Indikator Fisik Indikator Ekonomi Tenaga Kerja

commit to user 25 b. Kategori Sejahtera atau Tidak Miskin Adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi lima kebutuhan dasarnya. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 dua kali sehari atau lebih dengan mengkonsumsi dagingtelursusu, lebih dari sekali dalam seminggu. Mampu membeli lebih dari satu stel pakaian dalam setahun. Luas lantai per orang minimal 8 m 2 . Indikator ekonomi digunakan untuk mengukur kondisi ekonomi masyarakat dari hasil usaha pengolahan alkohol. Dengan mengetahui tingkat pendapatan penduduk yang memiliki usaha pengolahan alkohol maka juga dapat diketahui kontribusi pendapatan terhadap rumah tinggal, konsumsi sehari-hari dan kendaraan pribadi. Selain itu, kondisi ekonomi masyarakat yang memiliki usaha pengolahan alkohol juga dapat untuk mengetahui tingkat kesejahteraan yang terbagi menjadi dua tingkatan yaitu keluarga miskin dan tidak miskin atau sejahtera. Berikut indikator keluarga miskin dan sejahtera yang dapat dilihat dari indikator fisik tempat tinggal perumahan dan indikator ekonomi: Tabel 2.3 Pembagian Tingkat Kesejahteraan. No. Indikator Tingkatan Kesejahteraan Miskin Tidak Miskin Pra Sejahtera Kurang Sejahtera Sejahtera

1. Indikator Fisik

Tempat Tinggal a. Luas Lantai Tempat Tinggal 6 m 2 per orang 6-7 m 2 per orang ≥ 8 m 2 per orang b. Dinding Tempat Tinggal Dinding dari bambu, rumbia, kayu kualitas rendah. Dinding dari bambu, rumbia, kayu berkualitas rendah dan sebagian sudah berupa tembok. Dinding sudah berupa tembok c. Lantai Bangunan Lantai masih berupa tanah. Lantai sebagian masih berupa tanah dan sebagian sudah berupa cor, tegel dan keramik. Lantai sudah berupa cor, tegel dan keramik. commit to user 26 No. Indikator Tingkatan Kesejahteraan Miskin Tidak Miskin Pra Sejahtera Kurang Sejahtera Sejahtera

2. Indikator Ekonomi

a. Penghasilan Kepala Keluarga Penghasilan kurang dari Rp 300.000 per bulan. Penghasilan kurang dari Rp 600.000-Rp 300.000 per bulan. Penghasilan Rp 600.000 per bulan atau lebih. b. Konsumsi Makanan Belum tentu mengkonsumsi daging telur susu satu kali dalam seminggu. Hanya mengkonsumsi daging telursusu satu kali dalam seminggu. Mengkonsumsi daging telur susu lebih dari satu kali dalam seminggu. c. Kepemilikan Barang Tidak memiliki barang yang mudah dijual. Memiliki barang yang mudah dijual dengan nilai barang kurang dari Rp 500.000 Memiliki barang yang mudah dijual dengan nilai barang lebih dari Rp 500.000 seperti mobil, sepeda motor dll. Sumber : Analsis Peneliti, 2011 berdasarkan ukuran kemiskinan dari BKKBN.

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja menurut Biro Pusat Statistik adalah semua orang yang biasanya bekerja di perusahaan atau usaha. Tenaga kerja dibagi atas tenaga kerja di bayar dan tenaga kerja tak dibayar. Tenaga kerja di bayar atau sering disebut dengan buruh atau pegawai adalah pekerja yang mendapat upah atau gaji dan tunjangan-tunjangan, baik berupa uang atau barang. Sedangkan tenaga kerja tak dibayar adalah pemilik perusahaan dan pekerja keluarga yang ikut aktif dalam perusahaan, tetapi tidak mendapat upah atau gaji. Tenaga Kerja dapat dikelompokkan menjadi tenaga kerja berdasarkan aspek demografi dan sosial ekonomi. Tenaga kerja berdasarkan aspek demografi dilihat dari umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, commit to user 27 beban tanggungan keluarga dan daerah asal tenaga kerja. Sedangkan tenaga kerja berdasarkan aspek sosial ekonomi dilihat dari lama kerja, sistem upah dan lama jam kerja. Heru Kristanto, 2009:18. Pengklasifikasian tersebut yaitu : a. Tenaga Kerja Berdasarkan Aspek Demografi 1 Umur Umur menentukan data demografi yang sangat vital karena umur dapat digunakan sebagai dasar kependudukan yang erat kaitannya dengan ekonomi penduduk. Umur dapat diketahui dari tanggal, bulan, dan tahun kelulusan. Perhitungan umur dinyatakan dalam tahun yang dibulatkan kebawah atau menurut ulang tahun terakhir Nurdin, dalam Wirosuhardjo. Komposisi penduduk menurut umur Samadi.2006:32 dapat dikelompokkan menjadi : a Umur 0-14 tahun Pada kelompok umur ini maka seseorang dikatakan mempunyai usia yang belum produktif atau belum mampu bekerja. b Umur 15-59 tahun Pada kelompok umur ini maka seseorang dapat dikatakan mempunyai usia yang sudah produktif atau usia kerja. c Umur diatas 60 tahun Pada kelompok umur ini maka seseorang dapat dikatakan mempunyai usia yang sudah tidak produktif lagi atau tidak mampu bekerja. Dengan mengelompokkan komposisi tenaga kerja menurut umur maka dapat di ketahui tenaga kerja industri alkohol termasuk dalam kelompok tenaga kerja berusia belum produktif, produktif atau tidak produktif. commit to user 28 2 Jenis Kelamin Jenis kelamin dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tenaga kerja industri alkohol termasuk kategori jenis kelamin laki- laki atau perempuan. 3 Tingkat Pendidikan Untuk mengetahui tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh tenaga kerja yaitu membagi tingkat pendidikan sebagai berikut: a Tidak Tamat SD b Tamat SD c Tamat SLTP d Tamat SLTA e Tamat Diploma Sarjana 4 Status Perkawinan Menurut Wirosuhardjo 1981:146, status perkawinan di kelompokkan menjadi : a Belum Kawin b Kawin c JandaDuda d Cerai Dengan mewawancarai para tenaga kerja maka diketahui status perkawinan para tenaga kerja industri alkohol. Tahap mengetahui status perkawinan para tenaga kerja sangat penting karena status perkawinan mempengaruhi beban tanggungan keluarga. 5 Beban Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga menjadi indikator untuk mengetahui tingkat konsumsi dan biaya rumah tangga. Semakin tinggi jumlah tanggungan keluarga maka akan semakin berat tanggungan ekonomi yang harus dipikul kepala rumah tangga dan sebaliknya. Pencarian commit to user 29 informasi beban tanggungan keluarga terhadap para tenaga kerja dapat untuk mengetahui berapa jumlah anggota keluarga atau orang yang ikut tinggal dan menggantungkan hidup pada rumah tangga masing-masing tenaga kerja. 6 Daerah Asal Data mengenai daerah asal para tenaga kerja digunakan untuk mengetahui apakah tenaga kerja termasuk dalam kelompok tenaga kerja asli daerah tersebut atau tenaga kerja pendatang dari daerah lain. Seseorang akan melakukan mobilitas ke daerah lain untuk memperoleh peningkatan pendapatan dalam mencapai pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan hidup. 7 Tenaga kerja berdasarkan aspek sosial ekonomi a Lama Kerja Lama kerja berkaitan erat dengan waktu bekerja tahun tenaga kerja. Dengan mencari data lama kerja maka untuk mengetahui berapa lama para tenaga kerja sudah bekerja di industri tersebut. b Sistem Upah Sistem upah merupakan hal penting dalam menentukan tingkat pendapatan yang diterima para tenaga kerja sehingga dapat diketahui seberapa besar pendapatan tersebut meningkatkan taraf kesejahteraan hidup. Sistem upah dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan lama kerjapengalamankeahlian masing-masing tenaga kerja. c Lama Jam Kerja Jam kerja merupakan total waktu para tenaga kerja bekerja dari mulai masuk kerja sampai dengan pulang kerja. Jam kerja mempengaruhi tingkat pendapatan tenaga kerja. commit to user 30

E. Pengaruh Sosial dan Budaya dalam Industri.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keberadaan Dan Kegiatan Industri Pulp Dan Rayon Terhadap Lingkungan Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat Petani Sekitar Di Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir

0 28 111

STUDI INDUSTRI GENTENG DI DESA DEMAKAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007

2 5 126

PERKEMBANGAN INDUSTRI ROTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

0 26 91

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BANJIR DI DESA TEGALMADE KECAMATAN MOJOLABAN Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Banjir Di Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

0 0 14

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BANJIR DI DESA TEGALMADE KECAMATAN MOJOLABAN Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Banjir Di Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

0 1 14

MAKNA REFERSENSIAL PADA NAMA GENTENG DI DESA BEKONANG KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 6

ANALISIS PERKEMBANGAN PRODUKSI USAHA INDUSTRI ALKOHOL DI DESA BEKONANG KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2002 – TAHUN 2006.

0 0 19

JUAL BELI ALKOHOL DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DI PABRIK CIU DESA BEKONANG KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO.

0 3 26

PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI SIRUP JERUK NIPIS PERAS TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIAWIGEBANG KECAMATAN CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN.

9 27 40

PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT: Studi di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung.

19 76 49