227 Memberikan beragam layanan yang terkait dengan usahatani agrobisnis,
pelatihan, pendampingan usaha, fasilitasi, konsultasi, advokasi, dan beragam kegiatan pemberdayaan yang lain kepada masyarakat petani
yang terlibat
secara langsung
maupun tak
langsung dalam
programkegiatan BUMP. Pengembangan kapasitas kelembagaan masya-rakat petani, utamanya
yang terkait dengan
peng
embangan ekonomi perdesaan
on-far m, off-fa rm
dan
non-far m
. Pengembangan jejaring dan kemitraan, baik untuk pengembangan bisnis
maupun pemberdayaan masyarakat.
3. Model Pengembangan BUMP
Salah satu
tujuan penelitian
adalah merumuskan
model pengembangan BUMP di ma sa menda ta ng
. Terkait dengan tujuan tersebut, di bawah ini disampaikan rumusan model pengembangan BUMP sebagai berikut:
a. Model
Pengembangan BUMP
Sebagai Lembaga
Bisnis yang
Profesional
Pembentukan BUMP sebagai Perseroan, dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu:
1 Pelibatan petani sebagai pemegang saham perseroan sejak awal
pembentukan BUMP
commit to user
228 2
Pelibatan petani sebagai pemegang saham perseroan yang diwakili oleh lembaga petani kelompok, GAPOKTAN dan atau lembaga ekonomi
petani Koperasi dan Asosiasi. 3
Pembentukan BUMP diawali oleh sekelompok kecil individu yang memiliki
kompetensi mengelola
bisnis dan
komitmen untuk
memberdayakan petani yang kemudian menawarkan sahamnya kepada petani dan atau warga masyarakat perdesaan pada umumnya yang
berminat
b. Model Pengembangan BUMP Sebagai hibrid Lembaga Bisnis dan
Pemberdayaan Masyarakat
BUMP
hibr id
Lembaga Bisnis dan Pemberdayaan Masyarakat dirumuskan dalam Anggaran Dasar harus mengatur tentang:
1 kepemilikan saham BUMP,
2 ragam kegiatan BUMP,
3 pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan CSR BUMP dan
Mitra-bisnis BUMP, dan 4
pemanfaatan keuntungan BUMP.
c. Model Pengembangan BUMP Sebagai Lembaga Bisnis Yan g berbasis
Moral
Model Pengembangan BUMP Sebagai Lembaga Bisnis yang berbasis Moral, dapat dilakukan melalui:
commit to user
229 1
perumusan SOP stabdar operasional dan prosedur pembentukan BUMP, 2
persyaratan
fit a nd proper test
bagi calon Direksi, 3
pengangkatan Komisaris Independen yang mewakili Tokoh Masyarakat, yang memiliki fungsi utama untuk mengawal dan mengendalikan praktek
bisnis BUMP.
d. Model Pengembangan BUMP Sebagai Lembaga P engembangan
Penyuluhan Non-pemerintah.
BUMP sebagai
Lembaga Pengembangan Penyuluhan Non-
pemerintah, perlu dibangun sistem penyuluhan yang meliputi: 1
Kebijakan Kebijakan pemberdayaan, harus dirumuskan dalam visi dan misi untuk
memberdayakan petani menjadi pelaku agribisnis yang profesional 2
Kelembagaan Kelembagaan penyuluhan yang dirumuskan dalam bentuk keberadaan
Penyuluhan Swasta di tingkat BUMP Kecamatam dan Penyuluhan swadaya Ketua Kelompok di tingkat Desa, dan Ketua Regu di tingkat
hamparan lahan 3
Ketenagaan Ketenagaan Penyuluh Swasta sepenuhnya menjadi hak dan kewenangan
BUMP. Ketenagaan Penyuluh Swadaya, diusulkan oleh petani di desahamparannya, dan ditetapkan oleh BUMP
commit to user
230 4
Penyelenggaraan Penyelenggaraan penyuluhan dirancang sebagai penyuluhan partisipatif
menggunakan sistem kerja Latihan dan Kunjungan dengan menerapkan metoda Sekolah-lapang yang didukung oleh
cyber extension
. Tentang hal ini, semua penyuluh BUMP dan penyuluh swadaya selalu
berkoordinasi dengan penyuluh PNS dan penyuluh swasta yang lain yang dimiliki produsesn pedagang
5 Sarana dan prasarana
Terkait dengan penerapan sistem kerja Latihan dan Kunjungan dengan metoda Sekolah-lapang yang didukung oleh
cyber extension
, maka sarana dan prasarana yang diperlukan meliputi: sarana mobilitas, laptop, LCD,
handpone, serta alat bantu dan alat peraga untuk sekolah-lapang. 6
Pembiayaan Pembiayaan penyuluhan sepenuhnya menjadi tanggungjawab BUMP
dengan memperhatikan masukan dari pemngku kepentingan terkait. 7
Pembinaan dan pengendalian Pembinaan dan pengendalian dilakukan secara partisipatif yang
melibatkan BUMP, petani, aparat Pemerintah, Mitra-kerja BUMP, dan pemangku kepentingan yang lain
Terkait dengan pengembangan BUMP seperti yang dikemukakan di atas, di bawah ini disampaikan bagan pengembangan Model BUMP.
commit to user
231
1. Persyaratan Pendiri 2. Berbasis Moral
3. Menjalankan fungsi Catur Sarana yang Simultan
4. Dikelola sebagai Badan Usaha Yang Profesional
5. Pengembangan Kemitraan 6. Hibrid Bisnis dan Pemberdayaan
Masyarakat 7. Pemanfaatan
Pendapatankeuntungan untuk pemberdayaan
Pembentukan BUMP
Perseroan Pelaksanaan
Kegiatan BUMP Pengembangan
BUMP
Kemitraan Bisnis
Kemitraan Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan Manajemen dan Bisnis
Penjualan Saham Perseroan
Supervisi, Monitoring, dan Evaluasi Partisipatif
Gambar 6.6. Proses Pengembangan BUMP Bisnis Yang
profesional Hibrid bisnis
pemberdayaan
Bisnis Berbasis Moral
Penyuluhan Non Pemerintah
p e
rp u
st a
ka a
n .u
n s.
a c.
id
d ig
ilib .u
n s.
a c.
id c
o m
m it
t o
u ser
232
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka beberapa kesimpulan yang dapat diambil antara lain:
1. BUMP di Sukoharjo mengalami dinamika sebagai berikut: a Secara konseptual, BUMP merupakan perseroan yang selain mengejar
keuntungan berbasis bisnis tetapi juga mengedepankan aktifitas pemberdayaan.
b BUMP didirikan atas dasar beberapa kepentingan dari para pihak, yaitu: 1 kelompok tanigapoktan kesejahteraan petani, peningkatan
jiwa kewirausahaan
entr epeneurship
; 2 BPSDMP Kementerian Pertanian upaya ujicoba pengembangan kelompok tani ke korporasi;
3 Pemerintah Daerah ketahanan pangan daerah; dan 4 FACILITATOR aplikasi ilmu pemberdayaan masyarakat
c Kegiatan BUMP Sukoharjo masih terbatas pada off-farm mengingat permasalahan utama petani pada aspek tersebut, namun demikian
kedepan akan berkembang ke arah on-farm dan non farm. d Pada aspek pemberdayaan, BUMP mengembangkan empat catur
pengembangan kapasitas, yaitu: pengembangan kapasitas manusia pengembangan kapasitas manusia; pengembangan kapasitas usaha
pengembangan kapasitas usaha; pengembangan kapasitas lingkungan
commit to user