LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
219
28. Sasaran Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik
Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah adalah sejalan dengan misi Mendukung Supremasi Hukum, Membangun Demokrasi Berbasis
Kearifan Lokal, dan Memantapkan Kepemerintahan yang Baik dan Antisipatif yang menjadi misi ke-5 dalam RPJMD 2015
– 2019. Penilaian atas laporan keuangan pemerintah daerah dilakukan oleh pihak eksternal yang dalam hal ini
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Penilaian oleh lembaga eksternal ini menjadi komponen penting untuk menilai sejauh manakah penilaian
yang obyektif bisa dilakukan terhadap akuntabilitas dan kinerja pemerintah daerah terutama dari segi keuangan. Hal ini menjadi bagian yang menguatkan
akuntabilitas pada aspek pencapaian kinerja yang sudah diuraikan dalam sasaran ke-27 sebelumnya.
Pemeriksaan oleh BPK dilakukan dengan mendasarkan pada UU No. 15 tahun 2004 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Pemeriksaan yang dilakukan
secara periodik setiap tahunnya ini mencakup pemeriksaan terhadap Neraca, Laporan Realisasi Angaran, Laporan Arus Kas, dan catatan atas Laporan
Keuangan. Opini yang dihasilkan atas pemeriksaan ini secara bertingkat terdiri dari Tidak Wajar TW, Tidak Memberikan Pendapat TMP, Wajar dengan
Pengecualian WDP dan yang terbaik adalah Wajar Tanpa Pengecualian WTP.
Tabel 3.75 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas dan
Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik
No Indikator
Capaian 2014
2015 Target
Akhir RPJMD
2019 Capaian
sd 2015 terhadap
2019 Target
Reali sasi
Realisasi 1
Opini Badan
Pemeriksa Keuangan
BPK Terhadap
Pengelolaan Keuangan Daerah WTP
WTP WTP
100 WTP
100 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016
Pada tahun 2015, indikator kinerja terhadap opini Badan Pemeriksaan Keuangan BPK dalam penyelesaian dan kebenaran laporan keuangan tepat
waktu. Pencapaian target atas indikator kinerja persentase ketepatan waktu penyelesaian laporan keuangan Provinsi Lampung.
Dari indikator sasaran strategis yang merupakan Indikator Kinerja Utama IKU opini badan pemeriksa keuangan BPK terhadap pengelolaan keuangan
daerah Pemerintah Provinsi Lampung tahun 2014, menunjukan capaian 100.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
220
Tingkat capaian ini menunjukan pelaksanaan urusan yang terkait di capai melalui dukungan penganggaran dan kerja keras seluruh stake holder dalam mendukung
capaian indikator tersebut. Dengan status pencapaian opini yang terbaik ini,
maka kinerja sasaran ini adalah sangat tinggi. Pencapaian ini apabila
dipertahankan, juga sudah memenuhi target pada akhir tahun RPJMD pada tahun 2019 yaitu opini WTP.
Dengan menyandang predikat WTP berarti Pemerintah Provinsi Lampung dianggap mampu memberikan laporan keuangan dengan informasi yang bebas
dari salah saji material. Jika laporan keuangan diberikan opini jenis ini, artinya auditor meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, pemerintah
dianggap telah menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan
tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil audit BPK RI Perwakilan Lampung terhadap Laporan
Keuangan Pemerintah Propinsi Lampung Tahun 2012 – 2015 dapat di sajikan
sebagai berikut :
Tabel 3.76 Perbandingan Capaian Kinerja Atas Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Lampung Tahun 2012 - 2015
No Tahun
Opini BPK 1
2012 Wajar Tanpa Pengecualian WTP
2 2013
Wajar Dengan Pengecualian WDP 3
2014 Wajar Tanpa Pengecualian WTP
4 2015
Wajar Tanpa Pengecualian WTP
Sumber : Biro Keuangan Setdaprov. Lampung, 2016
Penurunan Opini dari Wajar Tanpa Pengecualian pada tahun 2012 ke Wajar Dengan Pengecualian pada tahun 2013 lebih disebabkan ada beberapa
temuan yang menyebabkan prosentase inmaterial seperti masih adanya aset daerah yang masih dalam proses inventarisasi dan kesalahan administrasi
sedangkan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2014 mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian. Diraihnya
predikat WTP atas
LKPD Tahun 2014 diserahkan
pada bulan
Juni 2015
.
Sementara Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2015 pada saat ini masih dalam dalam tahap Audit Badan Pemeriksaan
Keuangan BPK terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
221
Provinsi Lampung menempati posisi keempat dari tujuh Provinsi yang menerima penghargaan Anugerah bagi Daerah Berprestasi Penerima Dana
Insentif Daerah DID tahun 2016 sebesar Rp. 40.7 milyar.
Gambar 3.4 Gubernur Lampung saat menerima piagamsertifikasi unqualified opini WTP pada acara rapat kerja Nasional Evaluasi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah 2015 atas
keberhasilannya menyusun dan menyajikan laporan keuangan tahun 2014 dengan capaian standar tertinggi dalam akuntansi dan laporan keuangan Pemerintah dari Menteri Keuangan
BAMBANG.PS. BRODJONEGORO, pada tanggal 02 Oktober 2015 di Jakarta
Berdasarkan hasil penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan TLHP aparat pengawasan khususnya BPK RI perwakilan Lampung
per 30 November 2015 dan hasil penyelesaian kerugian daerah per 16 Oktober 2015, Pemerintah Provinsi Lampung meraih predikat terbaik ke-4 empat dari 16
Pemerintahan Daerah se Provinsi Lampung.
Permasalahan :
a. Rendahnya pemahaman pegawai mengenai aturan dan mekanisme kerja. b. Lemahnya pengelolaan data dan informasi hasil pengelolaan keuangan daerah
c. Terbatasnya SDM yang berkualitas. d. Rendahnya koordinasi dalam unit kerja.
e. Komitmen pimpinan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah belum cukup tinggi.
f. Rendahnya etos kerja personil. g. Belum tersedianya juklak dan juknis sebagai panduan kerja secara lengkap.
h. Terbatasnya kewenangan yang dimiliki.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
222
Solusi:
a. Memotifikasi SDM untuk selalu meningkatkan kapasitas SDM melalui diklatkursus keuangan daerah.
b. Melaksanakan Program Rencana Kerja Tahunan secara konsisten dengan tetap berpodoman pada peraturan Per-UU yang berlaku.
c. Mengoptimalkan pelaksanaan RKT dengan pemanfaatkan anggaran dan sarana yang dimiliki.
d. Meningkatkan Koordinasi dengan SKPD lain dalam kegiatan pengelolaan keuangan daerah.
e. Terdapatnya peraturan Perundang-undangan yang mendukung kinerja pengelolaan keuangan daerah.
f. Adanya koordinasi antara instansi pengelolaan keuangan. g. Adanya kerjasama dengan instansi vertikal keuangan yang lebih tinggi.
29. Sasaran Terwujudnya Pemerintahan Yang Bersih Dan Bebas KKN