125
F. Kelembagaan Pertanian
Menurut data Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo 2010, di Kabupaten Sukoharjo terdapat 634 Kelompok Tani, 42 kelompok wanita tani, dan 163
Gapoktan. Kelompok tersebut tersebar pada 12 Kecamatan dan 167 Desa. Di Kabupaten Sukoharjo juga terdapat sebuah BUMP yang berkedudukan di
Kecamatan Bendosari. Berbagai kelembagaan yang ada merupakan potensi yang bisa dikembangkan dalam mendorong keberadaan BUMP semakin kuat. Untuk
melihat lebih rinci kelembagaan petani yang ada pada masing-masing Kecamatan dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6. Kelembagaan petani di Kabupaten Sukoharjo tahun 2010
No Kecamatan
KT BUMP
Gapok- tan
Wanita Tani
Pemuda Tani
Posluh Desa
P4S KT
HR LM3
1 Weru 64
13 5
1 13
25 2 Bulu
48 12
3 1
12 35
3 Tawangsari 49
12 1
1 12
18 1
4 Sukoharjo 77
14 1
1 14
1 5 Nguter
80 16
4 6
16 1
32 6 Bendosari
50 1
14 7
4 14
32 1
7 Polokarto 77
17 6
5 17
35 3
8 Mojolaban 48
16 1
1 15
2 9 Grogol
32 10
3 14
10 Baki 48
15 2
14 1
11 Gatak 31
14 4
14 3
12 Kartasura 30
10 5
12 Jumlah
634 1
163 42
20 167
1 177
12
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo, 2010
Keterangan: BUMP
: Badan Usaha Milik Petani KT
: Kelompok Tani Gapoktan : Gabungan Kelompok Tani
P4S : Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya
KTHR : Kelompok Tani Hutan Rakyat
LM3 : Lembaga Mandiri yang Mengakar pada Masyarakat
commit to user
126
G. Ikhtisar
Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu lumbung pangan di Propinsi Jawa Tengah. Menurut data Sukoharjo dalam Angka 2010, prosentase terbesar
jenis pekerjaan yang digeluti masyarakat Sukoharjo adalah dalam bidang pertanian. Jika dilihat dari luasan sawah, pada tahun 2009, Kabupaten Sukoharjo
memiliki sawah seluas 21.257 Ha dengan luas panen 50.448 Hatahun dan produksi sebanyak 357.524 ton Gabah Kering Gilingtahun Dinas Pertanian
Kabupaten Sukoharjo, 2010. Menurut data Jawa Tengah dalam Angka 2010, rata-rata produksi padi di Kabupaten Sukoharjo adalah yang tertinggi di Propinsi
Jawa Tengah, yaitu 62,68 kwha. Pada sisi lain, penggunaan lahan juga mendukung pembangunan pertanian, dimana 45,55 dari total lahan yang
tersedia merupakan lahan sawah. Berbagai kelembagaan pertanian juga sudah terbentuk, yaitu 634 kelompok tani, 163 Gabungan Kelompok Tani, 42 organisasi
wanita tani, 20 kelompok pemuda tani, 167 pos penyuluhan desa, 1 kelompok Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya, 177 kelompok tani hutan
rakyat, dan Lembaga Mandiri yang Mengakar pada Masyarakat. Sumberdaya manusia di Kabupaten Sukoharjo masih relatif rendah. Hal ini
dapat dilihat dari sisi pendidikan yang tamatkan penduduk Kabupaten Sukoharjo yaitu paling banyak pada jenjang SD ke bawah yaitu 40,9 , hanya 5,01 yang
merupakan tamatan S1S2S3. Dari aspek luas kepemilikan lahan, setiap petani mengelola lahan berkisar antara 3.000 - 6.000 m
2
atau rata-rata 0, 5661 Ha. Dari sisi kelembagaan, sebagian besar kelembagaan yang terbentuk merupakan inisiasi
dari pemerintah, yang memiliki banyak kelemahan, antara lain: ketergantungan
commit to user
127 pada anggaran program, rendahnya profesionalitas, dan tidak ada jaminan
keberlangsungan program. Rata-rata kepemilikan lahan yang sempit, telah menempatkan petani pada
posisi yang sangat membutuhkan kredit usahatani untuk melakukan intensifikasi yang bermutu, serta posisitawar yang rendah dalam pemasaran produk yang
dihasilkannya, utamanya di musim panenraya, terlebih di musim penghujan Musim Tanam I yang biasanya sulit melakukan pengeringan secara alami, dan
mutu produknya tidak sebaik tanaman di musim kemarau Musim Tanam II. Kondisi
tersebut juga
dibarengi dengan
mutu penyuluhan
untuk menyelenggarakan Demplot, dan pendampingansekolah lapang yang cenderung
semakin menurun kualitasnya, sebagai akibat dari menyusutnya jumlah penyuluh senior yang mencapai usia pensiun.
Penyuluh yang baru, selain belum berpengalaman, juga masih berstatus tenaga harian lepas yang tidak memiliki jaminan untuk diangkat sebagai pegawai
negeri PNS. Menghadapi kenyataan tersebut, sudah saatnya untuk dipikirkan agar tidak lagi hanya menggantungkan penyuluhan pertanian pada keberadaan
penyuluh PNS, dengan menyiapkan penyuluh swadaya yang memperoleh penghasilan cukup yang dibiayai sendiri oleh petani GAPOKTAN.
Berbagai kelebihan dan kelemahan dari upaya pembangunan pertanian di Kabupaten Sukoharjo, mendorong perlunya upaya penting dalam meningkatkan
kesejahteraan dan kemandirian petani. Salah satu hal penting yang perlu dikembangkan adalah adanya penguatan kelembagaan petani sehingga daya tawar
petani lebih kuat.
commit to user
128
BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN