BUMP di Kabupaten Sukoharjo a. Konsep Dasar BUMP

139 pemerintah dan penyuluhan swastaLSM UU No. 16 Tahun 2006; Mardikanto, 2009 f Kelembagaan ekonomi yang akan dikembangkan, harus dilandasi moral yang diwujudkan dalam setiap kegiatan dan pemanfaatan hasil keuntungannya Mubyarto et a l , 1981 g Pembentukan Kelembagaan ekonomi yang akan dikembangkan, harus dilakukan oleh individu-individu yang memiliki kompetensi mengelola bisnis yang profesional dan memiliki komitmen dan integritas tinggi untuk memberdayakan petani Mardikanto, 2009

2. BUMP di Kabupaten Sukoharjo a. Konsep Dasar BUMP

Menurut salah satu pengurus FACILITATOR sebagai penggagas BUMP, bahwa BUMP hadir sebagai upaya mengatasi berbagai kelemahan kelembagaan pertanian yang sudah ada sebelumnya: “Badan Usaha Milik Petani BUMP di Kabupaten Sukoharjo hadir dalam upaya membentuk model baru dalam mengatasi berbagai kelembagaan pertanian sudah ada sebelumnya. PT. Gapoktan Facilitator Sejahtera PT. GFS dipilih sebagai nama dari BUMP, sesuai dengan Akta Notaris No.3, pada tanggal 08 April 2009 yang disyahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor:AHU-20874.A.H.01.01. Tahun 2009 pada tanggal 14 Mei 2009. Upaya pembentukan BUMP ini merupakan inisiasi dari FACILITATOR, merupakan Himpunan Mahasiswa Program Doktor Penyuluhan Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta bekerjasama dengan GAPOKTAN Ngesti Raharjo, Desa Mojorejo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo yang di launching pada tanggal 11 Maret tahun 2009 dan peresmiannya dilakukan oleh Gubernur Provinsi Jawa Tengah bersama-sama dengan Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Departemen Pertanian Republik Indonesia Pramono, pengurus FACILITATOR, hasil wawancara 25 Januari 2011. commit to user 140 Menurut Mardikanto et a l 2009, Badan Usaha Milik Petani BUMP, adalah sebuah perseroan yang selain mengejar keuntungan juga mengedepankan pemberdayaan. Selain beraktivitas untuk memberdayakan petani, sebagian keuntungan yang diperoleh juga akan dikembalikan untuk mengintensifkan kegiatan-kegiatan pemberdayaan melalui kegiatan CSR Corpora te Socia l Responsibility sebagaimana yang diwajibkan oleh UU No. 40 Tahun 2007, dan beragam bentuk kegiatan pemberdayaan yang lainnya. Secara konseptual, Pakpahan mengemukakan bahwa BUMP merupakan sarana gotong royong modern yang dikembangkan dari gagasan Bung Hatta yang mengembangkan koperasi di Indonesia. Melalui BUMP, diyakini petani akan lebih cepat mencapai kemajuan apabila petani membangun BUMP-nya bersinergi dengan badan usaha milik negara BUMN dan badan usaha milik swasta BUMS. Mardikanto et al 2009: “BUMP merupakan perseroan yang mengutamakan pemberdayaan masyarakat petani lebih dari sekedar mengejar keuntungan”. Pakpahan 2009: “BUMP merupakan sarana Gotong Royong Modern yang dikembangkan dari gagasan Bung Hatta yang mengembangkan koperasi di Indonesia.” Gerak BUMP mencakup semua sub-sistem dalam sistem Agribisnis, baik on-far m budidaya; off far m produksi distribusi sarana produksi dan alatmesin pertanian, serta pengolahan dan pemasaran hasil maupun non-fa r m pembiayaan, pengujian, penyuluhan pemberdayaan, transportasi, pergudangan, dan lainnya. commit to user 141 Ciri utama dari BUMP adalah bentuk usahanya yang berupa perseroan yang diharapkan akan terus mengembangkan kemandirian profesionalismenya. Sebagai Badan Usaha, BUMP dibentuk, dimiliki, dan dikelola oleh petani, dengan tujuan untuk memperbaiki mutu budidaya dan pengelolaan usahatani demi terwujudnya peningkatan produktivitas, nilai- tambah produk, dan perbaikan pendapatan usahatani, perbaikan daya-tawar dan kemampuan membangun kemitraan yang sinergis, yang maju, komersial, inovatif, dan berkelanjutan. Dengan sudut pandang sinergis, BUMP dapat menjadi mitra dunia usaha yang tertarik untuk bekerjasama dengan petani. Karena itu, BUMP petani perlu memperkuat dan membangun organisasi ekonominya yang andal dan terpercaya. Badan Usaha yang lain BUMN dan Swasta pun perlu mampu mentransformasikan dirinya agar bisa bermitra dengan petani BUMP apabila mereka ingin mengembangkan usahanya secara berkelanjutan. Bahkan, BUMN atau BUMS yang menanamkan ”modalnya” dalam pengembangan organisasi ekonomi petani BUMP akan memetik hasilnya dalam bentuk keuntungan yang besar di kemudian hari. Bentuk usaha BUMP yang pada intinya merupakan badan usaha yang yang berbadan hukum, apakah berbentuk koperasi atau perseroan terbatas PT tidak dapat dipaksakan, tergantung pada keinginan para petani. Yang perlu diingat adalah kelemahan dan kelebihannya dari dua struktur badan usaha yang berbeda tersebut. BUMP dapat dikembangkan sebagai hibrid perseroan dan koperasi. Semangatnya koperasi tetapi wujudnya commit to user 142 perseroan PT. Semangat koperasi ini dengan sendiri-nya akan terwujud melalui struktur kepemilikan perseroan yang melibatkan ribuan orang petani dan sifatnya terbuka. Dengan model ini maka BUMP memiliki kapasitas untuk melevera ge modal sehingga kapasitasnya bisa meningkat hingga 3-5 kalinya. Selanjutnya, dengan modal yang bisa diperoleh dari perbankan atau dari pasar modal, maka kapasitas BUMP bisa cukup kuat untuk meningkatkan nilai tambah dan melakukan adu-tawar yang kuat dengan pihak mitra bisnisnya. Pakpahan 2009 mengenalkan BUMP sebagai hibrid dari per seroan dan kopera si, Mardikanto 2009b mengenalkan BUMP sebagai hibrid antara lembaga bisnis dan lembaga pemberda ya a n. Hal ini bermakna, BUMP bukan hanya sekedar lembaga bisnis yang profesional, tetapi lebih mengutamakan fungsi pemberdayaan masyarakat petani, dibanding untuk mengejar keuntungan. Kepemilikan saham dalam BUMP yang tercantum dalam Akte Pendirian masih terbatas dimiliki oleh para pendiri, tetapi di masa depan secara bertahap akan mengarah kepada perusahaan publik, yang membuka peluang bagi semua warga masyarakat utamanya petani yang menjadi mitrakerjanya untuk memiliki sahamnya sesuai dengan kemampuan mereka. Oleh sebab itu, para pendiri telah memiliki komitmen untuk menyisihkan 10 keuntungannya guna dikembalikan kepada petaniGAPOKTAN yang menjadi mitrakerja, dalam bentuk kegiatan pemberdayaan pelatihan, pendampingan, dan lainnya atau dalam bentuk saham. Tentang jumlah maksimum yang akan commit to user 143 dilepas, untuk sementara sambil menunggu kesiapan GAPOKTAN saham mayoritas masih dimiliki oleh pendiri. Dipilihnya bentuk perseroan oleh para pendiri BUMP, dilandasi pemikiran bahwa, apapun bentuk usaha yang dimiliki oleh petani, hanya akan berkembang jika mampu menjalin kemitraan yang sinergis dengan pelaku usaha yang lebih besar, baik yang berupa BUMNBUMD maupun Swasta. Pengalaman menunjukkan bahwa pelaku usaha yang lebih besar itu pada umumnya enggan bermitra dengan petanipelaku usaha mikro dan kecil, karena beberapa alasan: 1 SDM petanipelaku usaha mikro dan kecil pada umumnya kurang profesional, baik dalam pengetahuan, keterampilan, dan terutama sikapnya. Hal ini disebabkan karena mereka masih berperilaku subsisten , seperti: a sekedar mencukupi kebutuhan sehari-hari b tujuan utamanya dapat memberikan penghasilan dan atau memberikan kesempatan kerja bagi anggota keluarganya c tidak menghargai korbanan modal, tenaga kerja sendiri 2 Pada umumnya jarang menepati janji, baik yang menyangkut: waktu, mutu-produk, jumlah takaran, timbangan 3 Posisi yang “lebih rendah”, karena itu jika terjadi perselisihan harus “dikasihani”, dan mitra kerjanya harus mengalah commit to user 144 4 Jika ada perselisihan akan mengalami kesulitan dalam penyelesaiannya, karena status hukum yang berbeda; antara Undang-undang Perseroan dan Undang-undang Koperasi atau Organisasi Kemasyarakatan 5 Campur tangan oknum aparat birokrasi dalam setiap kemitraan dengan petanipelaku usaha mikro dan kecil, yang seringkali selalu memberatkan mitra kerjanya.

b. Alasan Pembentukan BUMP