Analisis Instalasi Pembuangan Air Limbah IPAL
commit to user
112
5 Sistem aerasi dengan cara mengalirkan effluent melalui tangga secara gravitasi.
6 Effluent dibuang langsung ke badan air atau saluran irigasi.
Gambar 5.3. Alur Pengolahan Limbah di IPAL. b. Konstruksi bangunan terbuat dari: pondasi batu kali, lantai dan dinding
dengan pasangan batu bata tebal 15-20 cm dan pada bak anaerob ditutup dengan pelat beton.
c. Bangunan yang berada di lingkungan persawahan, tertanam dalam tanah rata-rata 1,5 meter dan pondasi bangunan di atas muka tanah setinggi 1,5
meter. d. Bagian atas dinding dipasang pagar kawat duri sebagai pengaman.
e. Bak sedimen tidak dilengkapi dengan lubang pengurasan dan terlihat penuh dengan lumpur sehingga menyumbat aliran air limbah.
f. Pada bak umpan tidak dilengkapi penyaring sampah screen. 2. Analisis Kinerja IPAL Menurut Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Sukoharjo. Sistem pengolahan air limbah yang sudah dibangun dan difungsikan
memiliki kombinasi pegolahan fisik dan biokimia. Pengolahan fisik dimaksudkan untuk memisahkan padatan tersuspensi dalam air limbah dengan
Bak Umpan Bak
Sedimentasi Bak
Anaerob Bak
Pengendap Tangga
Serator
Influent
Effluent
commit to user
113
menggunakan bak pengendap. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa bak sedimentasi tertutup lumpur sehingga air limbah tidak bisa mengalir.
Analisis kinerja instalasi Data Laporan Tahunan BLH Tahun 2010 dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Bangunan sipil dengan bak-bak terbuat dari pasangan bata dengan kedalaman 3 m, dan tidak tertanam 1,5 m dinilai cukup berat untuk dapat
menahan air didalamnya, disamping itu terdapat kebocoran di dinding bangunan.
b. Pada bak pengumpan, yang tidak dilengkapi dengan kisi-kisi saringan screen, dikhawatirkan adanya limbah padatsampah plastik, tali rafia
dan lain-lain yang mungkin terbawa akan sulit dikontrol, pada saat pengurasan dengan cara memompa maka hal ini akan membahayakan
kinerja pompa. c. Dengan posisi bangunan bak sedimentasi yaitu ketinggian bagian dasar
berada di bawah ketinggian saluran badan air, maka tidak dimungkinkan untuk dipasang lubang pengurasan, dengan demikian pengurasan lumpur
harus dengan cara dipompa dan untuk keperluan ini dapat menggunakan jasa penyedot lumpur tinja. Dari pengamatan di lapangan, pengurasan
pada bak pengumpan dan bak sedimentasi perlu dilakukan 2 tahun sekali. d. Pipa penyalur yang menghubungkan antara bak-bak komponenunit
pengolah dengan jenis PVC yang dipasang terbuka dinilai kurang tepat karena pipa ini tidak tahan terhadap sinar matahari sehingga perlu
dilindungi dari sinar matahari. e. Tidak dilengkapi dengan prasarana pengolah lumpur, dengan demikian
hasil pengurasan harus dibuang ke tempat yang aman. f. Di dalam pengoperasiannya tidak digunakan bahan koagulan, disinfektan
dan tidak menggunakan peralatan mekanik, sehingga dapat dikatakan
commit to user
114
tepat guna karena pengoperasiannya mudah dan biaya perawatan yang diperlukan relatif kecil.
g. Dari dimensi yang sudah ada, jika debit air limbah 3,6 m³-4 m³hari maka waktu tinggal mulai dari bak sedimentasi awal hingga bak sedimentasi
akhir sekitar 21 hari IPAL yang ada di Dukuh Sentul dan Sembung Kulon ini dibangun dengan
tujuan untuk menjaga agar limbah tidak mencemari air baik air tanah, sungai dan saluran terutama saluran irigasi. IPAL ini sudah mampu menampung
limbah alkohol yang dihasilkan pengusaha alkohol setiap harinya. Akan tetapi keberadaan IPAL ini belum cukup efektif karena tidak semua pengusaha
membuang limbah hasil industri alkohol ke IPAL komunal ini. Hal ini dikarenakan banyak pengusaha yang enggan dan letaknya yang tidak strategis
yaitu tidak semua pengusaha dapat menjangkau dengan mudah karena letak IPAL cukup jauh yaitu berada di barat Dukuh Sentul dan utara Dukuh
Sembung Kulon. Pengusaha perlu tenaga atau biaya transportasi tambahan untuk mengangkut limbah sehingga banyak pengusaha yang tidak membuang
di IPAL tetapi dibuang di saluran drainase selokan. Air limbah yang dibuang ke selokan ini sebagian besar mengalir ke saluran irigasi sehingga saluran
irigasi menjadi keruh. Untuk mengatasi hal tersebut maka apabila akan melakukan pembangunan IPAL, perlu mempertimbangkan aspek kemudahan
akses, lahan yang cukup, harga tanah yang terjangkau dan tidak bertentangan dengan fungsi utama lahan. Berdasarkan aspek tersebut maka peneliti
memberikan rekomendasi lokasi pembangunan IPAL apabila IPAL yang berada di Dukuh Sentul dan Sembung Kulon sudah tidak mencukupi
kebutuhan para pengusaha alkohol. Berdasarkan aspek-aspek tersebut maka lokasi yang sesuai dan yang menjadi rekomendasi peneliti untuk lokasi
pembangunan IPAL yaitu berada di utara Dukuh Sentul.
commit to user
115