Ruang Lingkup Penelitian Runtun Waktu Jenis dan Sumber Data Pengolahan Data Defenisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada desa-desa di Kabupaten Dairi. Kabupaten Dairi terdiri dari 15 Kecamatan dan 161 desa, Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu : 1. Kecamatan Sidikalang 2. Kecamatan Silima Pungga Pungga 3. Kecamatan Siempat Nempu 4. Kecamatan Tigalingga 5. Kecamatan Tanah Pinem 6. Kecamatan Parbuluan 7. Kecamatan Pegagan Hilir 8. Kecamatan Siempat Nempu Hulu 9. Kecamatan Siempat Nempu Hilir 10. Kecamatan Gunung Sitember 11. Kecamatan Berampu 12. Kecamatan Sitinjo 13. Kecamatan Sumbul 14. Kecamatan Silahisabungan 15. Kecamatan Lae Parira Universitas Sumatera Utara

3.2. Runtun Waktu

Penelitian dilakukan mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data Sekunder diperoleh dari Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa dan Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten Dairi, Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi, Dinas Tenaga Kerja dan Sosial dan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Dairi selain itu data juga diambil dari buku-buku jurnal-jurnal ilmiah yang berhubungan dengan pengelolaan alokasi dana desa ADD. Selain data sekunder, peneliti juga menggunakan data primer berupa angket yang ditujukan kepada kepala desa untuk meminta pendapat tentang penilaian bobot karakteristik desa.

3.4. Pengolahan Data

Penulis menggunakan formulasi Alokasi Dana Desa sesuai dengan surat edaran menteri dalam negeri nomor 140640SJ tanggal 22 maret tahun 2005 tentang pedoman Alokasi Dana Desa Pemerintah Kabupaten Kota kepada Pemerintah Desa dengan menggunakan program komputer excel.

3.5. Metode Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis kuantitatif. Menurut Sugiyono 2008 : Metode penelitian deskriptif adalah “suatu metode dalam penelitian yang dilakukan untuk Universitas Sumatera Utara mengetahui nilai Variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independen tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain”. Dengan demikian metode penelitian dalam tesis ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekaan kuantitatif. Dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menggunakan angka-angka untuk pembobotan variabel dan data-data yang kemudian dimasukkan dalam formula yang akan ditentukan.

3.5.1. Penentuan Variabel Independen

Langkah pertama adalah penetapan variabel independen. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 140640SJ tanggal 22 maret perihal pedoman alokasi dana desa dari pemerintah KabupatenKota kepada pemerintah desa maka ditentukan variabel independen. Variabel independen merupakan indikator yang mempengaruhi besarnya nilai bobot setiap desa BDx yang dapat membedakan beban yang ditanggung satu desa dengan desa lain. Variabel independen yang digunakan untuk menentukan nilai bobot desa BDx dibedakan atas variabel utama dan variabel tambahan yang ditentukan oleh masing-masing desa berdasarkan karakter, budaya dan kesediaan data daerah. Variabel independen utama adalah variabel yang dinilai terpenting untuk menentukan nilai bobot desa. Variabel utama ditujukan untuk mengurangi kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan dasar umum antar desa secara bertahap dan mengatasi kemiskinan masyarakat di Desa. Berikut variabel yang berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 140640SJ tanggal 22 maret perihal pedoman alokasi dana desa dari pemerintah KabupatenKota kepada pemerintah desa. Variabel Independen utama berupa: a. Kemiskinan. Universitas Sumatera Utara b. Pendidikan dasar. c. Kesehatan. d. Keterjangkauan Desa. Variabel Independen tambahan berupa : a. Jumlah Penduduk. b. Luas wilayah, c. Potensi Ekonomi. d. Partisipasi Masyarakat e. Jumlah Unit Komunitas Di Desa. Setelah melihat kondisi daerah penelitian, maka variabel yang digunakan untuk penghitungan alokasi Dana Desa adalah variabel yang mencerminkan Kebutuhan fiskal Desa dan variabel tambahan lain. Variabel yang mencerminkan kebutuhan desa tersebut yaitu merupakan kebutuhan pendanaan Desa untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum. Berikut karakteristik desa-desa yang menonjol yang terdapat berdasarkan data di Kabupaten Dairi. Maka variabel-variabel tersebut adalah a. Variabel Pengangguran. Yaitu jumlah penduduk yang masuk kedalam angkatan kerja yang mencari kerja yang ada pada desa-desa di Kabupaten Dairi. Makin banyak penduduk yang mencari kerja maka semakin besar kebutuhan pembiayaan desa tersebut dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Alokasi Dana Desa yang didapat desa dari Pemerintah Kabupaten dapat diarahkan untuk kegiatan menciptakan dan mengembangkan usaha kecil dan menengah dalam penyerapan tenaga kerja melalui pemberdayaan masyarakat desa dengan cara Universitas Sumatera Utara pelatihan sumber daya masyarakat desa, ketrampilan dan kecakapan berwirausaha yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat desa. b. Variabel Sarana Kesehatan. Yaitu banyaknya sarana kesehatan pustu, poskesdes, posyandu , BPU , BKIA, Polindes dan puskesmas yang ada pada desa-desa di Kabupaten Dairi. Pelayanan kesehatan merupakan program prioritas pemerintah yang memerlukan perhatian yang besar. Semakin banyak sarana kesehatan di desa maka semakin banyak kebutuhan kebutuhan pembiayaan desa tersebut. c. Variabel keterjangkauan daerah Yaitu jarak antara desa ke ibu kota Kecamatan. Semakin jauh jarak antara desa ke ibukota Kecamatan maka semakin besar biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi prasarana jalan ke Ibukota Kecamatan. Dan biasanya desa yang lebih terjangkau dari Ibukota Kecamatan akan lebih cepat pembangunannya. d. Variabel Pendidikan dasar. Yaitu jumlah penduduk berumur 7-12 tahun yang tidak sekolah yang ada pada desa-desa di Kabupaten Dairi. Makin banyak jumlah penduduk yang tidak sekolah maka semakin besar kebutuhan pembiyaan desa tersebut dalam rangka mengurangi angka buta huruf dan meningkatkan sumber daya masyarakatnya. e. Variabel Koperasi Unit Desa KUD Yaitu jumlah Koperasi Unit Desa KUD yang terdapat pada desa-desa di Kabupaten Dairi. Koperasi Unit Desa KUD merupakan prioritas pemerintah yang memerlukan perhatian yang besar dalam rangka menggerakkan Universitas Sumatera Utara perekonomian desa. Semakin banyak jumlah Koperasi Unit Desa KUD pada suatu desa semakin besar kebutuhan pembiayaan koperasi desa tersebut. f. Variabel Kepadatan Penduduk. Yaitu rasio jumlah penduduk desa per luas wilayah desa pada desa-desa di Kabupaten Dairi. Besarnya rasio jumlah penduduk di desa mencerminkan kebutuhan pelayanan yang diperlukan untuk menunjukkan perbedaan kebutuhan pelayanan antara satu desa dengan desa yang lain. Semakin besar rasio jumlah penduduk maka semakin besar jumlah dana yang dibutuhkan untuk pelayanan tersebut. Rasio jumlah penduduk merupakan variabel yang mencerminkan kebutuhan akan penyediaan layanan publik di setiap daerah.

3.5.2. Penentuan Bobot Variabel

Langkah kedua, adalah penentuan bobot variabel. Setiap variabel bisa mempunyai bobot tertentu yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan daerah. Angka bobot masing-masing variabel kalau ditambahkan harus berjumlah 1 satu: a1 + a2 + a3 +…..+an = 1 Keterangan : a1 , a2,…..an : Angka bobot Variabel pertama, Kedua hingga ke-n. Dalam penentuan bobot ini, setiap desa akan ditentukan bobot masing- masing variabel independen nya misalnya : Pengangguran 0,4; Pendidikan dasar 0,3; Ketersediaan sarana kesehatan 0,2; keterjangkauan 0,1; totalnya adalah 1. Dalam penelitian ini, Metode pembobotan yang digunakan penulis adalah proses pemilihan alternative terbaik menggunakan ‘weighting system’, dimana metode tersebut merupakan metode kuantitatif. Universitas Sumatera Utara Dalam pengambilan keputusan multi faktor, pengambil keputusan secara subyektif dan intuitif menimbang berbagai faktor yang mempunyai pengaruh penting terhadap alternatif pilihan mereka. Faktor-faktor tersebut dapat diberikan bobot yang sesuai dengan kondisi yang ada, widodo, 2006. Untuk keputusan yang berpengaruh secara strategis, lebih dianjurkan menggunakan sebuah pendekatan kuantitatif. Pertama-tama seluruh kriteria yang menjadi faktor penting dalam melakukan pertimbangan diberikan pembobotan weighting yang sesuai. Tabel. 3.1. Kriteria Pembobotan Kriteria Pembobotan Nilai Sangat Penting 4 Penting 3 Cukup Penting 2 Kurang Penting 1 Sumber : SE Mendagri No. 140640 SJ tanggal 22 maret tahun 2005 perihal pedoman alokasi dana desa dari pemerintah KabupatenKota kepada pemerintah desa. Berdasarkan surat edaran menteri dalam negeri nomor 140640SJ tanggal 22 maret tahun 2005 perihal pedoman alokasi dana desa dalam penentuan bobot nilai dari karakteristik yang menonjol berdasarkan ketersediaan data dan kebutuhan setiap desa di Kabupaten Dairi, maka penulis melakukan wawancara langsung dan pembagian angket serta pencatatan langsung tentang pemberian bobot nilai dari karakteristik desa dari setiap desa yang menonjol sesuai dengan kebutuhan desa di kabupaten Dairi. Berikut hasil rekapitulasi pemberian bobot nilai oleh 161 seratus enam puluh satu kepala desa di Kabupaten Dairi. Universitas Sumatera Utara Tabel. 3.2. Pemberian bobot nilai oleh kepala desa terhadap karakteristik desa Kabupaten Dairi. Nomor Variabel Independent Karakteristik Desa Bobot Nilai Jumlah Pemberi bobot Kepala Desa 1 Pengangguran 4 87 2 Sarana Kesehatan 4 69 3 Keterjangkauan daerah Akses Jarak desa ke ibukota kecamatan 4 56 4 Pendidikan Dasar 4 52 5 Koperasi Unit Desa KUD 4 15 6 Kepadatan Penduduk 4 19 7 Pengangguran 3 35 8 Sarana Kesehatan 3 46 9 Keterjangkauan daerah Akses Jarak desa ke ibukota kecamatan 3 40 10 Pendidikan Dasar 3 46 11 Koperasi Unit Desa KUD 3 26 12 Kepadatan Penduduk 3 24 13 Pengangguran 2 20 14 Sarana Kesehatan 2 34 15 Keterjangkauan daerah Akses Jarak desa ke ibukota kecamatan 2 36 16 Pendidikan Dasar 2 38 17 Koperasi Unit Desa KUD 2 71 18 Kepadatan Penduduk 2 59 19 Pengangguran 1 19 20 Sarana Kesehatan 1 12 21 Keterjangkauan daerah 1 29 22 Pendidikan Dasar 1 25 23 Koperasi Unit Desa KUD 1 49 24 Kepadatan Penduduk 1 59 Sumber : Lampiran 21 Hasil Pemberian bobot nilai oleh kepala desa terhadap karakteristik desa Kabupaten Dairi. 3.5.3. Penentuan Koefisien Variabel Langkah ketiga adalah menentukan Koefisien variabel. Koefisien variabel adalah koefisien angka desa yang dimiliki oleh desa untuk setiap variabel Universitas Sumatera Utara tertentu misalnya : variabel pengangguran, pendidikan dasar dan seterusnya. Koefisien variabel desa merupakan perbandingan antara Angka Variabel setiap desa dengan jumlah total variabel desa. Dimana Koefisien Variabel dapat dihitung dengan : KV1,2,…… X = V1,2,… ΣVn X Keterangan : KV1,2,...x : Nilai Koefisien Variabel Pertama, Kedua, dan seterusnya untuk Desa x. V1,2,...x : Angka Variabel Pertama, Kedua dan seterusnya untuk desa x. ΣV n

3.5.4. Penghitungan Bobot Desa

: Jumlah Angka Variabel Pertama, Kedua, dan seterusnya untuk seluruh desa. Langkah keempat, adalah menetapkan nilai bobot desa. Setelah bobot dan koevisien variabel diketahui maka langkah selanjutnya adalah penghitungan nilai bobot desa. Dalam hal ini nilai bobot desa dapat dihitung dengan menggunakan rumus : BDx = a1 KV1x + a2 KV2x + a3 KV3x + ... + an KVn x Keterangan : BDx = Nilai Bobot Desa untuk desa x KV1x, KV2x, KVnx = Koefisien Variabel pertama, kedua, dan seterusnya a1, a2, a3,.. an = Angka Bobot masing-masing variabel. Universitas Sumatera Utara 3.5.5. Penggunaan Rumus Alokasi Dana Desa ADD Langkah kelima, setelah variabel dan bobotnya diketahui maka dengan berpedoman pada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 140640SJ perihal pedoman alokasi dana desa dari pemerintah KabupatenKota kepada pemerintah desa, diperoleh Formula seperti di bawah ini : ADDx = ADDM + ADDPx ADDPx = BDx ADD– ΣADDM Dimana : ADDx : Alokasi Dana Desa untuk desa x ADDM : Alokasi Dana Desa Minimal yang diterima Desa ADDPx : Alokasi Dana Desa Proporsional untuk desa x BDx : Nilai Bobot Desa untuk desa x ADD : Total Alokasi Dana Desa yang harus dibagikan ΣADDM : Jumlah seluruh Alokasi Dana Minimal Setelah melihat kondisi dan karakteristik desa-desa di Kabupaten Dairi, maka Rumus yang ditawarkan adalah sebagai berikut : ADD x ADDPx = BDx X ADD– ΣADDM ...........................................................2 = ADDM + ADDPx...........................................................................1 BD x = a1KV 1x + a2KV 2x+ a3KV 3x + a4KV 4x + a5KV 5x + a6KV 6x Dimana : + .......3 ADDx : Alokasi Dana Desa untuk desa x. ADDM : Alokasi Dana Desa Minimal yang diterima Desa. ADDPx : Alokasi Dana Desa Proporsional untuk desa x. Universitas Sumatera Utara BDx : Nilai Bobot Desa untuk desa x. ADD : Total Alokasi Dana Desa yang harus dibagikan ΣADDM : Jumlah seluruh Alokasi Dana Minimal a1 : Angka Bobot Variabel Pengangguran a2 : Angka Bobot Variabel ketersediaan sarana kesehatan pustu, poskesdes, posyandu, BPU, BKIA, Polindes dan puskesmas a3 : Angka Bobot Variabel Keterjangkauan Daerah a4 : Angka Bobot Variabel Pendidikan dasar a5 : Angka Bobot Variabel Jumlah Koperasi Unit Desa KUD a6 : Angka Bobot Variabel Kepadatan Penduduk KV 1X KV : Koevisien Variabel Pengangguran 2X KV : Koevisien Variabel ketersediaan sarana kesehatan pustu, poskesdes, posyandu, BPU, BKIA, polindes, dan puskesmas . 3X KV : Koevisien Variabel Keterjangkauan Daerah 4X KV : Koevisien Variabel Pendidikan Dasar 5X KV : Koevisien Variabel Jumlah Koperasi Unit Desa KUD 6X

3.5.6. Analisis Simulasi :

Koevisien Variabel Kepadatan Penduduk Analisis simulasi merupakan analisis dengan membuat beberapa alternatif pembobotan variabel penentu Alokasi Dana Desa berdasarkan hasil rekapitulasi pemberian bobot nilai oleh kepala desa pada 161 desa di Kabupaten Dairi dan dengan berbagai kebijakan berdasarkan karakteristik desa di Kabupaten Dairi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan simulasi dengan kebijakan pembobotan yang berbeda di setiap simulasi pada karakteristik pada desa-desa di Kabupaten Universitas Sumatera Utara Dairi tanpa merubah jumlah anggaran Alokasi Dana Desa. Hal ini dikarenakan jumlah desa yang banyaknya dengan jumlah 161 desa sedangkan besaran alokasi dana desa yang masih sedikit diterima Kabupaten Dairi. Maka dengan klasifikasi bobot kepentingan berdasarkan surat edaran menteri dalam negeri nomor 140640SJ tanggal 22 Maret 2005 tentang pedoman alokasi dana desa dari pemerintah kabupatenkota kepada pemerintah desa yaitu sebagai berikut : Tabel. 3.3 Kriteria Pembobotan Karakteristik Desa Berdasarkan hasil dari jumlah rekapitulasi pemberian bobot nilai dari semua kepala desa yang berjumlah 161 desa dan karakteristik yang menonjol di Kabupaten Dairi. Maka pada simulasi pertama, penulis memutuskan memberi bobot Pengangguran empat 4, sarana kesehatan tiga 3, keterjangkauan daerah dua 2, pendidikan dasar tiga 3, jumlah Koperasi Unit Desa KUD empat 4 dan Kepadatan penduduk dua 2. Maka akan diperoleh pembobotan sebagai berikut: Tabel. 3.4 Angka Bobot dengan Simulasi pertama Nomor Variabel ADD Bobot Kepentingan Angka Bobot Bobot Jumlah Bobot 1 Pengangguran 4 0,22 2 Sarana Kesehatan 3 0,17 3 Keterjangkauan Daerah 2 0,11 4 Pendidikan Dasar 3 0,17 5 Jumlah Koperasi Unit Desa KUD 4 0,22 6 Kepadatan Penduduk 2 0,11 TOTAL 18 1,00 Kriteria Pembobotan Nilai Sangat Penting 4 Penting 3 Cukup Penting 2 Kurang Penting 1 Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil pembobotan data diolah, 2014. Sedangkan untuk simulasi yang kedua, penulis memutuskan memberi bobot Pengangguran dua 2, sarana kesehatan empat 4, keterjangkauan daerah tiga 3, pendidikan dasar empat 4, jumlah Koperasi Unit Desa KUD satu 1 dan Kepadatan penduduk tiga 3. Maka akan diperoleh pembobotan sebagai berikut : Tabel. 3.5 Angka Bobot dengan Simulasi kedua Nomor Variabel ADD Bobot Kepentingan Angka Bobot Bobot Jumlah Bobot 1 Pengangguran 2 0,12 2 Sarana Kesehatan 4 0,24 3 Keterjangkauan Daerah 3 0,18 4 Pendidikan Dasar 4 0,24 5 Jumlah Koperasi Unit Desa KUD 1 0,06 6 Kepadatan Penduduk 3 0,18 TOTAL 17 1,00 Sumber : Hasil pembobotan data diolah, 2014. Sedangkan untuk simulasi yang ketiga, penulis memutuskan memberi bobot Pengangguran tiga 3, sarana kesehatan dua 2, keterjangkauan daerah empat 4, pendidikan dasar dua 2, jumlah Koperasi Unit Desa KUD satu 1 dan Kepadatan penduduk empat 4. Maka akan diperoleh pembobotan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel. 3.6. Angka Bobot dengan Simulasi Ketiga Nomor Variabel ADD Bobot Kepentingan Angka Bobot Bobot Jumlah Bobot 1 Pengangguran 3 0,19 2 Sarana Kesehatan 2 0,13 3 Keterjangkauan Daerah 4 0,25 4 Pendidikan Dasar 2 0,13 5 Jumlah Koperasi Unit Desa KUD 1 0,06 6 Kepadatan Penduduk 4 0,25 TOTAL 16 1,00 Sumber : Hasil pembobotan data diolah, 2014. Dari simulasi pertama, kedua dan ketiga, maka didapat angka bobot dari masing-masing variabel alokasi dana desa ADD, Berikut tabel angka bobot dengan simulasi yang digunakan : Tabel. 3.7. Angka Bobot dengan simulasi I, II, III. Nomor Variabel ADD Angka Bobot Simulasi I II III 1 Pengangguran 0,22 0,12 0,19 2 Sarana Kesehatan 0,17 0,24 0,13 3 Keterjangkauan Desa 0,11 0,18 0,25 4 Pendidikan Dasar 0,17 0,24 0,13 5 Jumlah Koperasi Unit Desa KUD 0,22 0,06 0,06 6 Kepadatan Penduduk 0,11 0,18 0,25 TOTAL 1,00 1,00 1,00 Pada simulasi pertama, peneliti memutuskan pada variabel pengangguran dan jumlah koperasi unit desa KUD yang memiliki bobot yang tertinggi, ini disebabkan kebanyakan kepala desa memberikan nilai bobot empat terhadap pengangguran, kemudian dari segi karakateristik desa bahwa jumlah pengangguran masih banyak di desa-desa di Kabupaten dairi. Sehingga peneliti memadukan variabel pengangguran dan koperasi unit desa yang perlu Universitas Sumatera Utara membutuhkan perhatian dalam pembiayaan alokasi dana desa. Selain itu, kedua variabel ini erat kaitannya dalam peningkatan taraf hidup masyarakat baik dari segi lapangan kerja, bantuan usaha tani, pemberdayaan dan peningkatan sumber daya masyarakat desa melalui pelatihan dan ketrampilan berwirausaha dan peningkatan pendapatan masyarakat desa. Pada simulasi kedua peneliti memutuskan variabel sarana kesehatan dan pendidikan dasar sebagai variabel tertinggi untuk melihat besaran alokasi dana desa yang bertujuan untuk mengurangi buta huruf dan untuk pelayanan dasar. Pada simulasi ketiga variabel keterjangkauan desa dan kepadatan penduduk digunakan sebagai variabel terpenting hal ini dilakukan karena kedua variabel ini erat kaitannya dimana keterjangkauan desa menggambarkan akses ke ibukota kecamatan yang tentunya dihuni oleh kepadatan atau kerapatan penduduk penduduk yang berkelompok- kelompok sehingga memerlukan alokasi dana desa yang banyak untuk percepatan akses desa ke ibukota kecamatan, baik itu berupa akses masyarakat desa maupun pergerakan sumber-sumber daya alam yang merupakan hasil-hasil bumi atau pertanian di desa-desa dan pembangunan desa.

3.6. Defenisi Operasional Variabel

a. Alokasi Dana Desa adalah dana yang berasal dari Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Kabupaten Kota yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten Kota untuk desa paling sedikit 10 Rupiah. Universitas Sumatera Utara b. Variabel Pengangguran adalah jumlah penduduk yang masuk kedalam angkatan kerja yang mencari kerja yang yang terdapat pada desa-desa di Kabupaten Dairi jiwa c. Variabel Ketersediaan Sarana Kesehatan adalah jumlah sarana kesehatan yang tersedia di desa pustu, poskesdes, posyandu, BPU, BKIA, Polindes dan puskesmas Unit. d. Variabel Keterjangkauan Daerah adalah jarak antara desa dengan ibu kota Kecamatan Km. e. Variabel Pendidikan Dasar adalah penduduk berumur 7-12 tahun yang tidak sekolah yang terdapat pada desa-desa di Kabupaten Dairi jiwa. f. Variabel Koperasi Unit Desa KUD adalah jumlah Koperasi Unit Desa KUD yang terdapat pada desa-desa di Kabupaten Dairi unit. g. Variabel Kepadatan Penduduk adalah rasio jumlah penduduk desa per luas wilayah desa jiwa per km persegi. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Dairi 4.1.1. Luas dan letak Luas keseluruhan desa yang berjumlah 161 desa di Kabupaten Dairi yaitu 2.287,70 km 2 Sebagian besar tanahnya didapati gunung-gunung dan bukit-bukit dengan kemiringan bervariasi sehingga terjadi iklim hujan tropis. Kota Sidikalang adalah ibukota Kabupaten Dairi berada pada ketinggian 1.066 meter diatas permukaan laut. Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700 sd 1.250 m diatas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Tigalingga, Kecamatan Siempat Nempu dan Kecamatan Silima Pungga-Pungga terletak pada ketinggian antara 400 - 1.360 m diatas permukaan laut. Kecamatan Sumbul, Sidikalang , Kerajaan dan Kecamatan Tanah Pinem berada pada ketinggian 700- 1.600 meter diatas permukaan laut. Kabupaten Dairi yang terletak disebelah barat laut propinsi Sumatera Utara yang berbatasan dengan, Sebelah utara dengan Kabupaten Aceh Tenggara Propinsi NAD dan Kabupaten Tanah Karo, Sebelah timur dengan , dimana Kabupaten Dairi terletak sebelah Barat Laut Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Dairi sebagian besar terdiri dari dataran tinggi dan berbukit-bukit yang terletak antara 98000 - 98030 dan 2015-3000 Lintang Utara LU. Universitas Sumatera Utara