Hasil Penelitian Yang Relevan
45
diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi satu prediktor dengan rumus persamaan regresi linier sederhana, yaitu Y
ˆ = a + bx . Untuk tahap pertama dalam analisis ini, peneliti memasukkan data yang telah
terkumpul ke dalam tabel distribusi frekuensi dan tabel interval nilai untuk mengetahui kualitas dari masing-masing variabel, baik dalam variabel
intensitas interaksi edukatif orang tua – anak maupun dalam variabel
keberagamaan. Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa mean dari variabel intensitas interaksi edukatif orang tua
– anak adalah 68,98. Hal ini berarti bahwa intensitas interaksi edukatif orang tua
– anak berada dalam kategori baik, yaitu pada interval 65
– 79. Selanjutnya dapat diketahui bahwa mean dari variabel keberagamaan siswa kelas VII MTs NU Banat Kudus adalah
68,56. Hal ini berarti bahwa keberagamaan siswa kelas VII MTs NU Banat Kudus berada dalam kategori cukup, yaitu pada interval 66
– 70. Langkah selanjutnya adalah mencari korelasi antara prediktor dengan kriterium dengan
tehnik korelasi product moment, dan hasilnya adalah 0,41.69 Kemudian melakukan uji koefisien korelasi dengan menggunakan rumus uji t, dengan
hasil 3,65.Dari hasil uji t 3,65 ini, kemudian dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf 5 = 1,994 dan pada taraf 1 = 2,648. Karena th 3,65 t tabel
0,05 = 1,994 dan 0,01 = 2,648, maka hasilnya signifikan. Hal itu juga dibuktikan dengan hasil Freg sebesar 13,34. Karena Freg lebih besar dari
Ft0,05 = 3,98 dan tt0,01 = 7,01, maka hasilnya adalah signifikan. Dari hasil uji hipotesis yang signifikan itu menunjukkan bahwa hipotesis yang
penulis ajukan bisa diterima kebenarannya. Yaitu semakin tinggi intensitas interaksi edukatif orang tua
– anak maka semakin baik keberagamaan anak tersebut siswa kelas VII MTs Banat Kudus.
Dari hasil penelitian diatas hampir sama dengan penelitian yang peneliti lakukan, meskipun berbeda secara tahapan maupun metode yang digunakan
akan tetapi pembahasan yang sesuai yakni membahas tentang interaksi edukatif. Namun perbedaanya pada penelitian sebelumnya lebih menekankan
pada sikap keberagamaan seorang anak sedangkan pada penelitian “Pentingnya Interaksi Edukatif Pendidik Guru Dalam Upaya Pembentukan
46
Akhlak Peserta Didik di Sekolah ” ini membahas tentang bagaimana
pentingnya interaksi yang dilakukan oleh guru dalam upaya membentuk peserta didik yang berakhlakul karimah dan berkarakter.
3. Hubungan Kemandirian Belajar dan Interaksi Edukatif Dengan Hasil
Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Sekecamatan Purworejo Disusun Oleh: Mahasiswa FKIP PGSD Universitas Negeri Sebelas Maret.
Hasil penelitiannya adalah: Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis penelitian dapat
disimpulkan: 1 ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD se-
Kecamatan Purworejo. Peningkatan kemandirian belajar dapat meningkatkan hasil belajar IPS, dan penurunan kemandirian belajar dapat menurunkan hasil
belajar IPS; 2 ada hubungan yang positif dan signifikan antara interaksi edukatif dengan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD se-Kecamatan
Purworejo. Peningkatan interaksi edukatif dapat meningkatkan hasil belajar IPS, dan penurunan interaksi edukatif dapat menurunkan hasil belajar IPS; 3
ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar dan interaksi edukatif secara bersama-sama dengan hasil belajar IPS siswa kelas
IV SD se-Kecamatan Purworejo. Peningkatan kemandirian belajar dan interaksi edukatif dapat meningkatkan hasil belajar IPS, dan penurunan
kemandirian belajar dan interaksi edukatif dapat menurunkan hasil belajar IPS.
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan: 1 guru dalam melaksanakan pembelajaran memperhatikan perbedaan kemandirian
belajar yang dimiliki setiap siswa dan memperhatikan terjadinya interaksi edukatif; 2 orang tua memperhatikan pola belajar anak agar terbentuk
kemandirian belajar dalam diri anak; 3 siswa hendaknya sadar kesadaran akan pentingnya menerapkan kemandirian belajar dan melakukan interaksi
edukatif agar mencapai hasil belajar yang optimal. Dari hasil penelitian “Hubungan Kemandirian Belajar dan Interaksi
Edukatif Dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Sekecamatan
47
Purworejo ” yang membedakan dengan hasil penelitian “Pentingnya Interaksi
Edukatif Pendidik Guru Dalam Upaya Pembentukan Akhlak Peserta Didik di Sekolah
”. Yaitu: dalam penelitian sebelumnya lebih memfokuskan pada hubungan kemandirian belajar siswa dan interaksi edukatifagar hasil belajar
lebih optimal, sedangkan pada penelitian ini lebih menekankan pada akhlak peserta didik setelah adanya interaksi edukatif yang telah dilakukan oleh
pendidik guru
48