LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
121
Grafik 3.12 Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara di Provinsi Lampung Tahun 2011 - 2015
Sumber : Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, 2016
Gambar 3.1. TELUK KILUAN di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung
Sumber : Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, 2016
4. Sasaran Peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD
Sasaran untuk
peningkatan pendapatan
asli daerah
PAD menunjukkan keberhasilan dimana pada tahun 2015, dari target 2,64 persen
dan realisasi tahun 2014 menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan asli
200
2011 2012
2013 2014
2015 47,103 58,205
75,59 95,528 114,907
WISATAWAN MANCANEGARA
MANCANEGARA
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
122
daerah PAD mencapai 2,55 persen atau 96,59 persen dari target kinerja.
Capaian ini menunjukkan capaian kinerja yang sangat tinggi. Dengan
pencapaian ini pula, telah mencapai 16,07 persen dibandingkan target capaian pada akhir RPJMD pada tahun 2019, yang bisa diartikan sebagai
indikasi pencapaian target pada akhir RPJMD. Capaian PAD tahun 2015 ini lebih baik dibandingkan capaian tahun 2014 yang hanya sebesar 2,20
persen, berarti ada peningkatan sebesar 0,35 persen.
Tabel 3.19 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah PAD
No Indikator Capaian
2014 2015
Target Akhir
RPJMD 2019
Capaian sd 2015
terhadap 2019
Target Realisasi
Realisasi 1
Pertumbuhan PAD
2,20 2,64
2,55 96,59
15,87 16,07
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016
Tidak tercapainya target Pendapatan Asli Daerah PAD tahun 2015 disebabkan karena dalam merumuskan perencanaan target PAD tidak
mempertimbangan perkiraan krisis pada tahun depannya dan pada tahun 2015 ini Provinsi Lampung sedang dalam tahapan penyempurnaan Teknologi
Informasi Komputer menuju SAMSAT Online, yang penerapannya dapat meningkatkan Pajak Daerah dan menutup celah kebocoran pembayaran
Pajak Kendaraan Bermotor PKB dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBNKB.
Komponen dari PAD sesuai dengan UU No 23 Tahun 2014 terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan, Lain-Lain PAD Yang Sah. Pada tahun 2015 realisasi Pajak Daerah sebesar Rp. 1.963.374.786.952 atau sebesar 92,11 Retribusi Daerah
sebesar Rp. 10.331.465.095 atau sebesar 134,02, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sebesar Rp. 25.715.957.116 atau sebesar
96,61, Lain-Lain PAD Yang Sah sebesar Rp. 249.697.542.999 atau sebesar 126,13. Sehingga total PAD Provinsi Lampung Tahun 2015 adalah sebesar
Rp. 2.249119.752.162 atau sebesar 95,15 Kontribusi terbesar dalam menyumbang PAD Provinsi Lampung tahun
2015 dihasilkan dari Pajak Daerah sebesar 87,30, Retribusi Daerah sebesar 0,46,Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sebesar 1,14,
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
123
Lain-Lain PAD Yang Sah sebesar 11,10. Hal ini dapat terlihat dari diagram dibawah ini :
Grafik 3.13 Komposisi PAD Provinsi Lampung Tahun 2015
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, 2016
Dari grafik di atas, diketahui bahwa komposisi struktur pendapatan asli daerah Provinsi Lampung tahun 2015 masih bertumpu pada Pajak Daerah.
Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian tentang penggalian potensi pendapatan asli daerah dari berbagai sektor, mengingat pendapatan asli
daerah merupakan instrumen penopang kapasitas fiskal daerah dalam rangka pembangunan daerah di Provinsi Lampung.
Persentase tingkat keberhasilan pencapaian target Pendapatan Asli Daerah PAD Provinsi Lampung selama 5 lima tahun terahir antara tahun
2011 sampai dengan 2015 menunjukan tingkat keberhasilan pencapaian target PAD yang fluktuatif. Pada tahun 2011 realisasi PAD mencapai 110,30
tercapai, Pada tahun 2012 realisasi PAD mencapai 91,03 tidak tercapai, Pada tahun 2013 realisasi PAD mencapai 81,62 tidak tercapai, Pada tahun
2014 realisasi PAD mencapai 102,20 tercapai, dan pada tahun 2015 realisasi PAD mencapai 95,15. Hal ini dapat terlihat dari tabel 3.9
Tabel 3.20 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah PAD Tahun 2011
– 2015
No. Tahun
Target Realisasi
Kreteria 1
2011 1.271.960.066.926
1.403.425.997.340 110,34
Sangat Tinggi 2
2012 1.874.304.393.900
1.706.131.403.523 91,03
Sangat Tinggi 3
2013 2.183.413.478.756
1.782.079.943.202 81,62
Tinggi 4
2014 2.258.133.103.022
2.307.904.100.056 102,20
Sangat Tinggi 5
2015 2.363.789.222.943
2.249.119.752.162 95,15
Sangat Tinggi Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, 2016.
87,30
000 001
011
1. Pajak Daerah : 87,30 2. Retribusi Daerah : 0,46
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan : 1,14 4. Lain-Lain PAD yang Sah : 11,10
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
124
Tolak ukur capaian kinerja pada indikator Persentase tingkat keberhasilan pencapaian target Pendapatan Asli Daerah PAD Provinsi
Lampung untuk Tahun 2015 adalah sebesar 95,15 dari target sebesar 100. Hal ini menunjukan Kreteria Sangat Baik dalam pengukuran
kinerjanya, namun pada capaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja yang sudah ditetapkan.
Grafik 3.14 Target dan Realisasi PAD
Tahun 2011 – 2015
Grafik 3.15 Perkembangan Realisasi PAD
Tahun 2011
– 2015
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, 2016
Sedangkan capaian pendapatan daerah Provinsi Lampung berdasarkan sumber
– sumber pendapatan tahun 2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.21 Target dan Realisasi Pendapatan Provinsi Lampung Tahun 2015
No Uraian
Target APBDP 2015
Realisasi APBDP 2015 1
Pendapatan Asli Daerah
2.363.789.222.944,00 2.249.119.752.162,94
95,14 2
Bagian Dana Perimbangan
1.580.210.606.652,00 1.514.291.528.636,00
95,83 3
Lain-Lain Pendapatan Yang
Syah 1.043.226.313.000,00
1.025.624.292.779,00 98,31
Jumlah Pendapatan Provinsi Lampung
4.987.226.142.596,00 4.789.035.573.577,94
96,03 Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, 2016.
Realisasi pendapatan daerah tahun 2015 adalah sebesar Rp. 4.789.035.573.577 yang terdiri dari PAD sebesar Rp. 2.249.119.752.162,
Pendapatan Bagian
Dana Perimbangan
Transfer sebesar
Rp.
,000 500000000000,000
1000000000000,000 1500000000000,000
2000000000000,000 2500000000000,000
2012 2013
2014 2015
Target 187430439390 218341347875 225813310302 236378922294
Realisasi 170613140352 178207994320 230790410005 224911975216 091
082 102
095
- 500000000000,0
1000000000000,0 1500000000000,0
2000000000000,0 2500000000000,0
2011 2012
2013 2014
2015 Realisa
si
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
125
1.514.291.528.636 dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp. 1.025.624.292.779.
Grafik 3.16 Pertumbuhan Pendapatan Daerah Provinsi Lampung Tahun 2010 - 2015
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung, 2016.
Permasalahan : Tidak tercapainya peningkatan pendapatan pada tahun 2015 disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya : 1. Faktor Internal :
a Penurunan penjualan kendaraan baru tingkat nasional sebesar 24 dan untuk Provinsi Lampung sebesar 28 Sumber : Koran Harian Kompas,
Tribun Lampung, dan PAMOR Lampung. Hal ini berpengaruh terhadap realisasi pendapatan pada sektor BBNKB Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor yang realisasinya sebesar 84,19 atau Minus sebesar Rp. - 112.588.934.377 dari target yang sudah ditetapkan sebelumnya.
b Pos Pajak Rokok yang realisasinya hanya 84,87 atau minus sebesar Rp. -57.508.256.449. Hal ini disebabkan oleh Kurang Setor yang disetorkan
oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Keuangan ke Pemerintah Provinsi Lampung tidak terealisasi sepenuhnya sebagaimana target yang
sudah ditetapkan sebelumnya. 2. Faktor Eksternal :
a Terjadi perlambatan Ekonomi secara nasional tahun 2015, dimana target awal nasional sebesar 5,4
– 5,8 dan realisasi sd desember turun menjadi 4,79
,0 1000000000000,0
2000000000000,0 3000000000000,0
4000000000000,0 5000000000000,0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
2108925219597,0 2535701429112,0
3760547617260,0 3912732622156,0
4524427041222,0 4789035573577,0
PENDAPATAN
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
126
b Terjadi penurunan penjualan kendaraan secara nasional Tahun 2015, turun 184.822 Unit kendaraan atau turun sebesar 17,81 dari total
realisasi penjualan tahun 2014 sebesar 1.037.890 Unit kendaraan dan realisasi penjualan tahun 2015 sebesar 853.008 Unit kendaraan.
c Laju inflasi Nasional sebesar 3,56. d Menurunnya realisasi pendapatan dari target Tahun 2015 sebesar Rp.
1.294 Triliun dan realisasinya sebesar Rp. 1.055 Triliun atau sebesar 81,5.
Solusi :
Dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD yang mengarah kepada prinsip-prinsip good governance serta untuk mewujudkan
Provinsi Lampung yang unggul dan berdaya saing, maka upaya yang telah dan akan terus dilakukan antara lain yaitu :
1. Sesuai UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah khususnya, terkait dengan pengelolaan PAD telah dilakukan program modernisasi PAD yang akan dilanjutkan dengan program
revitalisasi PAD. 2.
Mengintensifkan sistem prosedur pungutan sumber-sumber pendapatan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
kewenangan pengelolaannya
dilaksanakan oleh
masing-masing dinasinstansi pengelola pendapatan daerah sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi. 3.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia SDM dalam bidang pendapatan daerah dan pelayanan kepada masyarakat baik melalui
Pendidikan dan Latihan Diklat maupun Bimbingan Teknis. 4.
Meningkatkan koordinasi dengan seluruh DinasInstansi pengelola pendapatan daerah serta berkoordinasi dan bersinergi dengan
pemerintah pusat dan pemerintah kabupatenkota. 5.
Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai upaya antara lain : peningkatan sarana prasarana pelayanan, penyuluhan
kepada masyarakat terhadap perda-perda PAD baik secara langsung maupun melalui media cetakelektronikbillboard, razia kendaraan
bermotor, penerapan teknologi informasi secara bertahap dan transparansi proses penyelesaian administrasi pelayanan pajak.
6. Mengadakan pendekatan dengan pihak pengusaha otomotif dan
pengusaha lainnya guna mendapatkan informasi mengenai keadaan pasar kendaraan bermotor.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
127
7. Mengupayakan kontribusi dari perusahaan-perusahaan besar yang
beroperasi di Provinsi Lampung dalam bentuk sumbangan pihak ketiga daerah SP3D dan penyertaan modal pada perusahaan daerah, sehingga
kontribusi terhadap PAD diharapkan akan meningkat.
5. Sasaran Tersediannya InfrastrukturPrasarana Dan Sarana Transportasi Yang Handal, Terintegritas Dengan System Transportasi Nasional Untuk
Mendukung Pergerakan Orang Dan Barang
Tujuan Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana, sarana dan utilitas dasar wilayah yang dijabarkan dalam sasaran Tersediannya
Infrastruktur Prasarana Dan Sarana Transportasi Yang Handal, Terintegritas dengan Sistem Transportasi Nasional Untuk Mendukung Pergerakan Orang
Dan Barang didukung oleh indikator kinerja utama Kemantapan Jalan Provinsi sebagai alat ukur yang dapat menunjukkan keberhasilan capaian
sasaran yang telah dilakukan oleh Provinsi Lampung selama tahun 2015 sebagaimana tabel 3.22 berikut :
Tabel 3.22
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Tersediannya Infrastruktur Prasarana Dan Sarana Transportasi Yang Handal, Terintegritas dengan
Sistem Transportasi Nasional Untuk Mendukung Pergerakan Orang Dan Barang
No Indikator Capaian
2014 2015
Target Akhir
RPJMD 2019
Capaian sd 2015
terhadap 2019
Target Reali
sasi Realisasi
1
Kemantapan Jalan Provinsi
65,05 65,00
67,02 103,11
85,00 78,85
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016
Dari hasil analisis capaian kinerja pada tabel diatas, pelaksanaan kinerja pembangunan dalam bidang infrastruktur dan sarana transportasi
meliputi pembangunan dan perawatan jalan dan jembatan telah sesuai dengan yang diharapkan. Ini dapat dilihat dari capaian kinerja indikator
kemantapan jalan provinsi mencapai 103,11. Peningkatan kondisi jalan provinsi di Provinsi Lampung dalam beberapa tahun terakhir 2011-2015
dapat dilihat pada tabel 3.23 berikut.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
128
Tabel 3.23 Kondisi Ruas Jalan Provinsi
Sumber : Dinas Bina Marga, Tahun 2016
Perkembangan kondisi jalan mantap di Provinsi Lampung dari tahun 2011 sampai tahun 2015 semakin meningkat seperti terlihat pada tabel 3.15
dibawah. Pada tahun 2013 kondisi jalan mantap Provinsi sebesar 62,00 menjadi 65,05 di tahun 2014 dan terus mengalami kenaikan di tahun 2015
menjadi 67,02 atau mengalami kenaikan sebesar 1,97.
Tabel 3.24 Kondisi Kemantapan Ruas Jalan Provinsi
TAHUN MANTAP
TIDAK MANTAP KENAIKAN
2011 52,83
47,17 -
2012 60,72
39,28 7,89
2013 62,00
38,00 1,28
2014 65,05
34,95 3,05
2015 67,02
32,98 1,97
Sumber : Dinas Bina Marga, Tahun 2016
Perbandingan kondisi jalan ruas Provinsi di Provinsi Lampung kondisi baik, sedang, rusak ringan dan rusak berat dari tahun 2011 sampai dengan
2015 dapat dilihat pada diagram chart dibawah ini :
Grafik 3.17 Kondisi Kemantapan Ruas Jalan Provinsi
Sumber : Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, 2016
Km Km
Km Km
1. 2011
1.702,81 622,72
36,57 276,88
16,26 228,35
13,41 574,87
33,76 2.
2012 1.702,81
565,16 33,19
468,78 27,53
336,65 19,77
332,22 19,51
3. 2013
1.702,81 613,01
36,00 442,73
26,00 357,59
21,00 289,48
17,00 4.
2014 1.702,81
808,20 47,46
299,45 17,59
219,81 12,91
375,36 22,04
5. 2015
1.702,81 956,79
56,19 184,35
10,83 138,85
8,15 422,82
24,83 RUSAK
BERAT
TIME SERIES KONDISI JALAN RUAS PROVINSI
No TAHUN
PANJANG RUAS
PROVINSI Km
KONDISI MANTAP
TIDAK MANTAP BAIK
SEDANG RUSAK
RINGAN
36,570 33,190
36,000 47,463
56,189
16,260 27,530
26,000 17,586
10,826 13,410
19,770 21,000
12,909 8,154
33,760 19,510
17,000 22,044
24,831
,000 20,000
40,000 60,000
2011 2012
2013 2014
2015 Baik
Sedang Rusak Ringan
Rusak Berat
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
129
Perbandingan kondisi mantap dan tidak mantap jalan ruas provinsi di Provinsi Lampung kondisi baik, sedang, rusak ringan dan rusak berat dari
tahun 2011 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada diagram chart di bawah ini :
Grafik 3.18 Kondisi Ruas Jalan Provinsi
Sumber : Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, 2016
Berdasarkan analisa capaian kinerja dan hasil survey kondisi lapangan sesuai dengan data tersebut diatas, peningkatan kondisi jalan mantap baik
dan sedang pada tahun 2015 telah mencapai 67,02 . Sedangkan, untuk kemantapan kondisi jalan negara tahun 2015
mencapai 88,16 dari panjang ruas jalan nasional sepanjang 1.292,25 km. Perbandingan kondisi jalan ruas Negara di Provinsi Lampung kondisi baik,
sedang, rusak ringan dan rusak berat tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.25 Kondisi Ruas Jalan Nasional 2015
Tahun Panjang
Ruas Nasional
km Kondisi
Mantap Tidak Mantap
Baik Sedang
Rusak Ringan Rusak Berat
Km Km
Km Km
2015 1,292.25
623,333 48,236
516,837 39.995.12
74,790 5,788
77,270 5,979.49
Mantap 88,16
Tidak Mantap
11,84 Sumber : Dinas Bina Marga, Tahun 2016
Perbandingan kondisi mantap dan tidak mantap jalan ruas jalan nasional di Provinsi Lampung kondisi baik, sedang, rusak ringan dan rusak
berat dari tahun 2011 sampai dengan 2015 dapat dilihat pada diagram chart dibawah ini:
52,830 60,720
62,000 65,048
67,015 47,170
39,280 38,000
34,952 32,985
,000 100,000
2011 2012
2013 2014
2015
Time Series Kondisi Jalan
Mantap
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
130
Grafik 3.19 Kondisi Ruas Jalan Nasional Tahun 2015
Sumber : Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, 2016
Keberhasilan terealisasinya kemantapan jalan provinsi antara lain dikarenakan :
1. Adanya kewenangan dan komitmen penyelenggaraan jalanjembatan oleh Dinas Bina Marga Provinsi Lampung;
2. Tersedianya alokasi dana yang semakin meningkat dari tahun ke tahun; 3. Adanya struktur organisasi Balai Pelaksana Teknis yang merupakan
kepanjangan tangan dari kantor induk UPTD; 4. Optimalnya perencanaan penyusunan program kegiatan;
5. Adanya pembagian penanganan secara jelas yang terdiri dari program rehabilitasipemeliharaan,
dan peningkatanpenggantian
serta peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan.
Permasalahan :
1. Kurangnya kuantitas Sumber Daya Manusia yang memadai; 2. Kurangnya peralatan pendukung untuk penanganan jalan dan jembatan;
3. Masih adanya penyedia jasa yang berkualitas rendah 4. Proses pengadaan barang dan jasa yang terkendalanya oleh terganggunya
sistem server pada LPSE Provinsi Lampung, sehingga jadwal kegiatan menjadi lebih singkat dari yang direncanakan.
6. Sasaran Terwujudnya Tata Ruang Wilayah Sesuai Arah Pemanfaatan Ruang Nasional, Provinsi Dan KabupatenKota
Indikator Tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang dengan RTRW Provinsi Lampung merupakan indikator yang krusial dalam hal perencanaan
tata ruang yang telah ditetapkan selama 20 tahun dan dapat ditinjau kembali sekali dalam 5 tahun. Dimana tingkat kesusaian ini mengatur struktur dan
048 040
006 006
000 010
020 030
040 050
060
Baik Sedang
Rusak Ringan Rusak Berat
Kondisi Jalan Nasional Tahun 2015
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
131
pola tata ruang wilayah provinsi. Didalam pengaturan ini harus meliputi perencanaan ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang. Untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah provinsi, dapat
diambil beberapa kebijakan seperti: a. Meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan pelayanan sosial ekonomi
dab budaya keseluruhan wilayah provinsi; b. Memelihara dan mewujudkan kelestarian lingkungan hidup, serta
mengurangi resiko bencana alam; c. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang kawasan budidaya sesuai dengan
daya dukung dan daya tampung lingkungan; d. Meningkatkan produktifitas sektor-sekor unggulan sesuai dengan daya
dukuung; e. Membuka peluang investasi dalam rangka meningkatkan perekonomian
wilayah; f. Mengentaskan kemiskinan di kawasan tertinggal;
g. Mendukung fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan melalaui pengintegrasian kawasan fungsi khusus pertahanan adn kemanan dengan
kawasan sekitarnya yaitu di pesawaran, Tulang Bawang, dan Bandar Lampung ke dalam kawasan strategis Provinsi.
Fungsi RTRWP sebagai: a. Arahan penyelaras kebijakan penataan ruang nasional, Provinsi dan
KabupatenKota serta acuan kebijakan pembangunan daerah; b. Pedoman dan dasar pertimbangan dalam penyusunan Rencana
ppembangunan Jangka Panjang Provinsi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi.
Kedudukan RTRWP : a. Dasar pertimbangan dalam penyusunan tata ruang nasional;
b. Penyelaras bagi kebijakan penataan ruang KabupatenKota di wilyah Provinsi Lampung;
c. Pedoman bagi pelaksanaan perencanaan, pemanfaatan ruang, dan pengendalian ruang di KabupatenKota se Provinsi Lampung;
d. Dasar pertimbangan dalam penyelarasan penataan ruang provinsi lain yang berbatasan dan kebijakan pemanfaatan ruang Provinsi, lintas
KabupatenKota dan lintas ekosistem.
Tahun 2015 tingkat kesesuaian RTRW Provinsi Lampung dengan penataan ruang sudah mencapai 99,10.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
132
Tabel 3.26 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terwujudnya Tata Ruang Wilayah
Sesuai Arah Pemanfaatan Ruang Nasional, Provinsi Dan KabupatenKota
No Indikator Capaian
2014 2015
Target Akhir
RPJMD 2019
Capaian sd 2015
terhadap 2019
Target Reali
sasi Realisasi
1 Tingkat
kesesuaian antara RTRW
Provinsi Lampung
dengan penataan ruang
- Sesuai
Sesuai 99,10
Sesuai 99,1
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016
7. Sasaran Tersedianya Sumberdaya Air Yang Handal Dan Berkualitas Untuk Memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga Domestik, Pertanian Irigasi,
Industry Dan Untuk Berbagai Keperluan Lainnya Baik Pada Waktu Sekarang Maupun Yang Akan Datang
Capaian sasaran tersedianya sumberdaya air yang handal dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga domestik, pertanian
irigasi, industri dan untuk berbagai keperluan lainnya baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang, kedua indikatornya yaitu kondisi
jaringan irigasi dan bangunan pelengkap yang terpelihara serta pembangunan embung dan bangunan penampungan air lainnya dari
kebutuhan yang akan dibangun, keduanya mencapai target yang direncanakan sebesar 65 dan 12. Secara lebih detail dapat dilihat pada
tabel 3.27 berikut :
Tabel 3.27 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Tersedianya Sumberdaya Air Yang
Handal Dan Berkualitas Untuk Memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga Domestik, Pertanian Irigasi, Industry Dan Untuk Berbagai Keperluan
Lainnya Baik Pada Waktu Sekarang Maupun Yang Akan Datang
No Indikator Capaian
2014 2015
Target Akhir
RPJMD 2019
Capaian sd 2015
terhadap 2019
Target Reali
sasi Realisasi
1 Kondisi jaringan
irigrasi dan bangunan
pelengkap yang terpelihara
- 65
65 100
100 65
2 Pembangunan
embung dan bangunan
penampungan -
12 12
100 20
60
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
133 air lainnya dari
kebutuhan yang akan dibangun
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016
Indikator Kondisi jaringan irigasi dan bangunan pelengkap yang terpelihara, dimana target akhir tahun 2019 mencapai 100 dimana pada
tahun ke-3 RPJMD bersifat maintenance. Indikator pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya
dari kebtutuhan yang akan dibangun, dimana target akhir RPJMD adalah sebesar 20 dari keseluruhan daerah domestik, irigasi, industri dan
kebutuhan lainnya
.
Tahun 2015 Provinsi Lampung melakukan rehabilitasi 16 Daerah Irigasi dari total 19 Daerah Irigasi, Operasi dan pemeliharaan di 19 Daerah Irigasi
yang menjadi kewenangan Provinsi Lampung serta rawa, waduk dan sungai, Pembangunan Irigasi Desa di Kabupaten Lampung Utara dan Kabupaten
Lampung Timur. Pembangunan embung dilakukan pada 4 empat kabupaten di
Provinsi Lampung yaitu Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Lampung Timur.
8. Sasaran Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Sarana Dan Prasarana Dasar Pemukiman Mencakup Persampahan, Air Bersih, Air Limbah
Sasaran Strategis Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman yang mencakup persampahan, air bersih
dan air limbah dengan 4 indikator sasaran yang semuanya berkinerja sangat tinggi, yaitu:
a. Indikator peningkatan rumah tangga yang memiliki akses terhadap air minum layak dengan tujuan akhir RPJMD mencapai 100. Dimana dalam
indikator ini terdapat kegiatan pembangunan sarana air limbah dan persampahan seperti IPAL dan sanitasi MCK, serta koordinasi dan
pendampingan berbasis masyarakt dalam rangka penediaan sarana air bersih.
b. Indikator Tingkat kawasan pemukiman kumuh dimana indikator ini bersifat reducing, dimana angka target semakin menurun selama 5 tahun
RPJMD. c. Indikator Tingkat Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap
Lingkungan yang Sehat.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
134
d. Indikator Tingkat rumah layak huni.
Tabel 3.28 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatkan Akses Masyarakat
Terhadap Sarana Dan Prasarana Dasar Pemukiman Mencakup Persampahan, Air Bersih, Air Limbah
No Indikator Capaian
2014 2015
Target Akhir
RPJMD 2019
Capaian sd 2015
terhadap 2019
Target Reali
sasi Realisa
si
1 Tingkat Rumah
Tangga yang Memiliki Akses
Terhadap Air Minum Layak
68,82 68,82
100 100
68,82
2 Tingkat
Kawasan Permukiman
Kumuh 2,11
2,11 100
-
3 Tingkat Rumah
Tangga yang Memiliki Akses
Terhadap Lingkungan
yang Sehat 50,71
50,71 100
100 50,71
4 Tingkat Rumah
Layak Huni 40
39,75 99,38
60 66,25
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016
Tingkat rumah tangga yang memiliki akses terhadap air minum layak dengan realisasi sebesar 68,82 atau 100 dari target yang dirumuskan.
Capaian ini termasuk kategori sangat tinggi dan telah mampu menyumbang sebesr 68,82 pada pencapaian trget RPJMD 2019.
Indikator Tingkat kawasan pemukiman kumuh dimana indikator ini bersifat reducing juga mencapai target 100 atau terealisasi sebesar 2,11.
Prioritas Provinsi Lampung tahun 2015 terhadap penanggulangan kawasan kumuh terkonsentrasi pada Kecamatan Labuhan Maringgai dan Kecamatan
Sribawono Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Pringsewu. Adapun lokasi dan luas wilayah kumuh di Kabupaten Lampung Timur dapat dilihat
pada tabel 3.29 berikut :
Tabel 3.29 Lokasi dan Luas Kawasan Kumuh di Kabupaten Lampung Timur Provinsi
Lampung Tahun 2015 No Kecamatan Jumlah
Penduduk Lokasi
Luas Tipologi
1. Labuhan
Maringgai 1.538
Jiwa 338 KK
Desa Muara Gading Mas
Dusun 5
dan 14 21.242 Ha
Karakteristik Bantaran Sungai
dan Pantai
Desa Marga Dusun 10 19.480 Ha
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
135 Sari
dan 11 Dataran
Rendah Desa
Sukarahayu Dusun
1 dan 4
41.726 Ha 2.
Bandar Sri Bawono
613 Jiwa dan 189
KK 1.508 Ha
Karekteristik Pasar
Daerah dataran rendah
Sumber : Dinas Pengairan dan Pemukiman Prov. Lampung, 2016
Gambar 3.2.a. Lokasi Kawasan Kumuh di Kabupaten Lampung Timur
Gambar 3.2.b. Lokasi Kawasan Kumuh di Kabupaten Lampung Timur
Lokasi dan luas wilayah kumuh di Kabupaten Pringsewu seluas 31.929 Ha dapat dilihat pada tabel 3.30 berikut :
Tabel 3.30 Lokasi dan Luas Kawasan Kumuh di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung
Tahun 2015
No Kecamatan
Luas Tipologi
1. Pringsewu Barat
2.784 Ha belakang kawasan pasar
2. Pringsewu Selatan Lk 1-2
11.770 Ha kawasan rawan banjir
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
136 3
Pringsewu Selatan Lk 5 1.314 Ha
kawasan permukiman
berkepadatan sedang
4 Pringsewu Timur Lk 3
4.663 Ha kawasan
permukiman berkepadatan
sedang 5
Pringsewu Utara Lk 5 11.398 Ha
kawasan permukiman
berkepadatan tinggi
Sumber : Dinas Pengairan dan Pemukiman Prov. Lampung, 2016
Gambar 3.3. Lokasi Kawasan Kumuh di Kab. Pringsewu
Indiktor tingkat rumah tangga yang memiliki akses terhadap lingkungan
yang sehat tercapai 100 sesuai dengan target yang dirumuskan sebesar 50,71 dan telah menyumbang sebesar 50,71 pada pencapaian akhir RPJMD 2019
yang ditargetkan 100. Dalam rangka meningkatkan akses rumah tangga terhadap lingkungan yang sehat pemerintah Provinsi Lampung terus
mengembangkan pembangunan sarana air bersih dan balai desa serta dukungan terhadap kegiatan RIS-PNPM.
Selanjutnya, untuk indikator tingkat rumah layak huni terealisasi sebesar 39,75 atau 99,38 dari target sebesar 40. Capaian ini berkontribusi sebesar
66,25 pada pencapaian akhir RPJMD 2019 dari target sebesar 60. Untuk meningkatkan tingkat rumah layak huni Provinsi Lampung meningkatkan
pembangunan pembangunan drainase, pembangunan jalan lingkungan, pembangunan sumur bor di berbagai titik dan lokasi. Pembangunan sumur bor
produksieksplorasi dilakukan di 11 titik Kota Metro, Kab. Lampung Tengah, Kab. Lampung Selatan, Kab. Lampung Timur dan Kab. Tulang Bawang.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
137
Keberhasilan pencapaian 6 enam indikator pada 3 tiga sasaran yaitu Terwujudnya tata ruang wilayah sesuai arah pemanfaatan ruang nasional,
provinsi dan kabupatenkota, Tersedianya sumber daya air yang handal dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga domestik, pertanian
irigasi, industri, dan untuk berbagai keperluan lainnya baik pada waktusekarang maupun yang akan datang serta sasaran Meningkatnya akses masyarakat
terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman mencakup persampahan, air
bersih, air limbah tercapai dengan kinerja sangat tinggi karena didukung oleh
beberapa hal yaitu : 1. Adanya kewenangan dan komitmen penyelenggaraan jalanjembatan oleh
Dinas Bina Marga Provinsi Lampung; 2. Tersedianya alokasi dana yang semakin meningkat dari tahun ke tahun;
3. Adanya struktur organisasi Balai Pelaksana Teknis yang merupakan kepanjangan tangan dari kantor induk UPTD;
4. Optimalnya perencanaan penyusunan program kegiatan; 5. Adanya pembagian penanganan secara jelas yang terdiri dari program
rehabilitasipemeliharaan, dan peningkatanpenggantian serta peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan.
Namun, dalam mencapai keberhasilan tersebut terdapat beberapa permasalahan yaitu :
1. Kurangnya kuantitas Sumber Daya Manusia yang memadai; 2. Kurangnya peralatan pendukung untuk penanganan jalan dan jembatan;
3. Masih adanya penyedia jasa yang berkualitas rendah 4. Proses pengadaan barang dan jasa yang terkendalanya oleh terganggunya
sistem server pada LPSE Provinsi Lampung, sehingga jadwal kegiatan menjadi lebih singkat dari yang direncanakan.
9. Sasaran Meningkatnya Cakupan Pelayanan Dan Kualitas Infrastruktur Energy dan Ketenagalistrikan Di Provinsi Lampung
Pada triwulan IV-2015 sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar 0,2 persen.
Pembangunan sektor energi di Provinsi Lampung dapat dilihat dari meningkatnya rasio elektrifikasi tahun 2015 sebesar 80,46 dibandingkan
dengan tahun 2014 sebesar 78, walaupun masih terjadi defisit listrik sebesar 60,70 MW.
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
138
Tabel 3.31 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Cakupan Pelayanan
Dan Kualitas Infrastruktur Energy dan Ketenagalistrikan Di Provinsi Lampung
No Indikator Capaian
2014 2015
Target Akhir
RPJMD 2019
Capaian sd 2015
terhadap 2019
Target Reali
sasi Realisasi
1
Laju pertumbuhan
sektor pertambangan
0,93 2,06
4,20 203,88
2,50 168,00
2
Rasio elektrifikasi
rumah tangga
78 72,00
80,46 111,75
78 103,15
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2016
Pada tahun 2015, realisasi laju pertumbuhan sektor pertambangan mencapai angka 4,20 atau 203,88 dibandingkan target yang ditetapkan.
Dengan capaian ini, kinerja yang dicapai telah masuk kriteria sangat tinggi,
bila disandingkan dengan target akhir RPJMD, capaian ini juga telah menyumbang sebanyak 168 dari target 2,50 pada tahun 2019.
Sedangkan, untuk rasio elektrifikasi rumah tangga capaian kinerjanya sebesar 111,75 dari target 72,00 dan menyumbang capaian target akhir
RPJMD sebesar 103,15. Capaian ini jauh lebih baik dibandingkan tahun 2014 sebesar 78. Meningkatnya capaian rasio elektrifiksi rumah tangga ini
dapat tercapai karena upaya yang telah dilakukan Provinsi Lampung dalam tahun 2015, antara lain:
1 Pemberian bantuan pembangkit listrik tenaga surya PLTS sebanyak 50 unit di Kabupaten Tulang Bawang dan Tulang Bawang Barat
2 Pemberian bantuan pembangkit listrik mikro hidro PLTMH sebanyak 2 unit di Kabupaten Lampung Utara dan Lampung Barat
3 Bantuan untuk energi terbarukan skala kecil biogas pada daerah- daerah sentra ternak.
Untuk memenuhi kebutuhan energi di Lampung telah dilakukan upaya penjajagan investasi yaitu :
1 Pembangunan PLTU Mulut Tambang di Mesuji dengan melibatkan Shen Hua China kapasitas 350 MW
2 Pembangunan PLTG di Lampung Timur kerjasama PLN dengan PGN kapasitas 2 X 50 MW dan 2 X 100 MW
LKj Provinsi Lampung Tahun 2015
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
139
Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
1 Belum tersedianya data potensi sumber daya mineral dan batubara yang detail dan akurat sehingga bertaraf jual.
2 Untuk Audit energi pada perusahaan pengguna energi belum dapat dilaksanakan sebelumnya oleh Pemerintah Daerah, hal ini disebabkan oleh
karena belum adanya tenaga ahli yang berkompeten dibidang Audit Energi. 3 Belum Optimalnya pemanfaatan reneweble energi.
4 Perilaku masyarakat terhadap penggunaan energi yang tidak memperhatikan ketersediaan energi fosil BBM yang semakin menipis.
Solusi
1 Melaksanakan survey atau penyelidikan sumberdaya mineral pada tahapprospeksi untuk mengetahui potensi pada tingkat kelas sumberdaya.
2 Dilakukan kegiatan audit energi dengan melibatkan pihak ketiga yang berkompeten dalam bidang audit energi dan didukung dengan dana yang
cukup. 3 Dilakukan studi-studi baru mengenai potensi dan kemungkinan pengembangan
energi baru – terbarukan yang dapat dikembangkan di Provinsi Lampung.
4 Kegiatan sosialisasi perlu ditiingkatkan untuk mengedukasi masyarakat agar dalam kegiatannya sehari hari dapat melaksanakan perilaku hemat energi.
10. Sasaran Meningkatnya Angka Melek Huruf