Sasaran Meningkatnya Pelayanan Kesejahteraan dan Rehabilitasi Bagi Tuna Sosial

LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 165 Permasalahan : 1. Kurang terkelolanya warisan budaya,sehingga diperlukan sinergi dan koordinasi antar berbagai pihak,baik pemerintah maupun masyarakat untuk menjaga warisan budaya tersebut. 2. Masih lemahnya perlindungan hukum bagi semua asset kebudayaan baik yang fisik maupun non fisik dalam bentuk ha katas kekayaan intelektual. 3. Lemahnya ketahanan nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi,kehidupan seni, bahasa dan sastra,dalam kehidupan masyarakat Lampung. Penggerusan nilai-nilai budaya makin terlihat, yang menjadikan adat dan tradisi, kehidupan seni, bahasa dan sastra dalam kehidupan masyarakat Lampung mengalami banyak pergeseran. Solusi : 1. Dukungan program kegiatan terhadap pencapain sasaran ini membutuhkan partisipasi aktif masyarakat dan peran pemerintah Provinsi Lampung. 2. Percepatan pelaksanaan registrasi,penetapan, dan pelestarian warisan cagar budaya baik bergerak maupun tidak bergerak. 3. Penguatan jejaring stakeholder yang meliputi pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, swasta dan lembaga keuangan dalam hal peningkatan penegakan, pengawasan, dan kesadaran hukum pelestarian budaya.

15. Sasaran Meningkatnya Pelayanan Kesejahteraan dan Rehabilitasi Bagi Tuna Sosial

Data capaian IKU untuk meningkatnya pelayanan kesejahteraan dan rehabilitasi bagi tuna sosial digambarkan pada tabel 3.39 berikut ini : Tabel 3.39 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan Kesejahteraan dan Rehabilitasi Bagi Tuna Sosial No Indikator Capaian 2014 2015 Target Akhir RPJMD 2019 Capaian sd 2015 terhada p 2019 Target Reali sasi Realisasi 1 Jumlah penduduk miskin 14,28 13,53 14,35 93,93 11,10 70,72 2 Indeks kedalaman kemiskinan 2,23 2,095 2,36 87,49 1,40 31,24 3 Indeks keparahan kemiskinan 0,51 0,47 0,38 119,14 0,34 88,24 4 Jumlah PMKS yang ditangani 5.409 8.677 8.595 99,05 8.220 104,56 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 166 Pada tahun 2015, realisasi jumlah penduduk miskin mencapai angka 14,35 atau 93,93 dibandingkan target yang ditetapkan. Dengan capaian ini, kinerja yang dicapai telah masuk kriteria sangat tinggi, bila disandingkan dengan target akhir RPJMD, capaian ini juga telah menyumbang sebanyak 70,72 dari target 11,10 pada tahun 2019. Secara Gradual angka kemiskinan di Provinsi Lampung mengalami penurunan terus-menerus, meskipun pada tahun 2015 sedikit mengalami kenaikan kembali sebagai akibat memburuknya kondisi ekonomi nasional, dan dunia. Angka kemiskinan Lampung tahun 2015 sebesar 14,35 meningkat dari tahun 2014 sebesar 14,28. Secara Nasional kemiskinan di periode yang sama juga mengalami kenaikan dari 10,96 menjadi 11,21 atau 0,25, namun kenaikan kemiskian di Lampung meningkat 0,07 masih lebih rendah dibanding kenaikan rata-rata nasional. Apabila dilihat dari sisi disparitas pendapatan penduduk di Provinsi Lampung dilihat dari angka Indeks Gini Rasio, ketimpangan pendapatan semakin rendah dari 0,36 menjadi 0,33, hal ini menunjukkan bahwa angka kesenjangan pendapatan semakin mengecil pendapatan masyarakat semakin merata. Grafik 3.33 Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Provinsi Lampung dan Nasional Tahun 2011 - 2015 Sumber : BPS Lampung, 2016 Pada indikator indeks kedalaman kemiskinan tercapai 2,36 atau 87,61 dari target 2,095 dan telah menyumbang sebesar 31,24 pada pencapaian target RPJMD 2019 sebesar 1,40. Pencapaian ini termasuk kategori tinggi. Sedangkan untuk indikator indeks keparahan kemiskinan mencapai lebih dari 100 yakni terealisasi sebesar 0,38 dari target 0,47 atau 119,14, berarti masuk dalam kategori kinerja sangat tinggi. Apabila LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 167 disandingkan dengan target akhir RPJMD 2019, capaian ini mampu menyumbang sebanyak 88,24 dari target sebesar 0,34. Perkembangan indeks kedalaman kemiskinan P1 di Provinsi Lampung menurut daerah kondisi Maret 2012 sampai dengan Maret 2015 terlihat pada grafik 3.34 berikut : Grafik 3.34 Perkembangan indeks kedalaman kemiskinan P1 di Provinsi Lampung menurut daerah kondisi Maret 2012 sampai dengan Maret 2015 Sumber : BPS Lampung, 2016 Perkembangan indeks keparahan kemiskinan P2 di Provinsi Lampung menurutdaerah kondisi Maret 2012 sampai dengan Maret 2015 adalah sebagai berikut : Grafik 3.35 Perkembangan indeks keparahan kemiskinan P2 di Provinsi Lampung menurut daerah kondisi Maret 2012 sampai dengan Maret 2015 Sumber : BPS Lampung, 2016 0,5 1 1,5 2 2,5 3 2012 2013 2014 2015 Perdesaan Perkotaan Perkotaan+Perdesaan 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2012 2013 2014 2015 Perkotaan+Perdesaan Perkotaan Perdesaan LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 168 Sedangkan, untuk indikator jumlah PMKS yang ditangani Provinsi Lampung tahun 2015 sebanyak 8.595 jiwa atau sebesar 99,05 dari target sebanyak 8.677 jiwa. Jumlah ini meningkat dibandingkan realisasi tahun 2014 sebanyak 5.409 jiwa. Capaian ini telah menyumbang sebesar 104,56 dari target akhir RPJMD 2019 sebanyak 8.220 jiwa. LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 169 Tabel 3. 40 DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL PMKS PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 Sumber : Dinas Sosial Provinsi Lampung, 2016 NO JENIS PMKS Bandar Lampung METRO LAMPUNG SELATAN LAMPUNG TENGAH LAMPUNG TIMUR LAMPUNG UTARA LAMPUNG BARAT TANGGAMUS TULANG BAWANG WAY KANAN PESAWARAN PRINGSEWU MESUJI PESISIR BARAT TUBA BARAT 1 Anak Balita terlantar ABT 189 47 368 931 474 38 131 128 878 108 608 439 168 188 - 4.695 Jiwa 2 Anak terlantar AT 284 100 4.855 2.265 1.845 1.175 511 492 2.007 289 2.884 159 414 356 - 17.636 Jiwa 3 Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum 31 1 25 105 35 149 2 20 25 759 29 10 47 - 1.238 Jiwa 4 Anak Jalanan 72 - 350 117 72 28 - 195 - - 33 65 - 5 - 937 Jiwa 5 Anak Dengan Kedisabilitasan ADK 417 122 37 829 696 434 164 375 467 194 - 354 164 81 4 4.338 Jiwa 6 Anak Yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan Diperlakukan Salah 6 - 97 74 74 - 1 60 22 3 - 26 - 36 - 399 Jiwa 7 Anak Yang Memerlukan Perlindungan Khusus 18 - - - 112 - - 29 1 40 - - 11 19 - 230 Jiwa 8 Lanjut Usia terlantar 2.386 1.849 11.633 6.852 4.369 1.137 973 382 2.235 568 4.511 453 1.635 672 313 39.968 Jiwa 9 Penyandang Disabilitas 1.150 236 1.869 5.656 5.661 736 524 322 1.291 647 3.072 985 361 310 95 22.915 Jiwa 10 Tuna Sosial 85 - 137 106 96 10 2 - 9 13 3 21 - 17 - 499 Jiwa 11 Gelandangan 2 2 26 114 63 10 4 48 - 9 1 13 6 15 - 313 Jiwa 12 Pengemis 97 - 83 101 33 16 2 - - 1 - 5 1 5 - 344 Jiwa 13 Pemulung 257 54 - 727 269 - 16 5 50 - 34 21 45 4 1.482 Jiwa 14 Kelompok Minoritas 9 - - - 15 - 2 4 7 - 149 3 - 189 Jiwa 15 Bekas Warga Binaan Lembaga Permasyarakatan BWBLP 163 39 140 904 314 41 33 11 10 86 21 116 18 57 14 1.967 Jiwa 16 Orang Dengan HIVAIDS ODHA 2 43 41 3 6 53 - - 4 7 - 28 0 - 3 190 Jiwa 17 Korban Penyalagunaan NAPZA 110 13 21 169 64 46 5 4 122 - - 2 6 6 - 568 Jiwa 18 Korban Traficking 10 - - - 9 - - 15 - - - 2 - 14 - 50 Jiwa 19 Korban tindak kekerasan 20 113 - 57 29 110 25 52 - - 6 - 2 52 65 531 Jiwa 20 Pekerja migran Bermasalah Sosial PMBS 11 92 27 - 272 1 9 230 1 - 220 - - - - 863 Jiwa 21 Korban Bencana Alam 260 - 578 1.039 434 868 81 665 2.425 204 84 169 22 31 31 6.891 Jiwa 22 Korban Bencana Sosial - - 2.013 114 38 - 9 5 - 2 - - 2 15 - 2.198 Jiwa 23 Perempuan rawan sosial ekonomi 1.152 638 10.378 727 2.408 44.968 521 612 508 790 6.449 176 824 321 - 70.472 Jiwa 24 Fakir Miskin 14.126 4.163 119.181 47.749 47.671 44.968 6.157 48.530 30.366 13.436 52.635 8.997 10.654 2.603 53.307 504.543 KK 25 Klg masalah sosial psikologis 46 62 216 260 130 70 4 - 164 46 - 5 250 408 - 1.661 KK 26 Komunitas adat terpencil - - - - - - - - - - - - - - - - KK Jumlah 6.731 3.349 32.678 20.890 17.388 49.820 3.015 3.654 10.005 3.018 18.651 3.076 3.814 2.295 529 178.913 Jiwa 14.172 4.225 119.397 48.009 47.801 45.038 6.161 48.530 30.530 13.482 52.635 9.002 10.904 3.011 53.307 - 506.204 KK JUMLAH KK JUMLAH JIWA LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 170 Tabel 3.41 DATA POTENSI DAN SUMBER KESEJAHTERAAN SOSIAL PSKS TAHUN 2014 Sumber : Dinas Sosial Provinsi Lampung, 2016 NO JENIS PSKS BANDAR LAMPUNG METRO LAMPUNG SELATAN LAMPUNG TENGAH LAMPUNG TIMUR LAMPUNG BARAT TA NGGA MUS TULANG BAWANG WAY KANAN LAMPUNG UTARA MESUJI P E S A WA RA N PRINGSEWU PESISIR BARAT TUBA BARAT JUMLAH 1 Pekerja Sosial Profesional 6 2 43 5 5 - 3 64 2 Pekerja Sosial Masyarakat PSM 292 22 476 636 438 240 180 21 222 269 106 216 170 58 17 3.363 3 Taruna Siaga Bencana TAGANA 47 23 50 51 58 151 68 27 15 14 13 44 10 12 15 598 4 Lembaga Kesejahteraan Sosial 22 9 43 2.729 129 30 15 - - 32 - 76 14 50 11 3.160 5 Karang Taruna 39 22 277 85 421 138 293 57 49 247 544 133 133 8 55 2.501 6 Lembaga Konsultasi Kesejahteraan KeluargaLK3 2 1 2 8 11 - 2 17 3 - 9 1 1 1 1 59 7 Keluarga Pionir 87 - 111 78 265 - - 44 585 8 Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat 11 - 3 355 189 34 9 - 23 - - 2 10 19 655 9 Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial WPKS 175 344 209 176 123 1 22 - - 48 - 1.098 10 Penyuluh Sosial 12 26 8 7 1 4 8 4 4 4 4 82 11 Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan TKSK 19 5 14 24 24 14 17 13 14 23 - 7 6 26 - 206 12 Dunia usaha yang melakukan usaha kesejahteraan sosial 13 - - 193 1.042 - 15 - 2 2 - - - 1.267 707 82 1.221 4.081 2.658 869 729 137 619 595 676 483 348 270 99 13.574 LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 171 Permasalahan a. Optimalisasi capaian kegiatan terhadap capaian target SPM bidang sosial relatif kecil. b. Nomenklatur Dinas yang menangani bidang kesejahteraan sosial bidang sosial di KabupatenKota pada umumnya bergabung dengan beberapa satker, hal ini sangat berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran pembangunan kesejahteraan sosial yang masih relatif sangat kecil, sedangkan jumlah PMKS akan terus bertambah seiring dengan pertambahan penduduk. Solusi Upaya koordinasi, asistensi, tahapan untuk perencanaan sudah dilakukan baik untuk aparatur maupun masyarakat sebagai Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial, tetapi pengalokasian dana program dan kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial belum signifikan baik dari Pemerintah, dunia usaha dan pelaku –pelaku pembangunan kesejahteraan sosial. Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar warga Negara, serta menghadapi tantangan dan perkembangan permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk, sudah tertuang dalam UU dan Peraturan Pemerintah yang saat ini memasuki tahap proses penyempurnaan dan pengesahan, sehubungan dengan hal tersebut sangat urgen untuk dipersiapkan Peraturan Daerah yang merupakan tindak lanjut dan penjabaran dari UU dan Peraturan Pemerintah tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial.

16. Sasaran Meningkatnya Kualitas dan Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja