Tingkat Perkembangan Industri Alkohol Proses Pengolahan Alkohol

commit to user 87

D. Proses Pengolahan Alkohol

1. Peralatan Alat yang digunakan : a. Drum plastik: tempat untuk proses fermentasi dan proses pendinginan setelah penyulingan. b. Drum pemasak: tempat untuk menyuling. c. Selang plastik: untuk mengalirkan hasil penyulingan ke drum pendingin. d. Pompa air: tempat mengalirkan air ke pendingin. e. Drum atau dirigen penempatan hasil. f. Alkohol meter: alat untuk mengukur kadar alkohol. g. Kondensor pendingin: berupa spiral yang dimasukkan kedalam tangki air. Berikut gambar alat-alat yang digunakan dalam proses produksi: Gambar 4.9. Alkohol Meter Gambar 4.10. Spiral Pendingin 2. Proses Pengolahan Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan alkohol adalah tetes tebu yang diperoleh dari pabrik gula yang diproses menggunakan cara destilasi. Tahap pertama tempat pengolahan dengan menggunakan tangki yang berkapasitas 200 liter. commit to user 88 Di dalam tangki terdiri atas larutan: a. Tetes tebu sebanyak 60 liter 30 . b. Air sebanyak 60 liter 30 . c. Sisa proses sebanyak 60 liter 30 . d. Ragi sebanyak 20 liter 10 . e. Sodium metabisulfit sebanyak 100 ml 0,1 . Di dalam tangki ini terjadi proses fermentasi yang berlangsung selama kurang lebih enam sampai dengan tujuh hari. Larutan yang berkapasitas 200 liter diproses yaitu dengan cara destilasi atau penyulingan. Proses pertama yaitu melakukan penyulingan 1 terhadap larutan 200 liter hingga menghasilkan 60 liter alkohol dengan kadar 30-37 , kemudian larutan 60 liter disuling 2 hingga menjadi 30 liter alkohol dengan kadar 75 . Kemudian larutan ini disuling lagi 3 hingga kadar alkoholnya mencapai 90 dimana larutan ini hanya tersisa menjadi 24 liter dan siap dipasarkan. Dari tahapan penyulingan tersebut maka dapat diketahui bahwa hanya 40 dari bahan tetes tebu saja atau 12 dari larutan yang menjadi alkohol berkadar 90 . Berikut diagram alir proses pembuatan alkohol: Diagram Alir Proses produksi alkohol v Gambar 4.11. Diagram Alir Proses Produksi Alkohol. Tetes Tebu = 60 Liter 30 Air = 60 Liter 30 Sisa Proses = 60 Liter 30 Ragi = 20 Liter 10 Fermentasi selama 6-7 hari di bak penampungan atau drum Dipasarkan Larutan 200 liter P en y u li n g a n 1 D ib ak ar d en g an k ay u d an s er b u k k ay u Alkohol 60 Liter dengan kadar alkohol 30-37 P en y u li n g a n 2 D ib ak ar d en g an k ay u d an s er b u k k ay u Alkohol 30 Liter dengan kadar alkohol 75 24 LITER ALKOHOL kadar 90 Limbah Cair dan Padat “Badek”. Wujud seperti lumpur.Tidak dibuang karena untuk bahan campuran proses produksi selanjutnya Limbah Cair, warna sangat keruh kehitam- hitaman Limbah Cair, warna sudah mulai kecoklat- coklatan P e n y u li n g a n 3 D ib ak ar d en g an k ay u Pemberian spiral pendingin sehingga panas limbah yang dihasilkan dari proses penyulingan menjadi berkurang. Diberi Sodium Metabisulfit Kaustik Soda agar bau enak dan sebagai katalis pemisah air dengan alkohol murni. commit to user 90

E. Limbah yang Dihasilkan dan Prasarana Pembuangan Limbah.

Limbah yang dihasilkan dari proses produksi yaitu berupa limbah gas asap, padat dan cair. Limbah gas asap yaitu berupa hasil pembakaran dari setiap proses penyulingan alkohol. Pembakaran menggunakan kayu digunakan untuk memanaskan drum tetes tebu atau drum alkohol sehingga kadarnya menjadi meningkat. Karena dalam proses pengolahan terdapat tiga tahap penyulingan maka setiap tahap penyulingan terjadi proses pembakaran. Limbah padat hampir menyerupai lumpur akan tetapi apabila langsung dibuang ke lahan maka akan menjadikan lahan tersebut rusak karena limbah padat yang baru dihasilkan masih bersifat panas. Limbah padat yang diolah terlebih dahulu dengan campuran tanah dapat menyuburkan lahan pertanian sehingga membantu warga karena dapat menjadi pengganti pupuk. Limbah cair dari proses produksi sering disebut dengan air limbah. Air limbah yang dihasilkan tiap pengrajin alkohol berbeda-beda karena air limbah yang dihasilkan tergantung pada besarnya kapasitas produksi. Untuk pengrajin yang mempunyai kapasitas produksi 15 liter hari maka menghasilkan air limbah Penyulingan 2 dan 3 25-30 literhari, untuk kapasitas produksi 30 literhari maka menghasilkan air limbah 40-60 literhari, sedangkan dari seluruh anggota peguyuban alkohol Desa Bekonang dengan jumlah pengrajin 65 keluarga, rata- rata membuang air limbah ± 3.600-4.000 literhari atau ± 3,6-4 m³. Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo. Pembuangan limbah cair dilakukan dengan cara mengangkut secara perorangan dari tempat produksi ke lokasi Instalasi Pengolah Air Limbah IPAL dengan menggunakan gerobag, truk kecil atau pick-up dan dengan dipikul. Waktu pembuangan pada umumnya sekitar jam 11.00-16.00 WIB. Pengoperasian IPAL tidak dilakukan secara khusus oleh operator, namun hanya dengan pemantauan oleh petugas Badan Lingkungan Hidup, apabila terjadi pengaliran yang kurang lancar maka dilakukan perbaikan seperlunya, commit to user 91 untuk pengelolaan IPAL, anggota paguyuban pengusaha alkohol tidak belum dipungut retribusi dan tidak ditunjuk petugas khusus sehingga tidak masuk di pendapatan daerah Kabupaten Sukoharjo. Dukuh Sentul dan Sembung Kulon yang merupakan area sentra industri alkohol tidak dilengkapi dengan prasarana khusus seperti saluran pembuangan menuju IPAL. Dengan kondisi ini maka pengusaha alkohol belum sepenuhnya membuang limbah produksi alkohol yang sudah didinginkan diolah ke IPAL, tetapi ke saluran-saluran drainase dan saluran irigasi.

F. Kondisi Lingkungan

Dalam penelitian ini, kondisi lingkungan yang diamati adalah kondisi air, tanah dan udara. Kegiatan industri alkohol di Desa Bekonang, khususnya di Dukuh Sentul dan Sembung Kulon memberi pengaruh positif dan pengaruh negatif terhadap lingkungan. Berikut kondisi air, tanah dan udara berdasarkan pengamatan di lokasi penelitian dan data sekunder Data yang berasal dari Badan Lingkungan Hidup yang berfungsi sebagai data pendukung. 1. Air Kondisi air dilihat dari parameter fisika dari hasil pengamatan, secara umum di Desa Bekonang cukup baik dengan kondisi air jernih, tidak berbau, tidak memiliki rasa asin, manis, pahit dan asam. Sedangkan di Dukuh Sentul dan Dukuh Sembung Kulon yang merupakan wilayah industri pengolahan alkohol, kondisi airnya cukup keruh terutama air yang ada di saluran-saluran atau selokan yang terkena buangan air limbah hasil penyulingan alkohol. Saluran air yang menjadi keruh karena pengrajin membuang air limbah yang sudah didinginkan ke selokan-selokan atau saluran. Berikut saluran yang terkena air limbah hasil pengolahan alkohol:

Dokumen yang terkait

Pengaruh Keberadaan Dan Kegiatan Industri Pulp Dan Rayon Terhadap Lingkungan Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat Petani Sekitar Di Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir

0 28 111

STUDI INDUSTRI GENTENG DI DESA DEMAKAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007

2 5 126

PERKEMBANGAN INDUSTRI ROTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

0 26 91

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BANJIR DI DESA TEGALMADE KECAMATAN MOJOLABAN Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Banjir Di Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

0 0 14

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BANJIR DI DESA TEGALMADE KECAMATAN MOJOLABAN Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Banjir Di Desa Tegalmade Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.

0 1 14

MAKNA REFERSENSIAL PADA NAMA GENTENG DI DESA BEKONANG KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 6

ANALISIS PERKEMBANGAN PRODUKSI USAHA INDUSTRI ALKOHOL DI DESA BEKONANG KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2002 – TAHUN 2006.

0 0 19

JUAL BELI ALKOHOL DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DI PABRIK CIU DESA BEKONANG KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO.

0 3 26

PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI SIRUP JERUK NIPIS PERAS TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIAWIGEBANG KECAMATAN CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN.

9 27 40

PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT: Studi di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung.

19 76 49