Pengelolaan Badan Usaha Milik Petani BUMP 1 Bentuk Badan Usaha

213 a Pengutamaan beragam kegiatan pemberdayaan masyarakat yang harus lebih diutamakan dibanding kegiatan untuk memperoleh keuntungan setinggi-tingginya. b Pengalokasian sebagian keuntungan untuk dikembalikan kepada petani kelompok-taniGAPOKTAN yang menjadi mitra-kerjanya, baik dalam bentuk pembelian saham, atau pembiayaan program pemberdayaan masyarakat petani.

b. Pengelolaan Badan Usaha Milik Petani BUMP 1 Bentuk Badan Usaha

BUMP diharapkan tetap bisa berbentuk Perseroan Terbatan PT yang merupakan hibrid dari lembaga bisnis dan lembaga pemberdayaan masyarakat. Pilihan bentuk perseroan ini, dilandasi pemikiran agar: a Lebih dapat dihandalkan untuk mengembangkan profesionalitas SDM pengelola, dan meningkatkan citra BUMP di mata mitra-kerjanya, dibanding bentuk kelompok, GAPOKTAN, atau Koperasi. b Lebih mudah menjalin kemitraan bisnis dengan pelaku agribisnis yang lain, yang pada umumnya berbentuk perseroan PT. c Lebih mampu me levera ge modal d Secara yuridis dituntut untuk melakukan kegiatan CSR bagi masyarakat petani, kelompok-tani, dan GAPOKTAN. commit to user 214 e Dapat memanfaatkan program CSR yang akan dilakukan oleh mitra- bisnisnya, untuk pengembangan BUMP dan pemberdayaan petani penerima manfaat layanan BUMP. 2 Struktur Organisasi Struktur Organisasi BUMP bersifat dinamis, artinya, seiring dengan perkembangan ragam dan volume kegiatannya, struktur organisasi BUMP akan semakin berkembang pula untuk memenuhi kebutuhan organisasinya a Pada tahap awal, cukup terdiri dari seorang Komisaris, Direktur Utama, dan seorang Direktur. b Dalam perkembangannya, Komisaris dapat dikembangkan menjadi Dewan Komisaris yang terdiri dari seorang Komisaris Utama dan beberapa Komisaris. Seiring dengan itu, Dewan Direksi dapat dikembangkan menjadi seorang Direktur Utama dan beberapa Direktur Direktur Operasi, Direktur Keuangan, Direktur Pemasaran, dan lainnya c Selanjutnya, setiap Direktur dapat dilengkapi dengan beberapa Manajer d Pada akhirnya, BUMP dapat mengembang-kan dirinya sebagai suatu kotporat atau Holding Company yang memiliki beberapa Divisi atau Anak Perusahaan yang memiliki Dewan Komisaris, Dewan Direksi yang masing-masing dilengkapi dengan beberapa Manajer. commit to user 215 3 Lingkup Kegiatan BUMP PT. GFS di Sukoharjo masih memiliki keterbatasan pada lingkup usaha, yaitu pada area pemasaran produk pertanian dan sedikit menyentuh on-far m . Setiap unit agribisnis, pada umumnya memiliki kendala utama berupa: pembiayaanpermodalan, penyediaan input dan peralatan, bimbingan teknis berproduksi, pemasaran produk, dan dukungan kebijakan. Oleh sebab itu, pada tahap awal, BUMP harus memfokuskan pada kelima kegiatan yang menjadi prioritas kebutuhan atau masalah yang dihadapi oleh petani di wilayah kerjanya, seperti: a Pembuatan benih, pupuk-organik b Penyaluran pupuk bersubsidi c Persewaan alatmesin pertanian d Kerjasama budidaya dan pemasaran produk dengan sistem syari’ah e Pemasaran produk dengan sistim resi-gudang BUMP Pada perkembangannya mulai melebarkan sayapnya untuk menggarap transportasi dan pergudangan. Tahap kemudian, mengembangkan usaha Kredit simpan-pinjam dan toko sembako; untuk kemudian pada akhirnya perlu mengembankan lembaga pelatiham dan pengujian-lokal. Oleh sebab itu, jika pada tahap awal BUMP hanya memfokuskan kegiatannya pada budidaya dan pemasaran produk, pada akhirnya akan berkembang sebagai lembaga ekonomi masyarakat yang terintegrasi, bahkan sampai menempatkan dirinya sebagai Pusat Layanan Pengembangan Usaha yang mencakup: commit to user 216 a Kajian dan Studi Kelayakan Usaha, b Fasilitasi Pembiayaan, c Bimbingan Teknis Produksi, d Fasilitasi Pengembangan dan Pemasaran Produk, e Konsultasi Hukum dan Perpajakan, f Pengembangan Kelembagaan, dan lainnya. 4 Organisasi Kerjasama Operasi Upaya pengembangan jalinan kerjasama kemitraaan, BUMP membentuk Organisasi Kerjasama Operasi KSO, yang terdiri Pengawas, Koordinator, Manajer Operasional dan Manajer Keuangan, dan beberapa supervisor. 5 Wilayah Kerja BUMP Wilayah kerja BUMP sebaiknya tidak terlalu luas, tetapi cukup memenuhi skala ekonomi economic of sca le agar mampu mandiri dalam arti mampu mencukupi biaya pengelolaannya dan memberikan deviden keuntungan yang menarik lebih banyak dibanding bunga deposito bagi pemegang sahamnya, serta sisa keuntungan untuk investasi dan atau pemgembangan usahanya. Mengacu kepada konsep Wilayah Unit Desa, luas wilayah-kerja setiap BUMP sekitar 500–1.000 Ha atau seluas satu kecamatan. Meskipun demikian, sebelum setiap kecamatan mampu membentuk satu commit to user 217 BUMP, pada tahap awal dapat ditetapkan per Kabupaten yang di kemudian hari dapat dikembangkan menjadi suatu Holding Company. Penetapan wilayah kerja per Kecamatan 500 – 1.000 Ha. tersebut, antara lain dengan mempertimbangkan: a Kesesuaiannya dengan pembagian wilayah administrasi pemerintahan. b Kesesuaiannya dengan kelembagaan penyuluh-an pertanian yang menurut UU No. 16 Tahun 2006 ditetapkan bahwa dalam setiap kecamatan dibentuk Balai Penyuluhan Pertanian dan di setiap Desa dibentuk Pos Penyuluhan Pertanian. c Prakiraan pendapatan BUMP untuk membiayai: 1 Seorang Manajer BUMP 2 Lima orang supervisor, yang terdiri dari: Seorang Supervisor budidaya tanaman Seorang Supervisor kegiatan pemupukan dan pengairan Seorang Supervisor kegiatan perlindungan tanaman Seorang Supervisor kegiatan panen, pasca-panen dan pemasaran hasil Seorang supervisor kegiatan sekolah-lapang 3 Seorang Ketua Kelompok tani per 50 Ha atau sedikitnya seorang Ketua Kelompokdesa. 4 Seorang Kepala Regu per 10 Ha atau sedikiitnya seorangdusun. commit to user 218

c. Ketenagaan