Dukungan Politik Pemuda Pancasila

77

3.2. Dukungan Politik PP, IPK, dan FKPPI dalam Pilkada Langsung Kota Medan Tahun 2005

Ketika masa-masa awal pencalonan dalam Pilkada Langsung Walikota Medan Tahun 2005, sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku, maka parpol lah yang memiliki hak untuk mencalonkan. Pasangan Abdillah – Ramli dicalonkan oleh gabungan dari 8 parpol sedangkan Maulana – Sigit dicalonkan hanya oleh PKS. Tentunya, negosiasi dalam pencalonan terjadi antara pimpinan parpol dengan calon wakilota. Dengan demikian juga organisasi yang berafiliasi di bawah parpol akan diinstruksikan mendukung calon yang bersangkutan, termasuk organisasi pemudanya. Untuk kasus PP, IPK dan FKPPI merupakan organisasi pemuda yang menyatakan dirinya sebagai organisasi independen dalam menyalurkan aspirasi politiknya. Namun, secara historis, ketiga organisasi ini selalu terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan politik termasuk pilkada langsung karena beberapa alasan. Diantaranya adalah agar mendapat perlindungan atau proteksi dari otoritas politik eksekutif dan legislatif atas usaha-usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut. Usaha-usaha itu tentu yang berkaitan dengan alokasi kontrak negara melalui APBD dan APBN serta beberapa usaha keamanan, perpakiran, dan perjudian ilegal. Alasan lainnya adalah para kader organisasi tersebut memiliki mobilitas vertikal untuk meraih posisi-posisi politik di berbagai institusi politik seperti partai politik dan DPRD serta di instansi pemerintah daerah.

3.2.1. Dukungan Politik Pemuda Pancasila

Ketika pilkada langsung tahun 2005 di kota Medan, Pemuda Pancasila kota Medan secara organisatoris mendukung pasangan Abdillah – Ramli, meskipun beberapa tokoh PP sendiri seperti Vincen Wijaya 110 dan beberapa Pimpinan Anak Cabang memberikan dukungan kepada Maulana – Sigit. Alasan yang disampaikan oleh Darwin Nasution karena banyak parpol pendukung 110 Vincen Wijaya, berprofesi sebagai pengusaha expor-impor komoditi, adalah tokoh senior di Pemuda Pancasila. Sebagai tokoh senior beliau disegani di kalangan kader dan anggota PP. Pada Pilkada Medan Tahun 2005, beliau mendukung secara terbuka pasangan Maulana – Sigit. Universitas Sumatera Utara 78 Abdillah – Ramli yang pengurusnya berasal dari PP bahkan tokoh penting di PP diantaranya Partai Golkar dan Partai Patriot Pancasila. 111 Alasan lainnya yang dikemukakan oleh DN adalah adanya kesempatan kerja yang dijanjikan berupa proyek atau pekerjaan yang ditenderkan. Berikut pernyataan dalam wawancara: ”..... kalau kita mendukung seseorang karena kita punya feeling, kita yakin dia menang dan dia akan berikan sesuatu kepada kita. Berikan itu bukan uang, tapi kesempatan kerja. Ada beberapa proyek atau pekerjaan yang ditenderkan kita bisa dapat prioritas di sana. Kemudahan itu akan ada dan memang terjadi dan memang itu berlangsung. Namun, kalau ada ”kemacetan” politik atau keamanan di satu wilayah kita akan berkoordinasi dengan Abdillah atau Ramli dan biasanya setelah itu maka selesailah persoalan.” 112 Pernyataan tersebut menguatkan bahwa ada imbalan yang dijanjikan oleh pasangan Abdillah – Ramli, sebagai calon walikota, yang berkaitan dengan alokasi kontrak negara dengan imbalan keamanan yang diberikan oleh orang- orang PP. Beberapa pekerjaan yang bersumber dari APBD atau APBN serta pekerjaan swasta lainnya telah dilakukan bersama-sama antara orang-orang Pemuda Pancasila dengan Abdillah. Persekutuan antara para pimpinan organisasi pemuda dengan salah seorang calon walikota dilihat dari sisi ekonomi. Keberlangsungan atas pekerjaan-pekerjaan yang diperoleh dari pemerintah kota Medan memang sangat ditentukan oleh sang walikota. Di samping itu, banyak pengurus PP yang juga memiliki usaha-usaha di bidang jasa konstruksi atau para simpatisan yang berasal dari pengusaha juga sering memberikan bantuan finansial kepada organisasi tercatat. Karena alasan ini juga, pilihan untuk mendukung Abdillah – Ramli menjadi penting bagi sebagian pimpinan Pemuda Pancasila. Kemudahan itu bisa diperoleh karena posisi Abdillah sebagai calon incumbent dengan calon wakilnya yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah kota Medan. Namun, karena motif ekonomi ini juga, banyak para pengurus atau mantan pengurus Pemuda Pancasila – yang tercatat masih aktif memberikan masukan kepada organisasi – menyatakan keberatannya untuk mendukung pasangan Abdillah – Ramli. Beberapa alasan mereka yang menolak justru karena disinyalir belum pernah mendapatkan pekerjaan atau proyek dari Abdillah maupun Ramli. 111 Wawancara dengan Darwin Nasution, Sekretaris MPW Pemuda Pancasila, 21 Oktober 2007. 112 Ibid. Universitas Sumatera Utara 79 Proses pemberian dukungan kepada Abillah – Ramli yang dilakukan oleh PP, tidak mudah melaksanakannya. Karena salah seorang tokoh PP, Vincen Wijaya, justru menyebelah kepada pasangan Maulana – Sigit. Karena itu, beberapa pengurus anak cabang, tidak selalu mengindahkan perintah organisasi atasnya disebabkan Vincen itu. Konon kabarnya, ketidaksetujuan Vincen kepada Abdillah – Ramli, karena persoalan persaingan bisnis. Namun, menurut salah seorang sahabat dekatnya Vincen, TK. Brahmana, tidak didukungnya Abdillah lebih disebabkan karena rencana tata kota yang tidak jelas seperti pendirian mal yang melanggar rencana tata kota, seringnya penggusuran dilakukan kepada pedagang kaki lima tanpa adanya solusi untuk mengatasi permasalahan itu, penjualan aset-aset negara yang dinilai sebagai warisan sejarah kota Medan. Itu beberapa persoalan diantara puluhan daftar ketidaksetujuan Vincen kepada Abdillah untuk menjadi walikota pada periode kedua kalinya. Tindakan Vincen kemudian mengajak beberapa pengusaha untuk bergabung dalam tim Maulana – Sigit. Diantaranya adalah Yopie S. Batubara 113 , mantan Ketua Umum Kadin Sumatera Utara dan anggota DPD dari Sumatera Utara. Dari data sekretariat DPC PP kota Medan tercatat bahwa jumlah anggota PP per Agustus 2007 adalah sebesar 53.245 orang dan tersebar di 21 PAC Pengurus Anak Cabang serta 89 Pengurus Ranting. Jumlah ini juga dijadikan alasan untuk menyakinkan mendukung pasangan yang sudah diperkirakan menang yaitu Abdillah – Ramli. Bukan pada pasangan Maulana – Sigit yang diyakini pimpinan PP sebagai pasangan yang diperkirakan kalah. 114 Untuk membatasi pengaruh dari Vincen, pengurus DPW PP Sumatera Utara langsung menegur dengan menggunakan ancaman kepada beberapa PAC yang dianggap melanggar ketentuan organisasi. Menariknya dari proses ini, menurut Nasution, adalah tidak ada surat organisasi secara resmi sebagai instruksi organisasi ke jajarannya. Yang ada hanyalah sosialisasi berupa pertemuan-pertemuan rapat internal organisasi dan melalui forum malam pelantikan di beberapa pengurus PAC yang baru. Namun, dia mengklaim bahwa di beberapa basis PP kota Medan, Abdillah – Ramli memperoleh suara lebih banyak daripada Maulana – 113 Ketika pemilihan walikota Medan tahun 1999 yang dipilih oleh DPRD, Yopie ikut mendukung saudara laki-lakinya, Ridwan Batubara, calon walikota selain Abdillah. Dalam pemilihan itu, Ridwan kalah 10 suara dari Abdillah. 114 Wawancara dengan Darwin Nasution, 21 Oktober 2007. Universitas Sumatera Utara 80 Sigit dan itu tidak terjadi di daerah-daerah yang bukan basis PP. Karena itu, konflik internal PP diantara kelompok pendukung Abdillah – Ramli dan pendukung Maulana – Sigit tidak dapat dihindarkan. Konflik itu kemudian diselesaikan dengan cara memecat dan mengancam bagi pengurus dan anggota yang tidak mengikuti arahan dari pimpinan PP kota Medan. Posisi beberapa pengurus PP yang masuk dalam tim sukses AR Centre terlihat pada bagian kegiatan pengamanan dan pengerahan massa tim kampanye. Posisi tersebut dianggap sebagai level kedua atau bagian pelaksana dari rangkaian skenario yang telah disusun oleh level satu tim sukses tersebut. 115 Setiap aktivitas kampanye dan pemasangan umbul-umbul, spanduk, dan selebaran organisasi ini harus bisa mengerahkan massa dalam jumlah yang cukup dan menjamin bahwa segala sesuatunya berjalan dengan aman. Untuk urusan yang satu ini, asal tersedia uang transportasi dan konsumsi yang dihitung per orang maka instruksi pimpinan organisasi akan ditaati oleh bawahannya tanpa ada diskusi tentang motif yang mendasarinya. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan yang dikemukakan oleh ketua Tim Sukses Abdillah – Ramli: ”Organisasi tim tetap akan menghormati dan menyetujui beberapa aktivitas yang telah disusun oleh masing-masing partai politik pendukung bergitu juga dengan organisasi lainnya yang dinilai telah memberikan kontribusi kepada tim ini termasuk Pemuda Pancasila. AR Center, seingat saya, memang menggunakan bantuan secara organisasi maupun individu dalam hal pengerahan massa pada saat kampanye atau sosialisasi pasangan ini. Karena itu, ada orang-orang Pemuda Pancasila yang duduk sebagai tim sukses dan sering ditugaskan untuk bantuan kampanye. Itu pun yang menyuruhnya adalah orang parpol yang duduk sebagai tim sukses.” 116 Dengan demikian, posisi Pemuda Pancasila dalam memberikan dukungan politik tidak dengan sendirinya diberikan secara independen. Banyak hal yang didapat oleh Pemuda Pancasila ketika secara organisasi telah menyatakan dukungannya kepada pasangan Abdillah – Ramli. Diantara kompensasi yang diperoleh adalah berupa pekerjaan atau proyek pemerintah dan beberapa tempat atau lokasi di kota Medan yang mereka kelola untuk 115 Wawancara dengan Said Abdullah di Medan, Ketua Tim Sukses AR Center, 19 Oktober 2007. 116 Ibid. Universitas Sumatera Utara 81 menghidupi kebutuhan organisasi. Untuk kompensasi yang diberikan tersebut, maka posisi politik dalam tim sukses yang diberikan kepada Pemuda Pancasila bukanlah sebagai posisi penentu, melainkan hanya ditempatkan sebagai operator dari serangkaian skenario yang telah disusun oleh orang-orang yang tergabung dan menentukan di tim sukses AR Center.

3.2.2. Dukungan Politik Ikatan Pemuda Karya

Dokumen yang terkait

Rekrutmen Partai Politik Dalam Pencalonan Pemilu Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 (Studi Kasus : Partai Golongan Karya Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara)

1 59 98

Kebijakan Partai Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus: Kebijakan Partai Demokrat Dalam Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Periode 2013-2018)

0 51 95

Partisipasi Politik Masyarakat Karo Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010 (Studi Kasus: Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

2 71 90

Tingkahlaku Politik Etnis Tionghoa Dalam Pemilihan Kepala Daerah 2010 Di Kelurahan Pusat Pasar Medan Kota

0 50 99

Peranan Komisi Pemilihan Umum dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Untuk Meningkatkan artisipasi Politik Masyarakat (Studi pada Kantor Komisi Pemilihan umum Tapanuli Utara)

16 168 113

Hubungan Tingkat Ekonomi Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Etnis Tionghoa Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 Kota Medan Di Lingkungan Vi Kelurahan Pusat Pasar Medan Kecamatan Medan Kota

1 41 18

A. Pedoman Wawancara untuk Organisasi Pemuda - Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

0 1 43

BAB II AKTIVITAS SOSIAL DAN POLITIK ORGANISASI PEMUDA DAN PREMAN DI KOTA MEDAN 2.1. Dinamika Sosial, Kultural, Ekonomi, dan Politik Kota Medan - Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah La

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

0 1 42

Politik Organisasi Pemuda Tingkat Lokal: Kasus Keterlibatan Organisasi Pemuda dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung 2005 di Kota Medan

0 2 18