22
Penanaman disiplin hendaknya didominasi dengan memberikan contoh melalui perbuatan, kemudian didukung oleh perkataan melalui apa yang mereka
lihat. Pengelolaan kelas tersebut akan menjadi sangat efektif apabila guru mampu melaksanakan prinsipnya sebagai seorang guru dan dapat menciptakan suasanya
yang menyenangkan.
23
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari berbagai prinsip pengelolaan kelas bagi seorang guru adalah harus lebih menekankan pada hal-hal yang positif agar
penanaman disiplin pada diri siswa dapat menghasilkan pendidikan yang bermutu baik secara moril dan intelektual.
5. Tujuan Pengelolaan Kelas
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai
hasil yang baik, sedangkan tujuan khusus dalam mengelola kelas adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar,
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
24
Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Kerena ada tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas, walaupun terkadang kelelahan
fisik meupun fikiran. Guru sadar tanpa mengelola kelas dengan baik, maka akan menghambat kegiatan belajar mengejarnya. Itu sama saja membiarkan jalannya
pengajaran tanpa membawa hasil, yaitu mengantarkan anak didik dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjasi mengerti, dan dari tidak berilmu
menjadi berilmu. Agar proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa
mendapatkan hasil yang memuaskan, maka di dalam pengelolaan kelas diperlukan adanya suatu tujuan agar dalam mengelola kelas mendapatkan hasil yang
signifikan. Dan akan sia-sia jika seorang guru dalam menciptakan pengelolaan kelas tanpa adanya tujuan.
beberapa indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah sebagai berikut :
23
Syamsul Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Renika Cipta 2000, cet 1, h. 148-149
24
Moh.Uzer, Menjadi Guru Profesional, h. 10
23
a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet. artinya tidak ada anak yang berhenti kerena tidak tahu tugas yang akan dilakukan atau tidak dapat
melakukan tugas yang diberikan oleh guru b. Setiap anak harus melakukan pekerjaan sekolah tanpa membuang
waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar dengan cepat menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
25
Selanjutnya menurut Syaiful Bahri Djamarah membagi tujuan pengelolaan kelas menjadi dua bagian yaitu :
1 Untuk Anak Didik a Mendorong anak didik mengembanhkan tanggung jawab individu
terhadap tingkah lakuya dan kebutuhan untuk mengontrol diri sebdiri b Membantu anak didik mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan
tata tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru meerupakan suatu perigatan dan bukan kemarahan
c Membengkitkan rasa tanggung jawab dalam tugas dan kegiatan yang diadakan sekolah
2 Untuk Guru a Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan
pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat b Menyadari kebutuhan anak didik dan memilih kemampuan dalam
memberi petunjuk secara jelas kepada anak didik c Mempelajari bagaimana merespon secara efektif terhadap tingkah laku
anak didik yang tidak serius belajar mengganggu suasana belajar. d Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yan dapat
digunakan pada siiswa yang mempunyai masalah pada tingkah laku anak didik di dalam kelas.
26
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas bagi siswa adalah mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap tingkah lakunya,
siswa mengetahui tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib, dan teguran yang diberikan guru bukanlah kemarahan melainkan suatu teguran atau peringatan atas
kesalahan yang diperbuatnya, menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang baik. Sedangkan tujuan pengelolaan kelas
bagi guru adalah mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar sehingga siswa dapat mengembangkan
25
Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Kelas Dan Siswa Sebuah Pendekatan Edukatif, ............... h. 68
26
Syamsul Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : PT Renika Cipta 2000, cet 1, h.130