commit to user
31
John Gillin dan Lewis Gillin dalam Soerjono Soekanto, 1990:337 mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-
cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena
adanya difusi maupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Menurut Selo Soemardjan pengaruh sosial adalah segala perubahan-
perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan
pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Definisi tersebut menekankan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan sebagai
himpunan pokok manusia, perubahan-perubahan mana yang kemudian mempengaruhi struktur masyarakat lainnya Soemardjan, 1962 : 379.
2. Ruang Lingkup Sosial
Menurut Canter dalam Hadi, 1995 : 26 menyatakan bahwa empat komponen lingkungan aspek sosial terdiri dari tata guna lahan, rekreasi,
estetika dan kebudayaan. Menurut pedoman penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL dari Menneg. Lingkungan
Hidup No: 014 Tahun 1994, aspek sosial ekonomi budaya meliputi komponen demografi, ekonomi, budaya, dan kesehatan masyarakat.
3. Perilaku Menyimpang dan Penyimpangan Sosial
Menurut Mar’at dalam Soerjono Soekanto, 1981: 12, perilaku merupakan suatu reaksi yang terbuka akibat adanya rangsangan stimulan
setelah melalui proses rangsang. Perilaku ini dilandasi oleh asumsi-asumsi bahwa perilaku selalu mempunyai sebab, perilaku selalu mempunyai
motivasi, perilaku selalu mempunyai tujuan.
commit to user
32
Karakteristik individu meliputi berbagai variabel seperti motif, nilai- nilai, sifat kepribadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain
dan kemudian berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku.
Menurut Robert M. Z. Lawang dalam Arief Herdiyanto C Penyimpangan Sosial. 2006: 5, perilaku menyimpang merupakan
perbuatan yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku dan menimbulkan usaha dari pihak yang berwenang dalam sistem tersebut untuk
memperbaiki perilaku menyimpang. Keberadaan industri alkohol juga mempengaruhi masyarakatnya
dalam hal perilaku. Masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menyalahgunakan hasil produksi setengah jadi yang berkadar rendah
untuk dikonsumsi. Hal ini berarti melakukan perilaku menyimpang yaitu alkoholisme, karena alkoholisme merupakan suatu perilaku menyimpang
dan melanggar norma masyarakat Sumarni. Modul Sosiologi Kesehatan Jurusan Perilaku Promosi Kesehatan Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat. 2002. Menurut Sundeen Tahun 1997, kecenderungan tindakan alkoholisme yaitu sebagai berikut :
a. Penggunaan alkohol yang bersifat eksperimental. Adalah suatu kondisi penggunaan alkohol pada taraf awal, disebabkan
rasa ingin tahu dari seseorang biasanya remaja. Sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya, ingin mencari pengalaman baru atau
sering juga dikatakan taraf coba-coba. b. Penggunaan alkohol yang bersifat rekreasional.
Adalah penggunaan alkohol pada waktu berkumpul bersama-sama teman sebaya, misalnya pada waktu pertemuan malam minggu, ulang
tahun atau acara pesta lainnya. Penggunaan ini mempunyai tujuan untuk rekreasi bersama teman sebaya.
commit to user
33
c. Penggunaan alkohol yang bersifat situasional. Seseorang minum-minuman alkohol mempunyai tujuan tertentu secara
individual, hal itu sebagai pemenuhan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi. Seringkali penggunaan ini merupakan cara untuk melarikan
diri atau mengatasi masalah yang dihadapi. Seseorang akan minum- minuman beralkohol pada saat sedang menghadapi konflik, stress dan
frustasi. d. Penggunaan alkohol yang bersifat penyalahgunaan.
Penggunaan alkohol yang bersifat patologis, sudah mulai digunakan secara rutin, paling tidak sudah berlangsung selama 1 satu bulan.
Sudah terjadi penyimpangan perilaku, mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan sosial seperti lingkungan pendidikan atau
pekerjaan. e. Penggunaan alkohol yang bersifat ketergantungan.
Penggunaan alkohol yang sudah cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan psikologis. Ketergantungan fisik ditandai
dengan adanya toleransi dan sindroma putus zat alkohol. Suatu kondisi dimana individu yang bisa menggunakan zat adiktif misal
alkohol secara rutin pada dosis tertentu akan menurunkan jumlah zat yang digunakan atau berhenti memakai, sehingga akan menimbulkan
gejala sesuai dengan macam zat yang digunakan. Toleransi suatu kondisi dari individu yang mengalami peningkatan dosis jumlah zat,
untuk mencapai tujuan yang biasa diinginkan. Dari rentang respon individu terhadap penyalahgunaan alkohol seperti
tersebut diatas, dampak yang diakibatkan oleh individu yang sudah berada pada fase penyalahgunaan dan ketergantungan adalah fase yang paling
berat. Individu yang sudah berada pada fase penyalahgunaan dan ketergantungan akan dapat berperilaku anti sosial. Mencuri, suka
commit to user
34
berkelahi dan marah-marah, acuh dan apatis terhadap permasalahan dan kondisi sosialnya adalah sifat-sifat yang sering muncul pada orang dengan
penyalahgunaan dan ketergantungan terhadap alkohol. Pada fase eksperimental, rekreasional, dan situasional, dampak yang
muncul biasanya diakibatkan oleh perilaku kelompok remaja pemakai alkohol pada tahap awal ini adalah kebut-kebutan, berkelahi dan tawuran.
Dampak penyimpangan sosial terhadap masyarakat atau kelompok Arief Herdiyanto C. Penyimpangan Sosial. 2006 : 16 yaitu: Kriminalitas,
Keseimbangan sosial menjadi terganggu, nilai dan norma semakin diabaikan.
4. Indikator Dampak Sosial-Budaya