Penyuluhan Pertanian sebagai Suatu Sistem

49 kritik, tidak ada dominasi kelompok, dan upaya pengembangan pengetahuan bersama.

4. Penyuluhan Pertanian sebagai Suatu Sistem

Istilah Sistem Penyuluhan Pertanian itu mulai dikenal banyak kalangan sejak diundangkannya Undang Undang No. 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan pada tanggal 15 Nopember 2006. Menurut undang-undang tersebut, pengertian sistem penyuluhan mencakup: kebijakan, kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, pembiayaan, pengawasan dan pengendalian penyuluhan pertanian Harjosarosa 1981 menyatakan bahwa sebuah sistem terdiri dari unsur- unsur yang disebut sub-sistem, yang meliputi: input, proses, output ha sil, dan outcome dampak, manfaat. Dalam hubungan ini, kegiatan penyuluhan pertanian sebagai proses perubahan perilaku melalui pendidikan, dapat dipandang sebagai suatu sistem Jiyono 1971 Lihat gambar 2.4.. Gambar 2.4. Sistem Penyuluhan Pertanian Sebagai Proses Pendidikan bahan baku input instrumental input lingkungan manfaat, dampak hasil PROSES commit to user 50 Gambar 2.4. menunjukkan beberapa komponen penting, yang dijelaskan secara rinci sebagai berikut: 1 B a ha n baku , adalah calon penerima manfaat yang terdiri dari semua pemangku kepentingan sta keholders kegiatan penyuluhan pertanian, seperti: petani dan keluarganya, tokoh masyarakat, pelaku bisnis pengadaan sarana produksi, peralatan dan mesin pertanian, pengolahan hasil dan aneka jasa yang lain, serta aparat pemerintah dan para penyuluhnya sendiri. 2 Input instrumenta l , yang mencakup penyuluh atau fasilitator, materi penyuluhan, perlengkapan penyuluhan, dan program penyuluhan. 3 Input lingkunga n , baik lingkungan fisik, sarana prasarana, kelembagaan, dan lingkungan sosial di tempat penyelenggaraan penyuluhan maupun lingkungan asal penerima manfaat penyuluhan, 4 Proses , yang merupakan keseluruhan kegiatan penyelenggaraan penyuluhan, 5 Hasil, yang berupa perubahan perilaku penerima manfaat, 6 Dampak da n ma nfaa t , yaitu semua dampak dan manfaat kegiatan penyuluhan, yang berupa perubahan ekonomi, sosial, politik maupun lingkungan fisik penerima manfaat seperti: kenaikan produksi dan pendapatan, perbaikan dan efektivitas kelembagaan, perbaikan dan pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup, kepastian hukum, perbaikan indek mutu hidup, meningkatnya kemandirian, dan lainnya. Proses penyuluhan pertanian, oleh Lionberger dan Gwin 1992 juga dipandang sebagai suatu proses alih-teknologi technology tr ansfer . Di dalam commit to user 51 proses alih teknologi, terdapat beragam fungsi, yang mencakup: pengelolaan kebijakan, modal usaha, penelitian dan pengembangan dan penyuluhan Jedlicka, 1977. Selain itu, juga dibutuhkan fungsi penelitian, penyuluhan dan penggunaan inovasi Havelock, 1969; Maunder, 1978; dan Tjitropranoto, 1990. Lionberger dan Gwin 1983 menambahkan pentingnya fungsi pelayanan, dan Mubyarto 1994 menyebut pentingnya pengaturan dan koordinasi, sedang Korten dan Klaus van den Ban, 1983 menambahkan pentingnya fungsi produksi dan fungsi pemasaran. Oleh karena itu, sistem penyuluhan pertanian sebagai proses alih teknologi dapat disampaikan sebagaimana tersebut dalam Gambar 2.5. pengaturan pelayanan Gambar 2.5. Sistem Penyuluhan Pertanian Sebagai Proses Alih Teknologi jasa lainnya proses produksi pemasaran Sarana Produksi prasarana Pengangkutan Pembia- yaan penelitian dan pengujian komunikasi informasi commit to user 52 Pemahaman penyuluhan sebagai sebuah sistem meliputi : 1 Kebijakan kegiatan penyuluhan, 2 Kelembagaan penyuluhan, 3 Ketenagaan penyuluh, 4 Pembiayaan penyuluhan, 5