Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

53 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Struktur Dasar Pembelajaran Tahap Dimensi Indikator Pelaksanaan kegiatan pembelajaran: kegiatan awal Menciptakan suasana yang kondusif sebelum belajar  Memeriksa kesiapan peserta didik Apersepsi  Mengingatkan materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya Memotivasi peserta didik  Menyampaikan tujuan pembelajaran  Memberitahukan topic pembelajaran yang akan dibahas  Menginformasikan langkah- langkah pelajaran yang akan dilaksanakan Kegiatan inti Menyampaikan bahan pembelajaran  Penyampaian lancar, tidak tersendat-sendat  Penyampaian sistematis  Bahasanya jelas dan mudah dipahami peserta didik Memberi contoh interaksi edukatif  Menunjukkan contoh Menggunakan media atau alat pengajaran  Cara penggunaannya tepat  Membantu pemahaman peserta didik Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk  Dapat dikerjakan oleh peserta didik  Sebagian besar peserta didik terlibat 54 terlibat secara aktif interaksi edukatif  Adanya ineraksi antara guru dengan peserta didik, dan peserta didik dengan peserta didik yang lainnya Mengatur penggunaan waktu  Sedikit waktu untuk pendahuluan  Sebagian besar waktu untuk kegiatan inti  Sedikit waktu untuk mengakhri pelajaran Keterampilan bertanya  Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.  Penyebaran kesekuruh peserta didik  Pemberian waktu berpikir Keterampilan memberi penguatan  Penguatan verbal dengan kata-kata atau kalimat  penguatan non verbal Keterampilan mengadakan variasi  Suara nada suara, volume suara  Mimik dan gerak tangan dan badan  Kontak pandang interaksi edukatif dengan peserta didik Kegiatan akhir Menyimpulkan pelajaran  Memberikan rangkuman Memberikan evaluasi  Melaksanakan post tes Memberikan tindak lanjut  Menyampaikan materi berikutnya  Memberikan PR Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana interaksi edukatif yang terjadi antara pendidik guru terhadap peserta didiknya. Yang dilakukan di luar 55 kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini adalah akhlak. baik yang dicontohkan oleh guru, maupun akhlak peserta didik dalam wujud tawaduk terhadap gurunya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun kisi-kisi instrument yang digunakan untuk mengetahui bagaimana interaksi edukatif yang dilakukan di luar proses kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Observasi Interaksi Edukatif Di luar Kegiatan Belajar Mengajar Tahap Dimensi Indikator Kegiatan Interaksi edukatif pendidik guru terhadap peserta didik menciptakan suasana yang terbuka dan ramah  Guru bersikap ramah terhadap peserta didiknya  Guru menyapa peserta didiknya atau menjawab sapaan peserta didiknya mengucapkan salam, menjawab salam atau sekedar menyapa  Senyum, sapa dan salam  Guru mau mendengarkan keluhan dari peserta didik Guru memberikan teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari  Membuang sampah pada tempatnya  Mengajak peserta didik sholat berjama’ah  Berbicara yang baik dan sopan  Berpakaian sopan dan rapi Guru memberikan motivasi peserta didik  Guru selalu bersemangat dalam melakukan setiap kegiataan Guru tegas dan memberikan  Guru menegur peserta didik jika melakukan kesalahan 56 hukuman jika peserta didik melanggar normaperaturan di sekolah  Guru memberi tindakan hukuman sesuai dengan kesalahan peserta didik  Guru menasehati dan memberikan arahan agar peserta didik tidak melakukan kesalahan lagi Kegiatan Interaksi edukatif peserta didik terhadap guru Bertingkah laku sopan  Peserta didik memberi salam terhadap guru  Peserta didik mencium tangan guru setiap bertemu  Peserta didik berbicara sopan terhadap guru  Peserta didik memperhatikan ketika guru menerangkan  Peserta didik bertanya kepada guru dengan sopan ketika belum paham dengan materi yang disampaikan  Peserta didik tertib dalam belajar di sekolah  Peserta didik berpakaian rapi dan sopan 3. Wawancara Interview Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sesuai berdasarkan laporan verbal, di mana pada wawancara ini terdapat dialog yang dilakukan oleh interviewer pewawancara untuk memperoleh informasi dari interviewee orang yang diwawancarai. 3 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993, h. 113 57 Wawancara ini untuk mengetahui dan menggali informasi secara lebih detail dan mendalam dari subyek penelitian informan sehubungan dengan fokus masalah yang diteliti. Yaitu mengenai pentingnya interaksi edukatif pendidik guru dalam upaya pembentukan akhlak peserta didik di sekolah Study Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Mts Miftahul Amal Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan peserta didik maupun guru akidah akhlak untuk mengetahui bagaimana pentingnya interaksi edukatif pendidik guru dalam upaya pembentukan akhlak peserta didik di sekolah Study Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Mts Miftahul Amal, yang tercermin dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang dibuat pentingnya interaksi edukatif pendidik guru dalam upaya pembentukan akhlak peserta didik di sekolah Study Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Mts Miftahul Amal oleh guru akidah akhlak serta melihat bagaimana interaksi edukatif yang dilakukan pendidik guru lakukan baik di dalam kelas atau dalam proses kegiatan belajar mengajar maupun diluar kelas atau diluar proses kegiatan belajar mengajar yakni sikap sehari-hari peserta didik di sekolah.

E. Analisis Data

Proses analisis data di mulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah baru kemudian dilakukan analisis model interaktif dengan tahapan sebagai berikut : 1. Data Reduction Reduksi data, yaitu peneliti mencatat data yang diperoleh dari lapangan secara rinci, kemudian peneliti mengambil satu data yang penting sebagai fokus dalam penelitian. 2. Display data Penyajian data, yaitu peneliti akan memeriksa kelengkapan dan pengisian angketkuesioner yang berhasil dikumpulkan. 3. Conclusion DrawingVerification Penarikan kesimpulan pemeriksaan Penarikan kesimpulan dan pemeriksaan dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dari lapangandengan analisa kualitatif secara deskriptif dan menyajikan data hasil penelitian dalam bentuk teks yang bersifat naratif. 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Sejarah Berdirinya MTs Miftahul Amal

PRIODE KE-I Sebagai wujud ruhul jihad jiwa berjuang dijalan Allah dan rasa tanggung jawab terhadap pendidikan generasi Islam pada waktu itu, maka pada tahun 1966 atas prakarsa Guru Mualim Hamim Bin K.H. Abusyama Bojong Nangka dan didukung oleh para tokoh-tokoh diantaranya guru Dul Ceplik Bin H. Abu Salam, H. Yahi Bin H. Salam, H.A. Qodir Bin H. Abu Salam dan H. Rojun. Dibentuklah satu pendidikan agama diluar pengajian malam dirumah Guru-guru ngaji dengan nama “Irsyadul Islamiah” dengan tenaga Guru antara lain : H. Arsyad BK Kepala Sekolah, H. Hamdani, H. Arsyadudin, dan H. Jumroni sebagai ustadz guru. Madrasah Irsyadul Islamiyah dibangun dari bekas bangunan rumah Engkong Sabin Bin Banir Pinggir gerbang AL saat ini yang digotong bersama-sama dan ditempatkan di lokasi yang saat ini berdiri Masjid Agung Nurul Huda dengan bahan dari pagar bambu setiap ruang berukuran 5 x 3 M 2 menjadi 3 ruang belajar. Madrasah tersebut bejalan selama dua tahun dan pada tahun 1968 dikarenakan ada sedikit masalah dari pemilik tanah, maka bangunan dikunci dan pendidikan bubar. 59 Selanjutnya Ust. H. Arsyad BK. Ust.H. Jumroni dan Murid-murid yang berdekatan pindah belajar ke kediaman Ust. H. Arsyad BK dan wujudlah madrasah Hudal Islam, sedangkan Ust. H. Hamdani, Ust. H. Arsyadudin pindah numpang belajar di SD Jati Lanang Sekarang SD Raflesia sampai dengan tahun 1970. Adapun untuk kegiatan imtihan murid-murid dipusatkan di depan Langgar yang bangunan Musholah tersebut terbuat dari bambu tabag yang memang telah ada dibangun + tahun 1940 oleh Abdul Somad Bin Minggut bersama saudara-saudaranya dan jamaah, dan direstui oleh orang tuanya yaitu Minggut Bin Ilan. Langgar tersebut setiap malamnya diramaikan oleh anak-anak ngaji dan dijadikan pusat ajaran islam dilokasi yang berdekatan dengan langgar, karena pada saat itu di Jati Lanang sekarang Jatimakmur yang ada hanya langgar H. Minggu di Bojong tua sekarang menjadi Yayasan Al-Ikhlas, Langgar H. Beton sekarang C-62 Masjid Toha, Langgar H. Qodir sekarang Masjid Nurul Rohmah pinggir Hankam, Langgar H. Banjar sekarang Masjid Al-Kautsar pinggir Bukit Kencana, Langgar H. Afdol sekarang Masjid Tarbiyatul Falah, Langgar H. Sakam sekarang Masjid di Jl. Celepuk II dan langgar H. Rijin sekarang Musholah Al-Awabin,. Langgar Abd Somad tersebut dipugar dan diperbaiki pada tahun 1955 yang tadinya dari bambu diganti dengan Bata separo dan pasir yang diambil dari kali Pasar Rebo Bekasi dengan dipikul berjalan kaki sambil pulang berjualan, perbaikan ini pada jaman H. Biyuk bin Hayat, H. Rijin ,dan H. Tongede beserta jamaah langgar. Dan pada tahun 1969 periode abuya K.H. Hamdani langgar tersebut dipugar permanen dengan batu seluruhnya atas dukungan jamaah dan Bapak Mudori sehingga langgar tersebut menjadi luas dengan ukuran 6x9 M 2 dan diberi nama Mushollah “Al-Hamidin” sebagai lanjutan perjuanan langgar Abd Somad dikarenakan beliau meninggal dunia pada malam kamis 22 Muharram Tahun 1966. Inalillahi wainna ilaihi rojiun …….. 60 PERIODE II Sepeninggal Almarhum Guru Abd Samad Bin Minggut tahun1966 perjuangan dalam penyiaran agama da’wah Islamiyah dilanjutkan oleh putra pertama beliau Ust H. Hamdani di dampingi Ibunda Hj. Mardiyah dan Istrinya Hj. Rohmah Hamim beserta saudara-saudaranya. a. Pada Tahun 1970 setelah numpang di SD Jati Lanang mulai dibangun Madrasah yang berukuran 5 x 15 M 2 dijadikan tiga ruang dengan bahan kayu dan pagar bambu yang kesemua hasil swadaya masyarakat dan diresmikan pada tanggal 03 September 1970 dengan nama Madrasah Miftahul Amal MMA b. Bangunan Madrasah tahun 1970 dipugar lagi pada tahun 1974, peletakan batu pertama pada tanggal 05 Mei 1974 ukuran 7 x 28 M 2 dijadikan 3 ruang kelas dengan bangunan permanen hasil swadaya masyarakat dan bantuann PEMDA Bekasi sebesar Rp 750.000.- dan diresmikan pada tanggal 5 Mei 1975 oleh Camat Pondok Gede Bapak Sasmita disaksikan oleh kepala KUA Bapak Moch. Kudus, H. Sarmadah selaku penilik P dan K. Dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Amal MMA dengan kurikulum 100 agama yang pada saat itu pimpinan proyek pembangunan Madrasah Miftahul Amal Bapak Mudori. c. Musholah Al-Hamidin bangunan tahun 1969 diubah menjadi Masjid atas persetujuan Guru Mualim Hamim pada tahun 1979. Peletakkan batu pertama pada hari senin tanggal 05 Desember 1979 dengan nama “Masjid Jami An- Nur” dan majlis Ta’lim Nurul Amal kaum Ibu tiap hari Rabu dan Sabtu. Masjid Jami An-Nur sebagai Masjid ke dua di Jatimakmur setelah Masjid agung Nurul Huda. d. Atas dasar kesepakatan masyarakat dan ulama dibentuklah panitia Pembangunan Masjid Jami An-Nur guna merehabilitasi dan memindahkan lokasi Masjid ke lokasi yang baru yaitu tanah wakaf yang dibeli oleh masyarakat secara urunan tahun 1992 dengan luas 1590 M 2 dengan tujuan Masjid Jami An-Nur yang akan dibangun lebih refresentatif nantinya karena halamannya cukup luas. Peletakkan batu