103 Abdillah ingin bersikap untuk menyenangkan semua kelompok dan mereka juga
digunakan sebagai bentuk simbolisasi bagi elit politik di kota Medan.
152
4.3. Penguasaan Opini Media
Kontrol langsung kepada media sering dilakukan oleh organisasi pendukung calon walikota dalam pilkada langsung tahun 2005. Bentuk
pengawasan terhadap media yang paling efektif adalah mencari, menegur serta mengancam para wartawan yang memuat berita itu. Karena yang membuat dan
memuat berita itu adalah wartawan sedangkan pimpinan redaksi hanya melakukan pengawasan saja. Pemuda Pancasila misalnya, melakukan kontrol
pemberitaan media melalui jaringan wartawan yang dimilikinya. “....hampir di atas 70 wartawan-wartawan adalah teman pimpinan PP.
Kalau dikatakan kami ikut mengontrol dalam arti yang sebenarnya, itu tidak kami lakukan. Namun, pernah satu kali tiba-tiba ada yang
berpakaian PP ikut Maulana, kita akan telepon semua koran dan meminta itu tidak diekspose. Misalnya bang Taruna, pimpinan Harian
Waspada, kami akan bilang bang itu tidak menguntungkan, itu indispliner.....”
153
Hubungan antara pimpinan organisasi pemuda di kota Medan dengan para wartawan dinilai cukup baik. Dalam keseharian pekerjaannya sebagai
wartawan tidak jarang para pekerja pers ini juga sering mendapat “gizi” tambahan dari pimpinan organisasi pemuda itu. Sehingga, para wartawan sudah
mengerti tentang karakter dari pimpinan organisasi itu. Sering terlihat para wartawan yang keluar masuk kantor Pemuda Pancasila hanya sekedar berbagi
berita atau menciptakan berita untuk kepentingan ekonomi dan politik Pemuda Pancasila. Sepanjang pelaksanaan pilkada di Medan, para pimpinan organisasi
senantiasa membaca berita-berita seputaran pilkada. Jika ada berita-berita yang menyinggung keterlibatan Pemuda Pancasila, baik yang produktif dan tidak
produktif untuk dukungan kepada calon walikota, tindakan segera dilakukan. Bagi berita yang buruk tindakan “teguran” akan dilakukan, sedangkan bagi berita yang
positif bisa saja hadiah akan diberikan kepada si wartawan.
152
Wawancara dengan Taufan Damanik di Medan, 17 Oktober 2007.
153
Wawancara dengan Darwin Nasution, 21 Oktober 2007.
Universitas Sumatera Utara
104 Hal yang hampir sama juga terjadi di IPK. Di kantor Ikatan Pemuda Karya
misalnya, disediakan ruang khusus bagi para wartawan yang selalu berkunjung atau ingin meliput kegiatan IPK seperti acara pelantikan atau kegiatan-kegiatan
amal yang dilakukan. Sehingga, beberapa tugas yang secara khusus pun dibebankan kepada beberapa wartawan itu untuk memberikan berita yang baik
tentang walikota yang mereka dukung. Bukan hanya tentang profilnya, tetapi tugas-tugas pemerintahan berupa pembangunan kota Medan yang telah
dilakukan dengan tingkat keberhasilan yang baik. Pemberitaan dari Sinar Indonesia Baru SIB, koran lokal, mengenai perjudian ilegal yang dilakukan oleh
bos IPK tersebut menyebut-nyebut nama Abdillah sebagai pihak yang mereka dukung. Karena pemberitaan itu, kantor SIB menjadi sasaran para anggota IPK.
Kantor itu diserang massa IPK dengan lemparan dan perusakan sampai akhirnya kasus ini diselesaikan secara damai diantara pimpinan SIB dan IPK atas mediasi
beberapa tokoh senior mereka bukan melalui jalur hukum. Meskipun, hingga saat ini kasus itu masih menyisakan berbagai persoalan antara IPK dengan SIB.
Kerjasama dengan para wartawan juga sering dilakukan oleh pimpinan FKPPI dengan tujuan untuk mengontrol dan mempengaruhi tulisan-tulisan para
wartawan lokal itu. Mereka menganggap bahwa pimpinan media juga memiliki kepentingan dalam pilkada langsung di Medan. Mereka berharap antara
kepentingan media dan kepentingan organisasi tidak saling bertentangan. “..... siapapun jika kepentingannya diganggu tentu akan marah dan
semua pasti punya cara untuk mengatasinya. Kalau bahasa kasarnya, ‘enggak bisa kau ubah itu atau tak bisa kau perbaiki itu lagi‘, ya seperti
itu. Apakah kita datang sendiri atau gelombang massa. Sikap persuasif dalam organisasi kepemudaan inikan sama saja dengan mengancam.
Semua pun tahu seperti itu, karena ada bahasa-bahasa, kalimat-kalimat yang tidak boleh dikeluarkan pada tingkat pelaksanaan saja. Apalagi
Medan kerajaan OKP, Sumatera Utara ini kan kerajaannya pemuda.”
154
Dari peristiwa di atas dan beberapa pernyataan yang disampaikan oleh pimpinan Pemuda Pancasila, IPK, dan FKPPI, tak heran jika kemudian pers lokal
tak berani bersuara kritis terhadap kegiatan negatif dari organisasi preman itu. Selain itu, tim sukses Abdillah – Ramli juga telah menjalin beberapa kerjasama
dengan media lokal diantaranya adalah Waspada, Analisa, Mimbar Umum. Tidak
154
Wawancara dengan Martius Latuparisa di Medan, 17 Oktober 2007.
Universitas Sumatera Utara
105 hanya media cetak lokal, beberapa siaran radio swasta disewa oleh Abdillah –
Ramli untuk sosialisasi program-program dan acara talk show yang bertujuan menaikkan citra Abdillah di hadapan masyarakat pemilih kota Medan.
Terhadap perlakuan media yang diberikan oleh Abdillah sangat istimewa. Banyak stasion radio yang tidak hanya didengar oleh pemirsa di Medan, namun
juga di luar kota Medan selalu ada dialog yang khusus dibeli oleh Abdillah. Selain itu, televisi nasional Metro TV dengan siaran lokalnya yang dimulai pada pukul
17.30-18.00 menayangkan acara “Medan Menyapa” berisi berita-berita kemajuan kota Medan selama Abdillah memimpin. Hal yang sama juga dilakukan oleh
pasangan Maulana – Sigit, namun dalam jumlah yang tidak sebanding dengan Abdillah. Pasangan ini hanya melakukan siaran-siaran dari media lokal untuk
mendukung dan menyampaikan kepada masyarakat pemilih di Medan tentang aktivitas yang dilakukan.
Strategi lainnya yang dilakukan organisasi pemuda ini adalah dengan “membeli” tulisan sang wartawan untuk dimuat di media lokal. Isi tulisan bisa
berupa artikel, berita yang memuat opini advetorial yang ditujukan untuk mengangkat calon walikota yang didukung. Terkadang untuk perlakuan yang
diterima oleh wartawan dianggap sebagai perintah dari pimpinan organisasi pemuda itu wartawan karena sering “nongkrong” di kantor organisasi pemuda itu
atau memiliki hubungan dengan para pimpinannya.
4.4. Analisis Pola Mobilisasi dan Karakteristik Organisasi Preman