Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam di SD

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam di SD

Samatowa 2011:3 mengemukakan bahwa Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata inggris, yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan Alam IPA yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Winaputra, 1992 Samatowa, 2011: 3 mengemukakan bahwa IPA tidak hanya kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Adapun Fowler Ahmadi Supatmo, 2008: 1 menyatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Fakta-fakta tentang gejala kebendaanalam diselidiki, dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan eksperimen, kemudian berdasar teori. Teori tidak dapat berdiri sendiri, namun teori selalu didasari dengan suatu hasil pengamatan. Sama halnya dengan pendapat di atas Trianto 2010: 136-137 berpendapat bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapan secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menumntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. Wonorahardjo 2011: 12 menyimpulkan 9 bahwa IPA adalah sekumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui metode tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu sistematis yang berhubungan dengan gejala-gejala keberadaanalam, yang diuji melalui eksperimen, teori, dan pengamatan. Hakikat pembelajaran IPA yang tidak dapat dipisahkan mencakup tiga dimensi yaitu IPA sebagi produk, IPA sebagai proses, dan IPA sebagai sikap ilmiah. Maksud pembelajaran IPA dalam penelitian ini yaitu IPA dipandang dari segi eksperimen. IPA sebagai produk dalam pembelajaran menggunakan model discovery learning ini siswa akan bereksperimen dengan penemuan dan masalah-masalah yang muncul di sekitar lingkungannya, sehingga siswa dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah yang relevan di kehidupan sehari-hari. Menutut Asy’ari 2006: 8-20 hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA dapat dipandang dalam 3 dimensi, yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai sikap ilmiah. 1. IPA sebagai produk diartikan kumpulan pengetahuan yang tersusun dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. 2. IPA sebagai proses dikatakan suatu cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan suatu masalah, sehingga meliputi kegiatan bagaimana mengumpulkan data, menghubungkan fakta satu dengan yang lain, menginterpretasikan data dan menarik kesimpulan. 10 3. IPA sebagai sikap ilmiah adalah suatu sikap yang mendasari proses IPA dalam menghasilkan produk IPA antara lain yaitu objektif, teliti, terbuka, kritis dan tidak mudah putus asa. Senada dengan pendapat di atas, menurut Bundu 2006: 9 Sains adalah ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Secara garis besar Sains memiliki tiga komponen, yaitu proses ilmiah, produk ilmiah, dan sikap ilmiah. Sarkim Bundu, 2006: 11-13 IPA sebagai produk berisi prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori yang dapat menjelaskan dan memahami alam dan berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya. Proses IPA adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu itu selanjutnya. IPA sebagai sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki para ilmuwan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, misalnya objektif terhadap fakta, hati-hati, bertanggung jawab, berhati terbuka, selalu ingin meneliti dan sebagainya. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hakikat IPA mencakup tiga dimensi yaitu IPA sebagai produk, IPA sebagai proses dan IPA sebagai pemupuk sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. IPA sebagai produk artinya dalam pembelajaran menggunakan model discovery learning ini, siswa dapat memahami materi pelajaran IPA serta mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan masalah yang relevan dalam kehidupan sehari-hari. IPA sebagai proses dengan model discovery learning ini siswa dapat mngetahui cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan suatu masalah dalam persoalan yang dihadapi. Sedangkan IPA 11 sebagai pemupukan sikap yaitu melalui model discovery learning ini siswa dapat mengembangkan sikap kerja sama dalam kelompok diskusi demi menyelesaikan masalh yang disajikan.

2. Tujuan Pembelajaran IPA di SD