LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
222
Solusi:
a. Memotifikasi SDM untuk selalu meningkatkan kapasitas SDM melalui diklatkursus keuangan daerah.
b. Melaksanakan Program Rencana Kerja Tahunan secara konsisten dengan tetap berpodoman pada peraturan Per-UU yang berlaku.
c. Mengoptimalkan pelaksanaan RKT dengan pemanfaatkan anggaran dan sarana yang dimiliki.
d. Meningkatkan Koordinasi dengan SKPD lain dalam kegiatan pengelolaan keuangan daerah.
e. Terdapatnya peraturan Perundang-undangan yang mendukung kinerja pengelolaan keuangan daerah.
f. Adanya koordinasi antara instansi pengelolaan keuangan. g. Adanya kerjasama dengan instansi vertikal keuangan yang lebih tinggi.
29. Sasaran Terwujudnya Pemerintahan Yang Bersih Dan Bebas KKN
Capaian indikator kinerja utama Gubernur tahun 2015 pada sasaran terwujudnya Realisasi Pembinaan dan Pengawasan Secara Reguler, Berkala,
Kasus, Khusus, Tindak Lanjut dan Pengendalian Intern menunjukkan kinerja yang
sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan pada capaian kedua indikator sesuai dengan
target yang direncanakan sebesar 50.
Tabel 3.77 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Realisasi Pembinaan dan
Pengawasan Secara Reguler, Berkala, Kasus, Khusus, Tindak Lanjut dan Pengendalian Intern
No Indikator
Capaian 2014
2015 Target
Akhir RPJMD
2019 Capaian
sd 2015
terhadap 2019
Target Reali
sasi Realisasi
1 Persentase Hasil Audit APIP
yang Terselesaikan 50
50 100
90 55,55
2 Persentase Penurunan
Pelanggaran Terhadap Standar Atas Pelaksanaan
Tugas SKPD Sesuai Aspek Pembinaan dan Pengawasan
50 50
100 10
300 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016
Persentase Hasil Audit APIP yang terselesaikan di tahun 2015 tercapai 100 sesuai dengan target yang direncanakan sebesar 50. Apabila sampai tahun
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
223
2019 dapat terealisasi 100 berarti indikator ini telah berkontribusi untuk pencapaian targer RPJMD 2019 sebesar 100. Begitu pula dengan indikator
kinerja jumlah pemeriksaan kasus yang terselesaikan dengan capaian 100. Kedua indikator kinerja pada sasaran terwujudnya pemerintahan yang bersih dan
bebas KKN telah menunjukkan kinerja yang sangat tinggi.
Selama Tahun 2015, Provinsi Lampung telah melakukan pemeriksaan reguler terhadap DinasInstansi di Jajaran Pemerintah Provinsi Lampung pada
149 obyek pemeriksaan dengan jumlah 149 LHP, dengan 643 temuan .
Dari temuan-temuan tersebut terdapat temuan yang bersifat merugikan atau
berpotensi merugikan keuangan NegaraDaerah berupa Kerugian Keuangan NegaraDaerah 01 dan Kewajiban Penyetoran Kepada NegaraDaerah 02,
seperti pada tabel 3.78 berikut :
Tabel 3.78 Jumlah Kerugian Keuangan NegaraDaerah dan Kewajiban Penyetoran
Kepada NegaraDaerah di Provinsi Lampung Tahun 2015
No Tahun
Kerugian NegaraDaerah Kewajiban Setor
NegaraDaerah
1. 2.
3. 4.
2012 2013
2014 2015
Rp. 147.852.269,38 Rp. 66.114.131.00
Rp. 62.324.125.52 Rp. 83.701.213,52
Rp. 5.740.383.241,12 Rp. 6.131.429.597.00
Rp. 1.011.513.852,00 Rp. 952.152.240,13
Sumber : Inspektorat Provinsi Lampung, 2016
Sasaran pemeriksaan dilakukan untuk pembinaan dan pengawasan pada obyek pemeriksaan Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD Provinsi dan
KabupatenKota se Provinsi Lampung serta penanganan pengaduan masyarakat maupun masyarakat yang disampaikan kepada Gubernur Lampung di sampaikan
kepada Pemerintah Provinsi Lampung untuk memperoleh penanganan lebih lanjut.
Penurunan pelanggaran terhadap standar atas pelaksanaan tugas SKPD sesuai dengan aspek pembinaan dan pengawasan dapat terlihat dari terciptanya
akuntabilitas kinerja yang baik di lingkungan pemerintah. Dari arah kebijaksanaan pengawasan ditetapkan sasaran pemeriksaan sebagai langkah
operasional meliputi
pemeriksaan reguler
terhadap penyelenggaraan
pemerintahan provinsi, pemeriksaan kasus-kasus pengaduan, pemeriksaan berkala dan akhir masa jabatan bupatiwalikota terhadap penyelenggaraan
pemerintahan kabupatenkota, pelaksanaan tindak lanjut hasil pemerisaan Aparat Pengawas Fungsional AFP di daerah.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
224
Dalam upaya penurunan pelanggaran terhadap standar atas pelaksanaan tugas SKPD sesuai aspek pembinaan dan pengawasan hal
– hal yang telah dilakukan yaitu :
a. Pelaksanaan pengawasansupervisi atau monitoring internal secara berkala; b. Penanganan kasus pengaduan di lingkungan Pemerintah Daerah
pemeriksaan kasuskhusus; c.
Tindak lanjut hasil temuan pengawasan; d. Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif;
e. Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan; f.
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; g. Pengendalian
manajemen pelaksanaan
kebijakan Kepala
Daerah Pemeriksaan reguler;
h. Monitoring zona integritas wilayah bebas korupsi; i.
Pembinaan sistem pengendalian intern pemerintah; j.
Rencana aksi daerah pencegahan dan pemberantasan korupsi; k. Koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif;
l. Unit Pelayanan Gratifikasi;
m. Whole Blower System; n. Verifikasi Ijasah ASN;
o. Pembinaan LHKASN dan LHKPN; p. Pembinaan kepegawaian fungsional;
q. Reviu RKA; r.
Monitoring dan evaluasi pengadaan barang dan jasa; s.
Evaluasi Lakip; t.
Rakorwasda Tahun 2015; u. Monitoring penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi PMPRB.
Permasalahan dan Solusi : Permasalahan
1. Masih terdapat waktu yang bersamaan antara sesama APFP dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan pada obyek pemeriksaan.
2. Lambatnya tanggapan dan tindak lanjut dari obyek pemeriksaan atas laporan hasil pemeriksaan yang ditemukan oleh pemeriksa.
3. Waktu pemeriksaan yang dirasa kurang cukup atas pelaksanaan tugas
pemeriksaan. Solusi :
1. Hendaknya setiap APFP yang melakukan pemeriksaan di Daerah Provinsi Lampung mematuhikonsisten pada Program Kerja Pemeriksaan Tahunan
yang telah disepakati bersama, sehingga tidak terjadi kesan bahwa
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
225
pe eriksaa
saling bersamaan waktunya ” yang pada akhirnya
memberatkan obyek pemeriksaan 2. Lambatnya tanggapan dan tindak lanjut dari obyek pemeriksaan atas laporan
hasil pemeriksaan yang diberikan oleh pemeriksa. 3. Perlu adanya kerja sama dan koordinasi pengawasan serta tindak lanjut
antara Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten Kota dan Obyek Pemeriksaan agar obyek pemeriksaan melaksanakan percepatan dalam
memberikan tanggapan sehingga waktu yang tentukan 2 Bulan, dengan demikian obyek pemeriksaan akan melaksanakan tanggapan dan tindak
lanjutnya akan lebih baik. 4. Perlu diupayakan pemanfaatan waktu yang tersedia secara efektif untuk
penyelesaian tugas pemerikasaan dengan memberdayakan Anggota Tim secara optimal
30. Sasaran Meningkatnya Kinerja Pelayanan Publik yang Memuaskan