Sasaran Peningkatan Kontribusi Penanaman Modal Investasi Terhadap Perekonomian Daerah

LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 115 1. Melaksanakan program peningkatan kualitas kelembagan Koperasi revitalisasi kelembagaan Koperasi sebagaimana dicanangkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM. 2. Melaksanakan sosialisasi UU Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dan Peraturan Perkoperasian kepada stake holders baik di Provinsi maupun KabKota 3. Untuk mendukung standarisasi peningkatan mutu pengetahuan perkoperasian, perlu dilaksanakan Diklat bagi Pembina Koperasi dan UMKM yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM. 4. Peningkatan kemampuan permodalan melalui bantuan permodalan dengan bunga rendah, bantuan sertifikasi tanah yang dapat dijadikan agunan untuk mendapatkan modal , dan perlunya sosialisasi. 5. Melakukan Penyuluhan Perkoperasian untuk meningkatkan kesadaran anggota dan masyarakat tentang pentingnya berkoperasi 6. Mengupayakan untuk mendapatkan status penuh BLUD

2. Sasaran Peningkatan Kontribusi Penanaman Modal Investasi Terhadap Perekonomian Daerah

Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran meningkatnya peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah didukung indikator sebagaimana tabel 3.14 berikut : Tabel 3.14 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Peningkatan Kontribusi Penanaman Modal Investasi Terhadap Perekonomian Daerah No Indikator Capaian 2014 2015 Target Akhir RPJMD 2019 Capaian sd 2015 terhadap 2019 Target Realisasi Realisasi 1 Laju pertumbuhan investasi PMTDB atas dasar harga berlaku 5,66 9,94 7,24 72,83 14,56 49,73 Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016 Sasaran untuk peningkatan kontribusi penanaman modal investasi terhadap perekonomian daerah dimana pada tahun 2015 dari target 9,94 tahun dengan capaian realisasi sebesar 7,24 atau 72,83 dari target kinerja. Capaian ini menunjukkan capaian kinerja yang sedang. Dengan LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 116 pencapaian ini pula, telah mencapai 49,73 dibandingkan target capaian pada akhir RPJMD pada tahun 2019 yang bisa diartikan sebagai indikasi pencapaian target pada akhir RPJMD. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto PMTDB merupakan sektor kedua setelah Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 60,53 persen yang mendominasi Struktur Ekonomi Lampung tahun 2015 30,08 persen menurut pengeluaran. Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Lampung tahun 2015, Komponen Ekspor Luar Negeri memberikan kontribusi terbesar 3,36 persen, diikuti Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,31 persen, dan PMTDB 1,29 persen. Sedangkan, investasi di Provinsi Lampung tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp. 3.090.000.000.000,- atau 3,09 Triliyun. Sedangkan, realisasi investasi yang tercapai pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 4.323.870.000.000,- atau 4,32 Triliyun sehingga pada tahun 2015 capaian realisasi investasi sebesar 139,93 melebihi target realisasi investasi yang ditetapkan. Sedangkan target pada tahun 2014 adalah sebesar 159,57 . Realisasi investasi tersebut diperoleh dari dana proyekperusahaan PMA dan PMDN yang berinvestasi di Provinsi Lampung yang terdiri dari PMA sebesar Rp. 3.221.577.500.000,- dan PMDN sebesar Rp 1.102.292.500.000,-. Sedangkan jumlah proyek PMA dan PMDN yang diperoleh pada tahun 2015 yaitu, 48 proyek PMA dan 27 proyek PMDN. Tabel realisasi investasi dari dana proyekperusahaan PMA dan PMDN tahun 2015 dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3.15 Realisasi Investasi ProyekPerusahaan PMA dan PMDN Tahun 2015 PMA PMDN JUMLAH INVESTASI JML PROYEK Rp Rp PMA PMDN Triwulan I 1.429.626.250.000 132.905.000.000 1.562.531.250.000 50,57 13 9 Triwulan II 1.117.870.000.000 604.182.500.000 1.722.052.500.000 55,73 13 11 Triwulan III 404.652.500.000 331.542.500.000 736.195.000.000 24 22 7 Triwulan IV 269.428.750.000 33.662.500.000 303.091.250.000 9,8 INVESTASI 3.221.577.500.000 1.102.292.500.000 4.323.870.000.000 139,93 48 27 TARGET 2015 3.090.000.000.000 PRESENTASE 139,93 Sumber : BPM dan PTSP Provinsi Lampung, 2016 Perkembangan jumlah investasi dan proyek penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri di Provinsi Lampung Tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah. LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 117 Tabel 3.16 Perkembangan Jumlah Investasi ProyekPerusahaan PMA dan PMDN Provinsi Lampung Tahun 2011 - 2015 Tahun PMA PMDN JUMLAH INVESTASI JML PROYEK Rp Rp PMA PMDN 2011 715.477.500.000 824,428,800,000 1.539.906.300.000 49 71 2012 1.063.180.371.000 304,228,400,000 1.367.408.771.000 38 13 2013 468.802.453.200 1,442,376,642,860 1.911.179.096.060 137 103 2014 1.642.845.750.000 3,463,251,750,000 5.106.097.500.000 97 131 2015 3.221.577.500.000 1,102,292,500,000 4.323.870.000.000 48 27 Sumber : BPM dan PTSP Provinsi Lampung, 2016 Grafik 3.9 Jumlah Investasi PMA dan PMDN Provinsi Lampung Tahun 2011 - 2015 Sumber : BPM dan PTSP Provinsi Lampung, 2016 Grafik 3.10 Jumlah Proyek PMA dan PMDN di Provinsi Lampung Tahun 2011 - 2015 Sumber : BPM dan PTSP Provinsi Lampung, 2016 Permasalahan dan solusi 1 Permasalahan Beberapa permasalahan yang ditemui dalam pengembangan-pengembangan usaha daerah di Provinsi Lampung, antara lain: - 1000000000000,000 2000000000000,000 3000000000000,000 4000000000000,000 2011 2012 2013 2014 2015 PMA PMDN - 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 2011 2012 2013 2014 2015 49,0 38,0 137,0 97,0 48,0 71,0 13,0 103,0 131,0 27,0 PMA PMDN LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 118 a. Kondisi investasi yang belum optimal untuk berinvestasi akibat masih kurang tersedianya infrastruktur yang memadai, termasuk masalah listrik yang belum mampu di supply secara kontinyu. b. Perlunya peningkatan dukungan insentif dengan investor. c. Kurangnya informasi tentang potensi investasi daerah d. Banyaknya kasus-kasus tanah yang belum terselesaikan e. Adanya kekhawatiran calon investor terhadap implementasi otonomi daerah. f. Perlunya peningkatan kompetensi SDM dalam pengelolaan investasi. 2 Solusi a. Meningkatkan koordinasi dalam menciptakan iklim penanaman modal yang sehat, dinamis dan kondusif melalui berbagai kegiatan promosi potensi daerah, penyederhanaan dan kemudahan dalam perizinan; b. Meningkatkan Penyediaan fasilitas baik sarana infrastruktur maupun prasarana yang dimiliki. c. Memberikan kepastian usaha melalui kepastian hukum. d. Memberikan insentif yang menarik bagi para calon investor. e. Peningkatan kompetensi dan pendayagunaan aparatur dalam rangka pembinaan, pengendalian dan pengawasan penanaman modal. f. Mendorong pengembangan investasi disektor-sektor yang selama ini belum berkembang seperti industri tekstil, garmen, kimia, industri manufaktur serta parawisata dan jasa lainnya.

3. Sasaran Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata Pada Perekonomian Daerah