Budaya Dan Kearifan Lokal
Semenjak Dinas Kebudayaan bergabung dengan Dinas Pendidikan Provinsi Lampung berdasarkan Perda nomor 3 tahun 2014 tentang
perubahan kedua atas peraturan daerah Provinsi Lampung Nomer 12 Tahun 2009 tentang organisasi dan tata kerja Dinas Daerah Provinsi
Lampung.Kebudayaan di Provinsi Lampung belum tergali secara maksimal,hal ini memerlukan kerjasama dari sejumlah dinas terkait dan
peran besar masyarakat terhadap banyaknya cagar budaya dan asset daerah yang bernilai budaya yang harus dipelihara dan kita lestarikan secara
bersama.
Foto: Melestarikan
budaya tarian
adat Lampung
pada acara
Gebyar Paud.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
163
Tabel 3.38 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terinternalisasinya Nilai-
Nilai Budaya dan Kearifan Lokal
No Indikator
Capaian 2014
2015 Target
Akhir RPJMD
2019 Capaian
sd 2015
terhada p 2019
Target Reali
sasi Realisasi
1 Cagar Budaya
dan aset
daerah yang
bernilai budaya yang dipelihara
4.747 1.576
1.576 100
3.267 48,23
2 Peningkatan
jumlah pengunjung
museum 137.987 137.987
100 225.000
61,33 3
Jumlah sanggar kesenian
903 494
54,70 960
51,45 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016
a. Jumlah cagar budaya di Provinsi Lampung yang baru terdata pada tahun 2015 sebanyak 1.576 cagar budaya. Cagar budaya bermacam-macam
bentuknya, yakni ;
1.Benda cagar budaya
berjumlah ; 781 cagar
budaya. 2. Situs cagar
budaya berjumlah
; 132 situs
Foto: Situs Punggung Raharjo,Lampung Timur.
3. Struktur cagar budaya berjumlah ; 275 struktur 4.
Bangunan cagar budaya berjumlah ; 388 bangunan. Untuk tahun 2015, capaian kinerja cagar budaya meenunjukkan
kinerja masih rendah,capaian ini hanya menyumbang 48,24 dari target akhir RPJMD Tahun 2019 .
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
164
Pada tahun 2015 Provinsi Lampung mendapatkan penghargaan berupa 5 lima buah Sertifikat yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia atas diakuinya warisan budaya tak benda WBTB masyarakat Lampung yaitu :
1. Sekura Cakak Buah 2. Cakak Pepadun
3. Sulam Usus 4. Gulai Taboh
5. Seruit b. Untuk tahun 2015, capaian kinerja pengunjung museum Provinsi
Lampung masih rendah, capaian ini hanya menyumbang sebanyak 61,33 dari target akhir RPJMD Tahun 2019.
Pengunjung museum
Provinsi Lampung
berupa pameran tetap sebanyak
89.789 orang,dan non pameran
tetap sebanyak 48.201 orang.
Data jumlah
pengunjung pameran
tetap dan non pameran tetap.
Foto: Pengunjung Museum Provinsi Lampung.
c. Untuk tahun 2015, capaian kinerja sanggar kesenian menunjukkan kinerja masih rendah, capaian ini hanya menyumbang sebanyak 51,46
dari target pada akhir RPJMD tahun 2019 . Interaksi dan pertumbuhan sanggar kesenian di Provinsi Lampung bisa
dilihat dari banyaknya sanggarorganisasi kesenian pada tahun 2015, jumlah sanggar kesenian di Provinsi Lampung adalah 494 sanggar yang
terdiri dari : Sanggar Tari 255, Sanggar Musik 45, Sanggar Teater 30, Sanggar Sastra 30, Sanggar Kerajinan 89 dan SanggarKomunitas
Sinematografi sebanyak 45 sanggar.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
165
Permasalahan :
1. Kurang terkelolanya warisan budaya,sehingga diperlukan sinergi dan
koordinasi antar berbagai pihak,baik pemerintah maupun masyarakat untuk menjaga warisan budaya tersebut.
2. Masih lemahnya perlindungan hukum bagi semua asset kebudayaan baik
yang fisik maupun non fisik dalam bentuk ha katas kekayaan intelektual. 3.
Lemahnya ketahanan nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi,kehidupan seni, bahasa dan sastra,dalam kehidupan masyarakat Lampung.
Penggerusan nilai-nilai budaya makin terlihat, yang menjadikan adat dan tradisi, kehidupan seni, bahasa dan sastra dalam kehidupan masyarakat
Lampung mengalami banyak pergeseran.
Solusi :
1. Dukungan program kegiatan terhadap pencapain sasaran ini membutuhkan
partisipasi aktif masyarakat dan peran pemerintah Provinsi Lampung. 2.
Percepatan pelaksanaan registrasi,penetapan, dan pelestarian warisan cagar budaya baik bergerak maupun tidak bergerak.
3. Penguatan jejaring stakeholder yang meliputi pemerintah, masyarakat,
perguruan tinggi, swasta dan lembaga keuangan dalam hal peningkatan penegakan, pengawasan, dan kesadaran hukum pelestarian budaya.
15. Sasaran Meningkatnya Pelayanan Kesejahteraan dan Rehabilitasi Bagi Tuna Sosial
Data capaian IKU untuk meningkatnya pelayanan kesejahteraan dan rehabilitasi bagi tuna sosial digambarkan pada tabel 3.39 berikut ini :
Tabel 3.39 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan
Kesejahteraan dan Rehabilitasi Bagi Tuna Sosial
No Indikator
Capaian 2014
2015 Target
Akhir RPJMD
2019 Capaian
sd 2015
terhada p 2019
Target Reali
sasi Realisasi
1 Jumlah penduduk
miskin 14,28
13,53 14,35
93,93 11,10
70,72 2
Indeks kedalaman
kemiskinan 2,23
2,095 2,36
87,49 1,40
31,24 3
Indeks keparahan kemiskinan
0,51 0,47
0,38 119,14
0,34 88,24
4 Jumlah
PMKS yang ditangani
5.409 8.677
8.595 99,05
8.220 104,56
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
166
Pada tahun 2015, realisasi jumlah penduduk miskin mencapai angka 14,35 atau 93,93 dibandingkan target yang ditetapkan. Dengan capaian
ini, kinerja yang dicapai telah masuk kriteria sangat tinggi, bila disandingkan
dengan target akhir RPJMD, capaian ini juga telah menyumbang sebanyak 70,72 dari target 11,10 pada tahun 2019.
Secara Gradual angka kemiskinan di Provinsi Lampung mengalami penurunan terus-menerus, meskipun pada tahun 2015 sedikit mengalami
kenaikan kembali sebagai akibat memburuknya kondisi ekonomi nasional, dan dunia. Angka kemiskinan Lampung tahun 2015 sebesar 14,35
meningkat dari tahun 2014 sebesar 14,28. Secara Nasional kemiskinan di periode yang sama juga mengalami
kenaikan dari 10,96 menjadi 11,21 atau 0,25, namun kenaikan kemiskian di Lampung meningkat 0,07 masih lebih rendah dibanding
kenaikan rata-rata nasional. Apabila dilihat dari sisi disparitas pendapatan penduduk di Provinsi
Lampung dilihat dari angka Indeks Gini Rasio, ketimpangan pendapatan semakin rendah dari 0,36 menjadi 0,33, hal ini menunjukkan bahwa angka
kesenjangan pendapatan semakin mengecil pendapatan masyarakat semakin merata.
Grafik 3.33 Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Lampung dan Nasional Tahun 2011 - 2015
Sumber : BPS Lampung, 2016
Pada indikator indeks kedalaman kemiskinan tercapai 2,36 atau 87,61 dari target 2,095 dan telah menyumbang sebesar 31,24 pada
pencapaian target RPJMD 2019 sebesar 1,40. Pencapaian ini termasuk
kategori tinggi. Sedangkan untuk indikator indeks keparahan kemiskinan
mencapai lebih dari 100 yakni terealisasi sebesar 0,38 dari target 0,47
atau 119,14, berarti masuk dalam kategori kinerja sangat tinggi. Apabila
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
167
disandingkan dengan target akhir RPJMD 2019, capaian ini mampu menyumbang sebanyak 88,24 dari target sebesar 0,34.
Perkembangan indeks kedalaman kemiskinan P1 di Provinsi Lampung menurut daerah kondisi Maret 2012 sampai dengan Maret 2015 terlihat
pada grafik 3.34 berikut :
Grafik 3.34 Perkembangan indeks kedalaman kemiskinan P1 di Provinsi
Lampung menurut daerah kondisi Maret 2012 sampai dengan Maret 2015
Sumber : BPS Lampung, 2016
Perkembangan indeks keparahan kemiskinan P2 di Provinsi Lampung menurutdaerah kondisi Maret 2012 sampai dengan Maret 2015 adalah
sebagai berikut :
Grafik 3.35 Perkembangan indeks keparahan kemiskinan P2 di Provinsi
Lampung menurut daerah kondisi Maret 2012 sampai dengan Maret 2015
Sumber : BPS Lampung, 2016 0,5
1 1,5
2 2,5
3
2012 2013
2014 2015
Perdesaan Perkotaan
Perkotaan+Perdesaan
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
1,4 1,6
1,8
2012 2013
2014 2015
Perkotaan+Perdesaan Perkotaan
Perdesaan
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
168
Sedangkan, untuk indikator jumlah PMKS yang ditangani Provinsi Lampung tahun 2015 sebanyak 8.595 jiwa atau sebesar 99,05 dari target
sebanyak 8.677 jiwa. Jumlah ini meningkat dibandingkan realisasi tahun 2014 sebanyak 5.409 jiwa. Capaian ini telah menyumbang sebesar 104,56
dari target akhir RPJMD 2019 sebanyak 8.220 jiwa.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
169
Tabel 3. 40
DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PMKS PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015
Sumber : Dinas Sosial Provinsi Lampung, 2016
NO JENIS PMKS
Bandar Lampung
METRO LAMPUNG
SELATAN LAMPUNG
TENGAH LAMPUNG
TIMUR LAMPUNG
UTARA LAMPUNG
BARAT
TANGGAMUS
TULANG BAWANG
WAY KANAN
PESAWARAN PRINGSEWU
MESUJI PESISIR
BARAT TUBA
BARAT 1
Anak Balita terlantar ABT
189 47
368 931
474 38
131 128
878 108
608 439
168 188
- 4.695
Jiwa 2
Anak terlantar AT
284 100
4.855 2.265
1.845 1.175
511 492
2.007 289
2.884 159
414 356
- 17.636
Jiwa 3
Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum
31 1
25 105
35 149
2 20
25 759
29 10
47 -
1.238 Jiwa
4
Anak Jalanan
72 -
350 117
72 28
- 195
- -
33 65
- 5
- 937
Jiwa 5
Anak Dengan Kedisabilitasan ADK
417 122
37 829
696 434
164 375
467 194
- 354
164 81
4 4.338
Jiwa 6
Anak Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan
Diperlakukan Salah
6 -
97 74
74 -
1 60
22 3
- 26
- 36
- 399
Jiwa 7
Anak Yang Memerlukan Perlindungan Khusus
18 -
- -
112 -
- 29
1 40
- -
11 19
- 230
Jiwa 8
Lanjut Usia terlantar
2.386 1.849
11.633 6.852
4.369 1.137
973 382
2.235 568
4.511 453
1.635 672
313 39.968
Jiwa 9
Penyandang Disabilitas
1.150 236
1.869 5.656
5.661 736
524 322
1.291 647
3.072 985
361 310
95 22.915
Jiwa 10
Tuna Sosial
85 -
137 106
96 10
2 -
9 13
3 21
- 17
- 499
Jiwa 11
Gelandangan
2 2
26 114
63 10
4 48
- 9
1 13
6 15
- 313
Jiwa 12
Pengemis
97 -
83 101
33 16
2 -
- 1
- 5
1 5
- 344
Jiwa 13
Pemulung
257 54
- 727
269 -
16 5
50 -
34 21
45 4
1.482 Jiwa
14
Kelompok Minoritas
9 -
- -
15 -
2 4
7 -
149 3
- 189
Jiwa 15
Bekas Warga Binaan Lembaga Permasyarakatan BWBLP
163 39
140 904
314 41
33 11
10 86
21 116
18 57
14 1.967
Jiwa 16
Orang Dengan HIVAIDS ODHA
2 43
41 3
6 53
- -
4 7
- 28
0 - 3
190 Jiwa
17
Korban Penyalagunaan NAPZA
110 13
21 169
64 46
5 4
122 -
- 2
6 6
- 568
Jiwa 18
Korban Traficking
10 -
- -
9 -
- 15
- -
- 2
- 14
- 50
Jiwa 19
Korban tindak kekerasan
20 113
- 57
29 110
25 52
- -
6 -
2 52
65 531
Jiwa 20
Pekerja migran Bermasalah Sosial PMBS
11 92
27 -
272 1
9 230
1 -
220 -
- -
- 863
Jiwa 21
Korban Bencana Alam
260 -
578 1.039
434 868
81 665
2.425 204
84 169
22 31
31 6.891
Jiwa 22
Korban Bencana Sosial
- -
2.013 114
38 -
9 5
- 2
- -
2 15
- 2.198
Jiwa 23
Perempuan rawan sosial ekonomi
1.152 638
10.378 727
2.408 44.968
521 612
508 790
6.449 176
824 321
- 70.472
Jiwa 24
Fakir Miskin
14.126 4.163
119.181 47.749
47.671 44.968
6.157 48.530
30.366 13.436
52.635 8.997
10.654 2.603
53.307 504.543
KK 25
Klg masalah sosial psikologis
46 62
216 260
130 70
4 -
164 46
- 5
250 408
- 1.661
KK 26
Komunitas adat terpencil
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
KK
Jumlah
6.731 3.349
32.678 20.890
17.388 49.820
3.015 3.654
10.005 3.018
18.651 3.076
3.814 2.295
529 178.913
Jiwa 14.172
4.225 119.397
48.009 47.801
45.038 6.161
48.530 30.530
13.482 52.635
9.002 10.904
3.011 53.307
- 506.204
KK JUMLAH KK
JUMLAH JIWA
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
170
Tabel 3.41 DATA POTENSI DAN SUMBER KESEJAHTERAAN SOSIAL PSKS TAHUN 2014
Sumber : Dinas Sosial Provinsi Lampung, 2016
NO JENIS PSKS
BANDAR LAMPUNG
METRO LAMPUNG
SELATAN LAMPUNG
TENGAH LAMPUNG
TIMUR LAMPUNG
BARAT
TA NGGA MUS
TULANG BAWANG
WAY KANAN
LAMPUNG UTARA
MESUJI
P E S A WA RA N
PRINGSEWU PESISIR
BARAT TUBA
BARAT JUMLAH
1 Pekerja Sosial Profesional
6 2
43 5
5 -
3 64 2
Pekerja Sosial Masyarakat PSM 292 22 476 636 438 240 180 21 222 269 106 216 170 58 17 3.363
3 Taruna Siaga Bencana TAGANA
47 23 50 51 58 151 68 27 15 14 13 44 10 12 15 598 4
Lembaga Kesejahteraan Sosial 22 9 43 2.729 129 30 15
- -
32 -
76 14 50 11 3.160 5
Karang Taruna 39 22 277 85 421 138 293 57 49 247 544 133 133 8 55 2.501
6 Lembaga Konsultasi Kesejahteraan
KeluargaLK3 2 1 2 8 11
- 2 17 3
- 9 1 1 1 1 59
7 Keluarga Pionir
87 - 111 78
265 - - 44
585 8
Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat
11 - 3 355 189 34 9 -
23 -
- 2 10 19
655 9
Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial WPKS
175 344
209 176 123 1 22 - - 48
- 1.098
10 Penyuluh Sosial
12 26 8 7 1 4 8 4 4 4 4
82 11
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan TKSK
19 5 14 24 24 14 17 13 14 23 -
7 6 26 -
206 12
Dunia usaha yang melakukan usaha kesejahteraan sosial
13 - - 193 1.042 -
15 -
2 2 -
- -
1.267
707 82
1.221 4.081
2.658 869
729 137
619 595
676 483
348 270
99 13.574
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
171
Permasalahan
a. Optimalisasi capaian kegiatan terhadap capaian target SPM bidang sosial relatif kecil.
b. Nomenklatur Dinas yang menangani bidang kesejahteraan sosial bidang sosial di KabupatenKota pada umumnya bergabung dengan beberapa
satker, hal ini sangat berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran pembangunan kesejahteraan sosial yang masih relatif sangat kecil, sedangkan
jumlah PMKS akan terus bertambah seiring dengan pertambahan penduduk.
Solusi
Upaya koordinasi, asistensi, tahapan untuk perencanaan sudah dilakukan baik untuk aparatur maupun masyarakat sebagai Potensi Sumber Kesejahteraan
Sosial, tetapi pengalokasian dana program dan kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial belum signifikan baik dari Pemerintah, dunia usaha dan
pelaku –pelaku pembangunan kesejahteraan sosial. Untuk menjamin
terpenuhinya kebutuhan dasar warga Negara, serta menghadapi tantangan dan perkembangan permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang seiring
dengan pertumbuhan penduduk, sudah tertuang dalam UU dan Peraturan Pemerintah yang saat ini memasuki tahap proses penyempurnaan dan
pengesahan, sehubungan dengan hal tersebut sangat urgen untuk dipersiapkan Peraturan Daerah yang merupakan tindak lanjut dan penjabaran dari UU dan
Peraturan Pemerintah tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial.
16. Sasaran Meningkatnya Kualitas dan Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja
Pembangunan bidang ketenagakerjaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Pembangunan Nasional, Regional dan Daerah dengan
sasaran tersedianya lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang berkesinambungan, sehingga angkatan kerja yang ada mempunyai
kesempatan untuk memperoleh pekerjaan dan meningkatkan taraf hidupnya sesuai dengan kehidupan yang layak.
Di samping itu pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh yang diarahkan untuk meningkatkan, membentuk dan
mengembangkan tenaga kerja yang berkualitas, efektif, efisien dan produktif serta memiliki wirausaha yang tinggi sehingga diharapkan mampu mengisi,
menciptakan dan memperluas lapangan kerja serta kesempatan berusaha. Rencana dan realisasi capaian meningkatnya kualitas dan perlindungan
terhadap tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 3.42 berikut :
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
172
Tabel 3. 42 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kualitas dan
Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja
N o
Indikator Capaian
2014 2015
Target Akhir
RPJMD 2019
Capaian sd 2015
terhada p 2019
Target Reali
sasi Realisasi
1 Rasio
Ketergantungan 64,32
52,55 49,57
105,67 46,75
93,97 2
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja 66,99
65,75 65,60
92,24 66,46
101,29 3
Tingkat Pengangguran
Terbuka 4,79
5,29 5,42
97,54 4,17
70,02 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016
Untuk pengukuran kinerja indikator 1 dan 3 dimana Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja, maka digunakan
rumus : Persentase
pencapaian rencana tingkat capaian
: Rencana- Realisasi- Rencana
x 100
Rencana Dari tabel 3.42 diketahui bahwa capaian rasio ketergantungan tahun 2015
mencapai 49,57 atau 105,67 dari target 52,55. Capaian kinerja ini
menunjukkan kinerja yang sangat tinggi dan menyumbang sebesar 93,97 pada
pencapaian RPJMD 2019 dari target 46,75. Indikator tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2015 sebanyak 65,60 atau 100,23 dari target 60,75.
Capaian ini telah menyumbang sebesar 101,29 bagi target akhir RPJMD 2019 sebanyak 66,46. Sedangkan, indikator tingkat pengangguran terbuka tahun
2015 dengan capaian realisasi 5,42 atau 97,54 dari target 5,29 dan mampu menyumbang sebesar 70,02 pada capaian target RPJMD 2019. Capaian ini
menunjukkan kinerja yang sangat tinggi. a. Rasio Ketergantungan
Pada tahun 2015 target kinerja yang hendak dicapai sebesar 52.55 dan realisasi capaian 49.57 artinya adanya penurunan rasio ketergantungan
penduduk tahun 2015. Hal ini menunjukan kinerja yang cukup berhasil yaitu berhasil menurunkan Rasio Ketergantungan dari target 52.55 realisasi
sebesar 49,57 atau persentase realisasi sebesar 105,67. Hal ini diindikasikan keberhasilan pemerintah Provinsi Lampung dalam menurunkan
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
173
tingkat ketergantungan penduduk sebesar 2.98, yaitu keberhasilan Pemerintah Provinsi Lampung dalam penurunan angka kelahiran atau
keberhasilan dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana di Provinsi Lampung.
b. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK
TPAK adalah suatu indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan
sehari-hari merujuk pada suatu waktu, dimana TPAK Provinsi Lampung pada tahun 2015 sebesar 65,75 persen yang berarti dari 100 penduduk usia kerja
terdapat sekitar 66 orang yang aktif dalam kegiatan ekonomi bekerja dan pengangguran. Selama lima tahun ke depan angka TPAK diperkirakan akan
meningkat berkisar 66,46 persen. Secara umum jumlah tenaga kerja antar periode dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi baik nasional maupun
regional Meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja tersebut kemungkinan
disebabkan bertambahnya jumlah penduduk yang masuk pasar kerja khususnya perempuan. Hal tersebut tampaknya memberikan pengaruh yang
cukup berarti terhadap melajunya pertumbuhan angkatan kerja, sehingga pertambahan jumlah angkatan kerja pada tahun-tahun yang akan datang
akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan usia kerja.
c. Tingkat Pengangguran Terbuka