11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Pengertian Persepsi
Presepsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu perception, yang berarti pengamatan
11
. Menurut Sarlito Wirawan Sarsono, persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokan, memfokuskan objek-objek
disebut sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan.
12
Presepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan. Pengindraan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui
alat indra, namun proses tersebut tidak berhenti di situ saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf ,
dan proses selanjutnya merupakan proses presepsi. Karena itu, proses presepsi tidak dapat lepas dari proses pengindraan, dan proses pengindraan merupakan
proses yang mendahului terjadinya prsepsi. Proses pengindraan terjadi setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima stimulus yang mengenai dirinya
melalui alat indra. Alat indra merupakan penghubung antara individu dengan dunia luar. Stimulus yang mengenai individu itu kemudian diorganisasikan,
diinterpretasikan sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderanya itu. Proses inilah yang dimaksud dengan presepsi.
11
W. J. S Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggris Indonesia, Bandung : Hasta, 1982, h. 143
12
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta : Bulan Bintang, 1982, cet. 11, h. 39
11
12
Aktifitas jiwa manusia mengenai rangsangan-rangsangan yang melalui alat-alat indra dengan kemampuan manusia mengenai lingkungan hidupnya,
disebut presepsi atau pengamatan. Manusia yang memperesepsi tersebut tidak terbatas pada rangsangan dari benda-benda atau obyek-obyek alam luar, akan
tetapi juga dapat mengenali rangsangan sakit, lapar, dahaga, yang merupakan fakta-fakta obyektif dari dalam diri manusia. Oleh karena itu, presepsi adalah
proses individu mengenali obyek-obyek dan fakta-fakta obyektif dengan menggunakan alat indera.
13
Dengan presepsi, individu dapat menyadari, dan mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri
individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dalam presepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat
datang dari dalam individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang disebut presepsi diri self-
perception. Karena dalam presepsi itu merupakan aktifitas yang integred, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman,
kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperandalam presepsi tersebut. Berdasarkan atas hal
tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam presepsi itu sekalipun stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir tidak sama,
kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil presepsi antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan tersebut
memberikan gambaran bahwa presepsi itu memang bersifat individual.
2. Faktor-fakor yang mempengaruhi presepsi
Presepsi merupakan proses organisasi yang berwujud diterimaya stimulus oleh individu melalui alat indranya dan menggabungkan data-data
indra untuk dikembangkan sedemikian rupa. Menurut Sarlito Wirawan Sarsono terdapat enam faktor yang mempengaruhi preepsi, yaitu :
13
Zikri Neni Iska. Psikologi Pegantar Pemahaman Diri Dan lingkungan Jakarta : Kizi Brother’s, 2006 cet. 1 h. 54
13
a. Perhatian : Biasa kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di sekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian pad satu atau dua
objek saja. Perbedaan fokus antara satu dengan orang lain, menyebabkan perbedaan presepsi antara mereka.
b. Set : Set adalah harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul. misalnya, pada seorang pelari yang siap di garis “start” terdapat set bahwa
akan terdengan bunyi pistol di saat mana ia harus berlari. c. Kebutuhan : Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri
seseorang, akan mempengaruhi presepsi orang tersebut. d. Sistem nilai : Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat
berpengaruh pula terhadap presepsi e. Ciri kepribadian : Ciri kepribadian akan mempengaruhi pula presepsi
f. Gangguan kejiwaan : Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan presepsi yang disebut halusinasi. Berbeda dengan ilusi, halusinasi bersifat
individual, jadi hanya dialami oleh penderita yang bersangkutan saja.
14
3. Ciri-ciri Presepsi.
Pengindraan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini disebut persepsi. Agar dihasilkan suatu pengindraan yang bermakna ada ciri-ciri umum
persepsi, yaitu : a. Rangsangan-rangsangan yang diterima harus sesuai dengan modalitas
tiap-tiap indra b. Dunia persepsi mempunyai sifat ruang
c. Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu d. Objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai
struktur yang menyatu dengan konteksnya
15
. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa presepsi bukan
proses pengindraan saja, tetapi ada unsur intepretasi di dalamnya. Persepsi juga merupakan proses pengamatan individu terhadap segala sesuatu yang ada di
lingkungannya dengan menggunakan indranya yang dimilikinya, hasil proses pengamatan tersebut menjadikan individu sadar terhadap segala sesuatu yang ada
dilingkungannya, di samping itu, presepsi individu muncul karena adanya aktifitas mengindra, menginterpretasikan dan memberi penilaian terhadap objek-objek
fisik maupun sosial yang ada dilingkungannya. secara singkat persepsi informasi
14
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi ...... cet. VIII, h. 43-44
15
Zikri Neni Iska. Psikologi Pegantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan Jakarta : Kizi Brother’s 2006 cet. 1 h. 57
14
proses menginterpretasikan atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem indera manusia.
B. Pengelolaan Kelas
1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab Guru kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar
tercapai oleh kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan.
16
Pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap masalah dan situasi. ini berarti guru bertugas menciptakan,
memperbaiki, dan memelihara sistem atau organisasi kelas, sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuan dan bakatnya pada tugas-tugas individu.
Sedangkan menurut Sadirman A.M, bahwa pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas, karena itu kelas mempunyai peran dan
fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses interaksi edukatif.
17
Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari dan bahkan waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu berubah. Hari ini anak didik
dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu tenang. Selain itu terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya di masa mendatang
persaingan itu menjadi tidak sehat, Oleh karena itu, kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional anak didik.
Jadi, pengelolaan kelas adalah suatu upaya mendayagunakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif dalam
mencapai tujuan pembelajaran. M. Entang mengemukakan bahwa pengelolaan kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal dalam proses mengajar
18
. Dari pengertian pengelolaan kelas tersebut, penulis dapat menyimpulkan
bahwa pengelolaan kelas adalah suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh
16
Suharsimi, Arikunto, Pengelolaan Kelas Dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, jakarta : CV, Rajawali, 1988 , cet ke-2, h. 68
17
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta :PT Renika Cipta, 2000, cet ke-1, h. 172.
18
Ade Rukmana dan Asep Surya, Pengelolaan Kelas PT : Universitas Pendidikan Indonesia UPI PRESS, 2006, cet ke-1, h. 29
15
seorang guru dengan tujuan agar terjadi proses belajar mengajar dengan situasi dan kondisi yang efektif, kondusif dan menyenangkan bagi kedua belah pihak
yaitu antara guru yang mengajar dan siswa yang sehingga tercapai suatu pembelajaran yang optimal. Mengelola kelas merupakan suatu keterampilan
seorang guru untuk menciptakan suasana pengajaran yang serasi tanpa adaanya suatu gangguan. Seorang guru harus berusaha mengembalikan kondisi tersebut
jika terdapat hal-hal yang mengganggu konsentrasi siswa serta mengganggu kelancaaran belajar. Suatu kondisi belajar yang optimal akan dicapai apabila
seorang guru mampu mengatur siswa dengan suasana pelajaran yang serasi dan mengendalikan suasana belajar yang menyenangkan.
2. Pengaturan siswa di dalam kelas.
Kualitas dan kuantitas siswa di dalam kelas bergantung pada banyaknya faktor antara lain adalah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam kelas, serta
kondisi umum dan suasana di dalam kelas
19
. Untuk lebih jelasnya, pengaturan siswa dan fasilitas kelas dapat dilihat dalam
bagan seperti ini
20
. Kegiatan pengelolaan kelas
Mengatur orang
kondisi Emosional
- Tingkah laku - Kedisiplinan
- Minat - Antusias belajar
- Dinamika kelompok Mengatur fasilitas belajar mengajar
Kondisi Fisik - Ventilasi
- Pencahayaan - Kenyamanan
- Letak duduk - Penempatan siswa
kegiatan pengelolaan kelas secara dinamis antara lain adalah sebagai berikut :
19
Ibid, hal.10
20
Ade Rukmana, Asep Suryana, Pengelolaan Kelas ...................... h. 33
16
a. Pengelolaan Tempat Belajar Atau Ruang Kelas Pengelolaan tempat belajar atau ruang ini sangatlah penting dilakukan
untuk dapat menciptakan suasana belajar yang beraneka ragam sehingga siswa tidak merasa jenuh dikelas setiap harinya. Pengelolaan tempat
belajar ini meliputi pengelolaan terhadap benda-benda yang ada diruang belajar seperti meja, kursi yang disusun bervariasi diantaranya :
1. Bentuk kelompok
Manfaatnya adalah : Siswa mudah untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi baik antara guru dan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.
2. Bentuk U
17
Manfaatnya adalah : Siswa dapat dengan mudah menjangkau alat dan sumber belajar, siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain di dalam
kelas 3. bentuk berjajar atau secara berbaris
Manfaatnya adalah siswa dapat bekerja secara perorangan, walaupun sebenarnya pengaturan duduk seperti ini sedikit kurang optimal bagi siswa yang mendapat
posisi duduk di belakang, karena terlalu jauh dari jangkauan alat dan sumber belajar. Oleh karena itu peran seorang guru sangatlh penting di dalam kelas.
Seorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajarSeorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan berusaha
mengembalikan kondisi tersebut jika terdapat hal-hal yang mengganggu konsentrasi siswa serta mengganggu kelancaran belajar.