Analisis Simulasi : Metode Analisis

BDx : Nilai Bobot Desa untuk desa x. ADD : Total Alokasi Dana Desa yang harus dibagikan ΣADDM : Jumlah seluruh Alokasi Dana Minimal a1 : Angka Bobot Variabel Pengangguran a2 : Angka Bobot Variabel ketersediaan sarana kesehatan pustu, poskesdes, posyandu, BPU, BKIA, Polindes dan puskesmas a3 : Angka Bobot Variabel Keterjangkauan Daerah a4 : Angka Bobot Variabel Pendidikan dasar a5 : Angka Bobot Variabel Jumlah Koperasi Unit Desa KUD a6 : Angka Bobot Variabel Kepadatan Penduduk KV 1X KV : Koevisien Variabel Pengangguran 2X KV : Koevisien Variabel ketersediaan sarana kesehatan pustu, poskesdes, posyandu, BPU, BKIA, polindes, dan puskesmas . 3X KV : Koevisien Variabel Keterjangkauan Daerah 4X KV : Koevisien Variabel Pendidikan Dasar 5X KV : Koevisien Variabel Jumlah Koperasi Unit Desa KUD 6X

3.5.6. Analisis Simulasi :

Koevisien Variabel Kepadatan Penduduk Analisis simulasi merupakan analisis dengan membuat beberapa alternatif pembobotan variabel penentu Alokasi Dana Desa berdasarkan hasil rekapitulasi pemberian bobot nilai oleh kepala desa pada 161 desa di Kabupaten Dairi dan dengan berbagai kebijakan berdasarkan karakteristik desa di Kabupaten Dairi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan simulasi dengan kebijakan pembobotan yang berbeda di setiap simulasi pada karakteristik pada desa-desa di Kabupaten Universitas Sumatera Utara Dairi tanpa merubah jumlah anggaran Alokasi Dana Desa. Hal ini dikarenakan jumlah desa yang banyaknya dengan jumlah 161 desa sedangkan besaran alokasi dana desa yang masih sedikit diterima Kabupaten Dairi. Maka dengan klasifikasi bobot kepentingan berdasarkan surat edaran menteri dalam negeri nomor 140640SJ tanggal 22 Maret 2005 tentang pedoman alokasi dana desa dari pemerintah kabupatenkota kepada pemerintah desa yaitu sebagai berikut : Tabel. 3.3 Kriteria Pembobotan Karakteristik Desa Berdasarkan hasil dari jumlah rekapitulasi pemberian bobot nilai dari semua kepala desa yang berjumlah 161 desa dan karakteristik yang menonjol di Kabupaten Dairi. Maka pada simulasi pertama, penulis memutuskan memberi bobot Pengangguran empat 4, sarana kesehatan tiga 3, keterjangkauan daerah dua 2, pendidikan dasar tiga 3, jumlah Koperasi Unit Desa KUD empat 4 dan Kepadatan penduduk dua 2. Maka akan diperoleh pembobotan sebagai berikut: Tabel. 3.4 Angka Bobot dengan Simulasi pertama Nomor Variabel ADD Bobot Kepentingan Angka Bobot Bobot Jumlah Bobot 1 Pengangguran 4 0,22 2 Sarana Kesehatan 3 0,17 3 Keterjangkauan Daerah 2 0,11 4 Pendidikan Dasar 3 0,17 5 Jumlah Koperasi Unit Desa KUD 4 0,22 6 Kepadatan Penduduk 2 0,11 TOTAL 18 1,00 Kriteria Pembobotan Nilai Sangat Penting 4 Penting 3 Cukup Penting 2 Kurang Penting 1 Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil pembobotan data diolah, 2014. Sedangkan untuk simulasi yang kedua, penulis memutuskan memberi bobot Pengangguran dua 2, sarana kesehatan empat 4, keterjangkauan daerah tiga 3, pendidikan dasar empat 4, jumlah Koperasi Unit Desa KUD satu 1 dan Kepadatan penduduk tiga 3. Maka akan diperoleh pembobotan sebagai berikut : Tabel. 3.5 Angka Bobot dengan Simulasi kedua Nomor Variabel ADD Bobot Kepentingan Angka Bobot Bobot Jumlah Bobot 1 Pengangguran 2 0,12 2 Sarana Kesehatan 4 0,24 3 Keterjangkauan Daerah 3 0,18 4 Pendidikan Dasar 4 0,24 5 Jumlah Koperasi Unit Desa KUD 1 0,06 6 Kepadatan Penduduk 3 0,18 TOTAL 17 1,00 Sumber : Hasil pembobotan data diolah, 2014. Sedangkan untuk simulasi yang ketiga, penulis memutuskan memberi bobot Pengangguran tiga 3, sarana kesehatan dua 2, keterjangkauan daerah empat 4, pendidikan dasar dua 2, jumlah Koperasi Unit Desa KUD satu 1 dan Kepadatan penduduk empat 4. Maka akan diperoleh pembobotan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel. 3.6. Angka Bobot dengan Simulasi Ketiga Nomor Variabel ADD Bobot Kepentingan Angka Bobot Bobot Jumlah Bobot 1 Pengangguran 3 0,19 2 Sarana Kesehatan 2 0,13 3 Keterjangkauan Daerah 4 0,25 4 Pendidikan Dasar 2 0,13 5 Jumlah Koperasi Unit Desa KUD 1 0,06 6 Kepadatan Penduduk 4 0,25 TOTAL 16 1,00 Sumber : Hasil pembobotan data diolah, 2014. Dari simulasi pertama, kedua dan ketiga, maka didapat angka bobot dari masing-masing variabel alokasi dana desa ADD, Berikut tabel angka bobot dengan simulasi yang digunakan : Tabel. 3.7. Angka Bobot dengan simulasi I, II, III. Nomor Variabel ADD Angka Bobot Simulasi I II III 1 Pengangguran 0,22 0,12 0,19 2 Sarana Kesehatan 0,17 0,24 0,13 3 Keterjangkauan Desa 0,11 0,18 0,25 4 Pendidikan Dasar 0,17 0,24 0,13 5 Jumlah Koperasi Unit Desa KUD 0,22 0,06 0,06 6 Kepadatan Penduduk 0,11 0,18 0,25 TOTAL 1,00 1,00 1,00 Pada simulasi pertama, peneliti memutuskan pada variabel pengangguran dan jumlah koperasi unit desa KUD yang memiliki bobot yang tertinggi, ini disebabkan kebanyakan kepala desa memberikan nilai bobot empat terhadap pengangguran, kemudian dari segi karakateristik desa bahwa jumlah pengangguran masih banyak di desa-desa di Kabupaten dairi. Sehingga peneliti memadukan variabel pengangguran dan koperasi unit desa yang perlu Universitas Sumatera Utara membutuhkan perhatian dalam pembiayaan alokasi dana desa. Selain itu, kedua variabel ini erat kaitannya dalam peningkatan taraf hidup masyarakat baik dari segi lapangan kerja, bantuan usaha tani, pemberdayaan dan peningkatan sumber daya masyarakat desa melalui pelatihan dan ketrampilan berwirausaha dan peningkatan pendapatan masyarakat desa. Pada simulasi kedua peneliti memutuskan variabel sarana kesehatan dan pendidikan dasar sebagai variabel tertinggi untuk melihat besaran alokasi dana desa yang bertujuan untuk mengurangi buta huruf dan untuk pelayanan dasar. Pada simulasi ketiga variabel keterjangkauan desa dan kepadatan penduduk digunakan sebagai variabel terpenting hal ini dilakukan karena kedua variabel ini erat kaitannya dimana keterjangkauan desa menggambarkan akses ke ibukota kecamatan yang tentunya dihuni oleh kepadatan atau kerapatan penduduk penduduk yang berkelompok- kelompok sehingga memerlukan alokasi dana desa yang banyak untuk percepatan akses desa ke ibukota kecamatan, baik itu berupa akses masyarakat desa maupun pergerakan sumber-sumber daya alam yang merupakan hasil-hasil bumi atau pertanian di desa-desa dan pembangunan desa.

3.6. Defenisi Operasional Variabel