LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
155
kelahiran hidup pada waktu yang sama. Manfaat dari IMR ini, adalah untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi
lingkungan dan sosial ekonomi. Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup berdasarkan perhitungan
dari laporan yang masuk dari fasilitas kesehatan ke Dinas Kesehatan di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 4,88 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini bila
dibandingkan dengan target Provinsi Lampung sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup maka angkanya sudah mencapai target yang ditetapkan dengan capaian
kinerja sebesar 184,75 dengan kriteria penilaian kinerja Sangat TinggiST. Bila
dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 4,88 per 1000 lahir hidup dengan target tahun 2019 sebesar 24 per 100.000 lahir hidup, maka capaian kinerja
mencapai 179,67 dengan kriteria penilaian kinerja Sangat TinggiST Berdasarkan tabel 3.37 terlihat bahwa AKB berdasarkan perhitungan
matematik dengan menggunakan data rutin atau laporan secara kinerja telah tercapai, namun Angka Kematian Bayi AKB per 1000 lahir hidup tahun 2015 di
Provinsi Lampung sebesar 4,88 per 1000 kelahiran hidup yang dihitung berdasarkan data pelaporan rutin belum dapat menggambarkan atau
dibandingkan dengan data hasil survey SDKI 2012. Data AKB hasil perhitungan dengan data rutin ini hanya menggambarkan kematian yang ditemukan di
fasilitas pelayanan kesehatan tidak menggambarkan kematian yang ada di populasi. Bila data AKB hasil perhitungan data rutin ini dibandingkan dengan
AKB hasil SDKI tahun 2012 survey SDKI dilakukan 5 tahun sekali sebesar 30 per 1000 kelahiran hidup maka AKB hasil perhitungan berdasarkan laporan rutin
tersebut hanya menggambarkan seperenam dari AKB sesungguhnya dipopulasi.
c. Angka Kematian Ibu AKI per 100.000 Kelahiran Hidup
Angka Kematian Ibu AKI adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran
hidup. Angka kematian ibu merupakan indikator kesehatan yang cukup
penting. Angka kematian ibu diketahui dari jumlah kematian karena kehamilan, persalinan dan ibu nifas per jumlah kelahiran hidup di wilayah tertentu dalam
waktu tertentu. AKI sulit dihitung, karena untuk menghitung AKI dibutuhkan sampel yang sangat besar, mengingat kejadian kematian ibu adalah kasus yang
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
156
jarang. Oleh karena itu kita umumnya menggunakan AKI yang telah tersedia dari survey yang ada misalnya SDKI.
Angka Kematian Ibu AKI per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan perhitungan dari laporan yang masuk dari fasilitas kesehatan ke Dinas Kesehatan
di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 95,46 per 100.000 kelahiran hidup, namun angka ini tidak dapat dibandingkan dengan angka hasil survei SDKI.
Angka ini bila dibandingkan dengan target Provinsi Lampung sebesar 341 per 100.000 kelahiran hidup maka angkanya sudah berada dibawah target yang
ditetapkan Capaian kinerja sebesar 172,01 dengan kriteria penilaian kinerja
Sangat TinggiST. Bila dibandingkan dengan target nasional sebesar 306 per
100.000 kelahiran hidup maka angkanya juga sudah berada dibawah target yang diharapkan Capain Kinerja sebesar 168,80 dengan kriteria penilaian Sangat
TinggiST. Bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 95,46 per 100.000 lahir hidup dengan target tahun 2019 sebesar 309 per 100.000 lahir hidup,
maka capaian kinerja mencapai 169,11 dengan kriteria penilaian kinerja Sangat TinggiST.
Berdasarkan tabel 3.37 terlihat bahwa AKI berdasarkan perhitungan matematik dengan menggunakan data rutin atau laporan secara kinerja telah
tercapai namun data Angka Kematian Ibu AKI per 100.000 lahir hidup tahun 2015 di Provinsi Lampung sebesar 95,46 per 100.000 kelahiran hidup yang
dihitung berdasarkan data pelaporan rutin belum dapat menggambarkan atau dibandingkan dengan data hasil survey SDKI 2012. Data AKI hasil perhitungan
dengan data rutin ini hanya menggambarkan kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan nifas yang ditemukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan tidak
menggambarkan kematian yang ada di populasi. Bila data AKI hasil perhitungan data rutin ini dibandingkan dengan AKI Nasional AKI Provinsi tidak ada karena
sampel yang sedikit dan hanya bisa dibaca pada level nasional hasil SDKI tahun 2012 survey SDKI dilakukan 5 tahun sekali sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup maka AKI hasil perhitungan berdasarkan laporan rutin tersebut hanya
menggambarkan sepertiga dari AKI yang sesungguhnya dipopulasi
d.
Prevalensi Balita Kurang Gizi Underweight
Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas tumbuh kembang seseorang yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kualitas
Sumber Daya Manusia SDM. Status gizi masyarakat sering digambarkan dengan besaran masalah gizi pada kelompok anak balita. Indikator status gizi yang
dipakai adalah prevalensi kekurangan gizi underweight pada balita.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
157
Data status gizi selama ini didapatkan dari survey seperti SDKI atau Riset Kesehatan Dasar Riskesdas. Data status gizi yang didapatkan dari survey akan
menggambarkan status gizi yang ada di populasi, namun masalahnya data status gizi ini tidak dapat didapatkan setiap tahun. Data status gizi dapat juga
didapatkan dari kegiatan Pemantauan Status Gizi PSG. Prevalensi kekurangan gizi underweight pada balita di Provinsi
Lampung berdasarkan hasil PSG tahun 2015 sebesar 15,64. Angka ini bila dibandingkan dengan target Provinsi Lampung sebesar 18,44 maka angkanya
sudah berada dibawah target yang ditetapkan dengan capaian kinerja sebesar
117,90 dengan kriteria penilaian kinerja Sangat TinggiST. Bila dibandingkan
dengan target nasional sebesar 306 per 100.000 kelahiran hidup maka angkanya juga sudah berada dibawah target yang diharapkan Capain Kinerja sebesar
168,80 dengan kriteria penilaian Sangat TinggiST. Bila dibandingkan realisasi tahun 2015 sebesar 95,46 per 100.000 lahir hidup dengan target tahun 2019
sebesar 309 per 100.000 lahir hidup, maka capaian kinerja mencapai 169,11 dengan kriteria penilaian kinerja Sangat TinggiST.
e. Angka Penemuan Kasus TB semua tipe yang dilaporkanCase