73
BAB III POSISI POLITIK PEMUDA PANCASILA, IKATAN PEMUDA KARYA, DAN
FKPPI DALAM PILKADA LANGSUNG KOTA MEDAN TAHUN 2005
3.1. Pelaksanaan Pilkada Langsung Kota Medan Tahun 2005
Pemilihan kepala daerah secara langsung ditetapkan dan dilaksanakan tanggal 27 Juni 2005 melalui keputusan KPU kota Medan. Pilkada Langsung itu
diikuti oleh 2 pasangan calon yaitu, sesuai nomor pencalonan, Maulana Pohan – Sigit Pramono dan Abdillah – Ramli. Maulana Pohan – Sigit Pramono dicalonkan
oleh Partai Keadilan Sejahtera PKS sedangkan Abdillah – Ramli dicalonkan oleh gabungan dari 8 Partai Politik Partai Golkar, PDI-P, PPP, Partai Demokrat,
PBR, Partai Patriot Pancasila, PAN, PDS. Pasangan Abdillah – Ramli dianggap ideal dalam memimpin kota Medan
karena bergabungnya pengusaha dan birokrat. Ini merupakan isu pertama yang sering disosialisasikan. Secara umum untuk memenangkan kontes pilkada
langsung pasangan Abdillah – Ramli membentuk dua organisasi tim sukses. Pertama, tim sukses secara resmi mereka deklarasikan yaitu Abillah – Ramli
Center AR Center. Tim ini terdiri dari unsur-unsur partai politik pendukung dan organisasi massa atau kelompok kepentingan yang mendukung pasangan
Abdillah – Ramli sebagai calon Walikota Medan Periode 2005-2010. Kedua, tim sukses yang dibentuk oleh Abdillah sendiri yaitu Medan
Madani Center MMC. Tim ini terdiri dari kelompok pemikir, yang diambil dari beberapa dosen dari perguruan tinggi di kota Medan, LSM serta merekrut tokoh-
tokoh masyarakat di tingkat lingkungan seperti tokoh agama ustad, pendeta, biksu, dan lain sebagainya, tokoh adat misalnya pujakesumaputera jawa
kelahiran sumatera, BMMBarisan Muda Melayu pada tingkat lingkungan, dan lain sebagainya. Kedua organisasi tim sukses ini dipimpin oleh Said Abdullah,
saudara sepupu Adillah, sebagai Ketua Tim Sukses. Struktur organisasi baik AR Center maupun MMC disusun secara
berbeda. Sekretaris AR Centre adalah Armen Ginting, sahabat dekat Abdillah
Universitas Sumatera Utara
74 dan rekan kerja usaha kontraktor di perusahannya Abdillah. Sedangkan
Bendaraha adalah Ramli, suami dari kemanakan Abdillah yang sehari-harinya bekerja sebagai akuntan di perusahaan kontraktornya Abdillah. Jadi, unsur-unsur
penting dalam organisasi ini seperti Ketua, Sekretaris, dan Bendahara dipegang oleh orang-orang kepercayaannya Abdillah yang berasal dari perusahaan
kontraktornya Abdillah dan juga kerabatnya sendiri. Sedangkan pengurus partai dan organisasi massa pendukung ditempatkan sebagai wakil-wakil dan bidang-
bidang dalam tim tersebut. Sedangkan, di MMC tidak ada struktur formal yang ditemukan seperti
pada AR Center. Yang paling menonjol di MMC adalah kelompok pemikir yang memberikan masukan kepada Abdillah tentang proses pilkada. Masukan tersebut
berasal dari organ-organ masyarakat yang dibentuk oleh MMC sampai ke tingkat paling bawah yaitu lingkungan dan beberapa hasil survey yang dibuat secara
khusus oleh MMC. Organisasi yang dibentuk Abdillah ini, juga melakukan kegiatan kontrol yang telah dilakukan oleh parpol begitu juga dengan organisasi
pemudapreman seperti IPK, PP, dan FKPPI. Dalam pandangan MMC, keterlibatan parpol dan organisasi pemuda itu tidak diperlukan justru melibatkan
unsur parpol dan OKP akan berdampak negatif bagi citra pasangan ini. Tindakan itu akan menjadi kontraproduktif bagi masyarakat untuk memilih pasangan ini.
106
Tabel 3.1: Perbedaan Tugas Organisasi Tim Sukses Abdillah
pada Pilkada Langsung Kota Medan tahun 2005 Variabel
Abdillah – Ramli Center AR Center
Medan Madani Center MMC
Struktur Pengurus Partai Politik,
Organisasi pemuda, dan kelompok kepentingan
Kelompok pemikir pendidik, ustad, beberapa
kalangan LSM Pengerah Massa
Menggunakan massa parpol dan ormas
pendukung di tingkat ranting dan anak ranting
Menggunakan tokoh masyarakat di tingkat
lingkungan
Bidang Melaksanakan
perencanaan tim sukses AR Center
Melaksanakan perencanaan MMC dan
mengevaluasi sekaligus mengontrol pekerjaan Tim
AR Center
106
Wawancara dengan Taufan Damanik, 17 Oktober 2007.
Universitas Sumatera Utara
75 Sumber Dana
Abdillah – Ramli Abdillah
Sumber: diolah dari berbagai wawancara dengan beberapa nara sumber
Lain halnya dengan Maulana – Sigit, pasangan birokrat dan politisi, Maulana, pada saat menjadi calon walikota medan tahun 2005, adalah seorang
birokrat dengan jabatan sebagai wakil Walikota Medan pada periode 1999-2004 wakilnya Abdillah. Sedangkan Sigit Pramono adalah seorang politisi dari PKS
yang baru muncul ketika masa reformasi. Kedua pasangan ini diusung oleh PKS, yang memperoleh 9 kursi di DPRD kota Medan. Maulana – Sigit Center adalah
tim sukses yang dibentuk kedua pasangan ini dan sangat mengandalkan konstituen pemilih PKS. Mesin politik PKS dinilai, oleh pendukung pasangan ini,
sangat efektif. Melihat hasil Pemilu 2004, PKS memperoleh suara sah sebanyak 21,3.
Karena itu, model tim sukses yang dibentuk sangat mengandalkan strategi kampanye yang dilakukan PKS dalam Pemilu 2004 ditambah beberapa
dukungan dari organisasi massa misalnya Federasi Serikat Petani Seluruh IndonesiaFSPI yang berkedudukan di Medan, sebagian tokoh Pemuda
Pancasila dan sebagainya dan beberapa LSM yang menjadi pendukung pasangan ini.
Dukungan dari para ustad baik yang menjadi kader PKS maupun simpatisannya dinilai cukup efektif untuk memperoleh dukungan publik di Medan
bagi pasangan ini. Karena sumber pendanaan yang sangat terbatas dibanding dengan kompetitornya, maka calon pasangan ini tidak begitu banyak melakukan
pembentukan opini di media cetak maupun elektronik. Media utama yang diandalkan adalah forum-forum pengajian yang dilakukan para ustad serta
pertemuan antar lintas agama dan etnis yang sangat sering dihadiri oleh pasangan calon dari PKS ini.
Selain itu, dukungan dari beberapa pengusaha yang tergabung di Kadin menjadi modal politik dan ekonomi bagi pasangan Maulana – Sigit. Tercatat
Yopie S. Batubara, Ketua Kadin Sumut saat itu, memobilisasi dukungan dari para
Universitas Sumatera Utara
76 pengusaha untuk pasangan ini.
107
Tidak sedikit dukungan baik secara kelembagaan dan finansial yang diberikan kelompok pengusaha untuk
memenangkan pasangan Maulana – Sigit. Pelaksanaan Pilkada Langsung tahun 2005 itu kemudian diikuti oleh
804.122 pemilih dari 1.389.061. Artinya sebanyak 57,88 pemilih yang ikut mencoblos dalam pilkada langsung itu. Pada saat pemilihan Abdillah-Ramli
dinyatakan sebagai pasangan yang meraih suara terbesar yaitu 63,7 sedangkan Maulana Pohan – Sigit Pramono meraih suara sebesar 36,3.
Partisipasi masyarakat kota Medan dalam pilkada langsung tahun 2005 memang terlihat menurun dibanding pemilu legislatif dan presiden pada tahun 2004.
Jumlah pemilih yang datang ke TPS pada pemilu legislatif adalah sebesar 76,88.
Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa pertama terjadi penurunan jumlah pemilih yang datang ke Tempat Pemungutan Suara TPS dalam pilkada
langsung yang pertama dilakukan di kota Medan dengan pemilih pada Pemilu Legislatif, DPD, dan Pemilihan Presiden Langsung tahun 2004 yaitu sebesar
19.
108
Sebagian besar alasan yang menyebabkannya adalah karena masyarakat bosan karena harus datang ke TPS padahal waktu tersebut lebih
baik digunakan untuk berlibur dengan keluarga atau teman kantor. Alasan lainnya juga dikarenakan masyarakat sudah merasa yakin bahwa pemenangnya
adalah Abdillah, calon incumbent, yang setiap hari selalu muncul dengan kisah- kisah suksesnya membangun kota Medan di kebanyakan koran lokal dan siaran
lokalnya Metro TV di kota Medan. Tentunya ini berpengaruh kepada publik untuk menentukan pilihannya kepada calon yang paling sering mereka dengar
ketimbang alasan pilihan yang lebih rasional.
109
107
Pada saat proses pilkada langsung tahun 2005 di Kota Medan Yopie S. Batubara adalah Ketua Kadin Sumut dan anggota DPD-RI dari daerah Sumatera Utara. Ketika pemilihan walikota tahun
1999, Yopie, mendukung Ridwan Batubara adik tirinya yang diusung PDIP sebagai saingan Abdillah.
108
Dari data KPUD Kota Medan tahun 2006 disebutkan bahwa pada Pemilu Legislatif tahun 2004 jumlah pemilih yang mencoblos sebesar 75,15. Sedangkan pada Pilpres tahun 2004 jumlah
pemilih yang datang ke TPS sebesar 70,12.
109
Wawancara dengan Amir Purba di Medan, seorang akademisi, 18 Oktober 2007.
Universitas Sumatera Utara
77
3.2. Dukungan Politik PP, IPK, dan FKPPI dalam Pilkada Langsung Kota Medan Tahun 2005