89 Lain halnya dengan Maulana – Sigit Center, keterlibatan beberapa
pimpinan organisasi pemuda tidak begitu besar. Jika ada itupun bukan cerminan organisasi, melainkan hanya individu-individu yang memiliki alasan tertentu untuk
mendukung pasangan ini. Vincen Wijaya misalnya hanya bertindak sebagai konsultan dan donatur untuk menunjukkan bahwa dia terlibat aktif sebagai tim
sukses. Beberapa pernyataannya di surat kabar lokal bertendensi menyudutkan Abdillah dalam mengelola kota Medan.
134
Beberapa pengurus FKPPI seperti Yan Surya Dharma dan Gatot menjadi tim sukses Maulana – Sigit.
PKS yang mencalonkan Maulana – Sigit memang sangat membatasi keterlibatan baik secara langsung dan tidak langsung PP, IPK, dan FKPPI.
Penyebab utamanya adalah mereka menghindari prilaku kasar, permainan uang, intimidasi dan kekerasan yang sering dilakukan oleh organisasi pemuda ini. Dan
ini bertolak belakang dengan citra partai yang sedang dibangun oleh PKS sebagai partai yang bersih. Karena itu, memilih tim inti untuk memenangkan
Maulana – Sigit sangat selektif dilakukan. Tim sukses ini lebih mengandalkan pertemuan-pertemuan baik secara formal dan informal diantara tokoh
masyarakat setingkat lingkungan seperti ustad dengan murid pengajian, pendeta dengan jemaatnya, tokoh adat lokal dan pertemuan lintas agama serta etnis.
135
3.4. Lobi dan Akses Jaringan
Baik PP, IPK, dan FKPPI secara organisatoris maupun individu dalam keterlibatannya ketika Pilkada Langsung kota Medan tahun 2005 hanya bersifat
internal dan kadang-kadang vertikal saja. Bersifat internal maksudnya memastikan bahwa tidak terjadi konflik internal akibat dukungan yang diberikan
kepada salah satu pasangan calon walikota. Bagi PP dan IPK misalnya, memastikan bahwa tidak ada perangkat organisasi dibawahnya yang bersikap
kontra produktif bagi pasangan calon yang didukung. Mengingat bahwa beberapa individu penting di PP dan IPK juga tercatat sebagai pimpinan partai
politik di kota Medan dan Sumatera Utara. Lobi ini dilakukan untuk menselaraskan tindakan organisasi dengan dukungan yang telah diberikan oleh
134
Lihat SIB, 9 Juni 2005 hal 1. Sumut Pos, 2 Juni 2005 hal 5 kolom Metropolitan.
135
Wawancara dengan Ikrimah Hamidi di Medan, 18 Oktober 2007.
Universitas Sumatera Utara
90 partai politik. Meskipun para anggota tingkat bawah dari kedua organisasi ini
sering terlibat dalam aksi brutal, namun pimpinan diatasnya bisa bersekutu untuk mendukung satu kepentingan yang sama.
Akses politik yang dimiliki oleh PP, IPK, dan FKPPI cukup kuat. Karena pimpinan anggota organisasi tersebut banyak yang menduduki posisi sebagai
anggota DPRD Kota Medan, pimpinan partai politik begitu juga jabatan-jabatan penting di birokrasi. PP misalnya, ketika beberapa pengurusnya yang juga
menjabat posisi penting baik di Golkar dan Partai Patriot Pancasila bersepakat mendukung Abdillah, tentu proses awalnya sudah dibicarakan di tingkat
organisasi. Begitu juga dengan IPK, ketika terjadi kesepakatan antara tokoh penting di Golkar, maka dengan serta merta IPK mendukung Abdillah.
Melibatkan beberapa pengurus FKPPI juga penting mengingat bahwa organisasi ini bisa melakukan lobi intensif kepada kalangan militer dan polisi
untuk paling tidak bersikap netral jika terdapat masalah-masalah seperti konflik baik di tingkat elit maupun para pendukung tingkat bawah dari calon walikota.
Pimpinan FKPPI kota Medan menyarankan kepada rekan-rekan se- kepengurusan, selaku pimpinan organisasi, agar ”pintar-pintar” dalam
memobilisasi anggotanya. Karena secara organisasi, FKPPI tidak terlibat untuk dukung mendukung calon walikota Medan. Namun, sebagai pimpinan FKPPI,
akan melakukan melihat dari jauh apa yang terjad di lapangan.
136
Ketika proses pilkada langsung tahun 2005 di Medan, dari pemberitaan di media massa, Abdillah sedang tersangkut kasus korupsi berupa penjualan aset-
aset negara, kasus money politic kepada anggota DPRD Kota Medan Periode 1999-2004, penyalahgunaan APBD karena diduga kas pemerintah kota Medan
yang kosong dan memiliki tagihan hutang dari Bank Sumut. Untuk mengatasi berita tersebut agar tidak menjadi opini publik di masyarakat kota Medan, konon
kabarnya Abdillah juga menggunakan jaringan PP, IPK, dan FKPPI untuk menyelesaikan kasusnya. Beberapa pengurus PP dan IPK sudah sering ”keluar
masuk” untuk berurusan dengan kepolisian dan kejaksaan di kota Medan dalam kasus-kasus perkelahian dan perjudian. Untuk beberapa kasus ringan mereka
136
Wawancara dengan Martius Latuparisa di Medan, 17 Oktober 2007.
Universitas Sumatera Utara
91 tinggal telepon kapolsek atau kanit setempat untuk menjelaskannya.
137
Dengan kekuatan uang serta kekuasaan organisasi pemuda itu bisa menyelesaikan
persoalan-persoalan yang besar dan pelik. Persekutuan yang dibangun antara pimpinan organisasi pemuda yang
banyak melakukan aktivitas premanisme, pimpinan partai politik, kepolisian, dan kejaksaan sangat kental dalam proses pilkada tahun 2005 di kota Medan.
Kekuatan lobi yang dimiliki oleh Pemuda Pancasila, IPK, dan FKPPI dengan institusi politik lokal di kota Medan telah terjalin dengan sangat baik. Dalam
kaitan ini, ada indikasi bahwa pihak kejaksaan dan kepolisian tentunya telah mendapat beberapa bentuk bantuan yang diberikan oleh ketiga organisasi
pemuda ini. Namun, bentuk dan model perlakuannya perlu dilihat dalam kajian- kajian yang spesifik.
3.5. Analisis Dukungan, Kedudukan Tim Sukses, serta Lobi dan Jaringan PP, IPK, dan FKPPI